2

144 13 4
                                    

Ray berjalan dengan menggenggam tangan kanan Erly. Disepanjang koridor sekolah banyak melihat kearah mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.
Ada yang melihat mereka dengan senang dan ada juga yang melihat mereka dengan tatapan tidak suka.
Hal itu membuat Erly semakin menundukkan kepalanya karna tidak tahan di lihat banyak orang. Ray yang sadar dengan itu pun berhenti dan menatap Erly yang selalu menunduk.
Ia tahu gadis itu merasa tidak nyaman.
Ray menatap tajam ke semua orang yang sedang memperhatikan mereka, dan hal itu  membuat mereka takut dan pura pura menyibukkan diri mereka masing-masing.

"Jangan nunduk" ujarnya.

"A aku ga nyaman aja kak, aaku ga biasa dilihatin banyak orang apalagi karna jalannya sama kakak" cicit Erly dengan menggemaskan di telinga Ray.

"Erly, lihat aku, kamu ga usah takut  selama kamu masih disisi aku ga bakal ada yang berani gangguin kamu" kata Ray lembut sambil mengusap pipi kanan Erly.

Erly semakin gugup dan tidak tau kenapa Erly merasa di lindungi lagi, karna selama Erly bersekolah hanya sahabatnya Elsa lah yang selalu melindunginya.

"Ayok" ajaknya menarik tangan Erly menuju kantin.

"Ehh..ehh. tuh si bos sama siapa?
Tumben tumbenan dia bawa cewek" kata alex sahabat nya Raymond.

"Wow, cantikk bener tuh cewek" seru Robby dengan terus menatap Erly.

"Mau gue colok tu mata, minggir!" Suara datar Ray membuat Robby jadi gelagapan.

Ray menggeser satu kursi disamping nya buat tempat duduk Erly.
Semua yang dilakukan Ray kepada Erly tak lepas dari penglihatan teman temannya yang sedang kaget.
Kaget karena baru kali inilah seorang Raymond hard euler bersikap manis kepada seorang perempuan.

" Kamu mau pesan apa?" tanya Ray memperhatikan wajah gadis itu dengan lekat.

"Aku pesan nasi goreng sama teh manis aja kak" jawab nya dengan menunduk Karna teman teman Ray yang selalu menatapnya.

"Sekali lagi gue lihat lu pada nengok PACAR gue, habiss lu semua" ujar Ray dengan tegas sambil menekankan kata pacar.

Teman teman Ray langsung pura pura sibuk sendiri, mendengar kata Ray membuat mereka merinding dan mereka tau kalau Ray tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Ehh si bos, kita ga macam-macam kok. Lagian si bos punya pacar ga bilang-bilang sama kita, iya gak." jawab Alex

"Betul, Oh iya nama kamu siapa dek? Kamu cantik bangat sihhh. Gemmessss deh" goda Robby.

"Sana pesan makanan" suruh Ray menatap tajam kearahnya.

"I..iyaa bos" Robby pun cepat-cepat bergerak dari tempat duduknya.

"Haahhah mampus lo" ejek Alex tertawa.

"Diam lo"

"Heheh" cengirnya.

Kena juga gue.

"Kak, ga bolehh gitu. Teman-teman kakak  cuman bercanda doang kok kak. Kasihan kan kakak-kakak tadi jadi takut" ujar Erly dengan perasaan tidak enak.

Alex mengangguk-angguk kan kepala dan tersenyum manis menatap Erly karna merasa di bela.
Melihat itu Ray pun semakin menatap tajam kearah Alex.

"Saking becandanya pengen gue patahin kakinya" jawabnya enteng.

Mendengar itu, Alex pun mecucutkan bibirnya. Mengerikan itulah dibenaknya saat ini.

"Tega kamu mas.. tega" ucap Alex dengan dramatis.

Melihat itu Erly pun tertawa kecil melihat tingkah kakak kelas nya itu.
Aslinya ternyata tidak seseram yang gue bayangin.

"Makanan datang" seru Robby dengan keras.

"Eh..lo ga makan?" Tanya Robby pada Alex.

"Aku tersakiti disini, aku ga kuat aku akuu.."

"Elleh bacot amatlo, kalo gak mau makan juga engga papa bodoamat gua. Yaudah sana lo, makanan lo jadi milik gua" kata Robby memotong pembicaraan Alex.

Alex menganga mendengar ucapan Robby .
Dia mau cari pembelaan, ehh malah nambah sakit hatinya.

"Sama aja lu semua, sini makanan gue
dah tau gue lapar" merebut makanannya yang hendak Robby makan.

"Tadi katanya ga mau makan"

"Diamlo"

Erly pun kembali tertawa melihat kelakuan kakak kelas nya itu.

"Udah, jangan liatin mereka kamu makan aja atau mau ku suapin?
Tanya Ray.

"Iya bang, suapinn dong" bukan Erly yang mengatakan nya tapi Alex yang menatap geli kepada Ray.

Ray tidak mempedulikan temannya itu, dia masih menatap Erly dengan sayang.

"Engga usah ka, aku bisa sendiri kok" Erly tersenyum manis di hadapan Ray.

Hal itu membuat detak jantung Ray semakin tidak beraturan.
Dia pun mengalihkan pandangannya ke makanan nya.

"Salting lo kan" ujar Robby kepada Alex untuk menggoda Ray.

"Salting? Gue lagi makan ini, salting apaaan dah"

"Bego, pengen gue libas ni orang" ujar Robby dengan kesal.

Setelah selesai makan, Ray pun mengantar Erly ke ruangan kelasnya.
Dengan diikuti kedua sahabat.
Selama perjalanan Alex sering kali menggoda cewek-cewek yang lewat.
Yahh seperti itulah Alex sangat terlihat playboy dan suka jahilin cewek.

"Kak makasih yah, aku masuk dulu"
Ray pun menanggapinya dengan senyuman.

"Pulang sekolah aku tunggu di parkiran, baik-baik di kelas ga usah ngobrol sama teman teman kamu yang cowok. Ingat kamu udah punya pacar." Kata Ray dengan mengusap pipi putih nya Erly.

Ihhh kok kak Ray jadi possessive gini yah, kata Erly dalam hati.

"I iiya ka"

"Udahh,sana masuk".

"Byee kak" melambaikan tangan, tidak lupa dengan senyum manis nya.

"Cantik bangat sihh" kata Alex dengan tersenyum.

Ray menatap tajam Alex dan berlalu pergi meninggalkan mereka.

"Dijadiin samsak Ray, baru tau rasa lo" kata Robby menyusul Ray.

"Kenapa sih? Gue kan ga salah, emang Erly cantik kok. Kan gak mungkin gue bilang jelek Kalo Erly nya memang cantik. Dasarrr aneh lo, Eehh tungguinn gue njirr" teriak Alex mengejar teman- temannya.






















Alex genit bangat yahh guysss😂

See you🥰

RAYMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang