4. SAKIT

1.3K 157 4
                                    

Wonwoo membuka kedua matanya ketika rasa dahaga ditenggorokannya memaksanya untuk bangun, padahal sekarang masih tengah malam. Wonwoo sudah berusaha menahannya dan memutuskan untuk melanjutkan tidurnya, tapi sayangnya dia tidak bisa, dahaganya harus ia tuntaskan.

Wonwoo duduk dikasurnya, dan beranjak dari kasur. Dia berjalan menuju dapur untuk minum, namun Wonwoo menghentikan langkahnya ketika matanya tanpa sengaja melihat ke arah Jisoo yang tidur di lantai. Perlahan ingatan masa lalu kembali dia ingat.

"Aku tidak ingin kau tidur denganku, dan tidur di ranjangku!"

"Lalu aku tidur dimana Wonwoo? Dikamar ini tidak ada sofa, kalau aku tidur dikamar tamu, eomma dan appa akan memarahimu..."

"Biarkan saja! Aku ingin mereka tahu, kalau aku selalu menyiksamu sehingga mereka akan membuat kita bercerai! Kalau kau tidak ingin eomma dan appa memarahiku, tidur saja di lantai!!"

"Lantai?"

"Ya, di lantai. Kau tidak mau kan? Jadi sekarang pergi dan tidurlah di kamar tamu!!"

"Ah tidak. T-tenanglah, aku akan tidur di lantai, asal eomma dan appa tidak marah padamu. Jadi jangan katakan ini kepada siapa pun yah? Apa kau bisa berjanji?"

"Baik! Kalau begitu ambil bantal dan guling ini, kemudian tidur di lantai. Sana!!"

Wonwoo menghela nafasnya, ketika ingatan itu memutar diotaknya. Wonwoo benar-benar tak habis pikir, apa jalan pikiran anak ini. Padahal saat itu Wonwoo hanyalah mengancam, karena dia ingin Jisoo menceraikannya.

Tapi gilanya, Jisoo malah menyetujui hal itu. Tadinya Wonwoo mengira kalau Jisoo tidak akan tahan tidur di lantai dalam waktu yang lama, pasti dia akan marah lalu menceraikannya. Tapi nyatanya? Jisoo malah tetap bertahan, sampai saat ini.

Saat itu, Wonwoo menyetujui permintaan Jisoo untuk menyembunyikan hal ini dari siapa pun, karena orang tua Wonwoo sering mengunjungi dan mengawasi apartemenya. Jadi setiap malam mereka akan mengunci pintu kamar, dan esok harinya, Jisoo akan bangun dan tampak biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa.

Hhh..... sangat bodoh, pikir Wonwoo. Namun Wonwoo mengernyitkan keningnya ketika menyadari ada yang berbeda dari Jisoo kali ini. Kenapa Wonwoo merasa Jisoo sangat mengeratkan selimutnya? Dan tubuhnya juga tampak gemetar.

Karena penasaran, Wonwoo perlahan menggerakkan dan menempelkan punggung tangannya ke dahi Jisoo dan seketika itu juga, dia langsung menjauhkan tangannya kembali. Tubuh Jisoo benar-benar panas, sangat panas, SANGAT.

Tiba-tiba Wonwoo teringat sesuatu.

"T-tadi aku mau merapikannya, tapi tadi aku merasa mual sehingga aku memuntahkannya di kamar mandi, aku sedang tidak sehat Wonwoo... sudah dari pagi"

'Sial! Jadi dia tidak berbohong?!' Ucap Wonwoo didalam hatinya. Tadi dia pikir kalau Jisoo itu berbohong, ternyata anak itu tidak berbohong. Bersalah? Entahlah... Wonwoo tidak tahu. Selain itu, Wonwoo merasa iba melihat Jisoo sekarang.

'Aku harus memindahkannya ke kasur, demamnya bisa bertambah parah.'

Kemudian Wonwoo menarik selimut yang Jisoo kenakan dan melepaskannya. Mungkin karena Jisoo lelah dan tenaganya yang hampir habis, Jisoo tidak menyadari sekarang Wonwoo sudah mengangkat tubuhnya ala bridal style dan membawanya keatas kasur empuknya, lalu membaringkannya disana. Sedangkan Jisoo? Dia masih tidur dan belum bangun.

Seusai membaringkannya, Wonwoo kembali menyelimuti Jisoo dengan selimut Wonwoo yang tebal, karena selimut milik Jisoo tidak terlalu tebal.

Wonwoo membiarkan bagian lehernya tidak tertutup selimut, sehingga hawa panas dari tubuh Jisoo bisa keluar dari sana.

Proof Of My Love For You (Wonshua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang