Note : Warn! Sex content here, yang belum siap atau ngga terbiasa baca gay smut bisa klik keluar sekarang juga, be wise reader, please.
Setelah malam pengakuan secara terang-terangan itu, hubungan hyunjin dan jeongin semakin baik dari sebelumnya. Hyunjin begitu menempel erat pada jeongin, seperti di baluri lem permanen. Mereka sangat bersyukur mempunyai orang tua yang bisa terbuka pada hal yang tabu, rasanya jeongin ingin benar-benar mencium kedua kaki ibunya setiap saat, wanita cantik yang telah melahirkannya itu begitu pengertian, dan mempunyai hati bagai malaikat.
Biarpun sudah bersatu, tetapi jika sudah tinggal bersama sebelum menikah sama saja dengan berzina, pikir sang ibu. Jadi mereka sekarang tinggal berpisah tetapi masih satu distrik di dekat kampus, tetapi namanya juga anak muda, hampir setiap malam hyunjin menginap di apartemen jeongin. Satu cincin berwarna perak tersemat di masing-masing jari manis hyunjin maupun jeongin, ini sudah kurun waktu delapan bulan mereka bertunangan.
Hyunjin di depan jeongin, tersenyum dengan sangat manis. Dagunya bertumpu pada sebelah tangannya sedang tangan yang lainnya sibuk mengelus tangan kanan jeongin di atas meja. Tidak memperdulikan dimana mereka sekarang, di cafe. "Jeong ... "
"Hm?"
"Kemarin kakak ke klinik, ada yang bagi-bagi brosur tentang menerima donor sper-"
Jeongin tersedak smoothie pisangnya, setiap harinya ada saja hal-hal baru yang keluar dari mulut hyunjin, kemarin bulan madu ke transylvania, lalu bisnis tempat bermain anak-anak di dominasi dengan bebek karet, lalu sekarang donor sperma. "Tunggu- jangan bilang kakak mau coba??!!"
Dengan tampang polos di buat-buatnya, hyunjin mengangguk antusias. "Bolehkan? Si penerima donornya ini kebanyakan adalah perempuan muda yang di tinggal oleh suaminya jeong, mereka menerima 'titipan bayi' ini, asal setiap bulannya kita bisa menafkahi ... Dan setelah bayinya lahir, otomatis kita langsung adopsi." Jelasnya, kedua tangannya membentuk tanda kutip di kata titipan bayi.
"Kok aku dengarnya rada ngeri ya kak? Apa ini legal? Aku baru tahu ... "
"Tentu saja legal, kita membantu finansial orang dan orang tersebut sedang mengandung bayi kita? Ini sudah banyak di lakukan untuk orang-orang yang tidak bisa membuahi atau di buahi jeong ... "
"Kakak kok ngebet sekali? Kenapa."
"Hanya ingin melihat ibu bahagia menggendong cucunya ... "
Jeongin terdiam, benar sekali. Ia baru sadar kalau mereka sama-sama adalah pria dewasa sekarang, walaupun kedewasaan jeongin samar-samar. Hyunjin bahkan sudah merencanakan pernikahan mereka setelah lulus kuliah nanti. Menabung dengan cara bekerja part time di mana-mana, lalu setelah lulus kuliah dan menikah, hyunjin akan lanjut bekerja, mencari pekerjaan tetap hingga sukses nanti. Sedangkan dirinya hanya menikmati uang hasil jerih payah hyunjin saja sekarang ini.
Membuat keluarga kecil yang bahagia? Apakah itu tujuan hyunjin bersamanya? Jeongin merutuki dirinya sekarang, selama ini yang ia pikirkan hanyalah kesenangan muda dan tidak ada pikiran sampai akan mempunyai buah hati dengan hyunjin? Pasangan macam apa jeongin ini. "P-pakai sperma siapa kak?" Cicit jeongin, melihat ke kanan dan kiri, takut-takut ada yang menguping obrolan semi dewasanya ini.
"Mau sperma mu dulu atau kakak? Untuk anak pertama."
"Astaga! Yang benar saja mau sekarang kak? Lalu nanti kakak akan- melakukan seks ... "
Hyunjin tertawa renyah, tangannya terulur mengusak surai hitam jeongin. "Jadi kau memikirkan caranya jeong? Benar-benar ya ... Tentu saja tidak seperti itu caranya, pakai suntikan atau apalah itu, aku belum baca lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Convivencia ❲ hyunjin ft jeongin ❳
Fanfiction( Start : 2019 December - End : 2020 July ) Bagaimana rasanya mempunyai saudara tiri yang memiliki kekurangan pola dalam berpikir dan bertindak atau kebanyak orang lebih mengenal dengan istilah autis? 一 Jeongin rasanya sudah muak. Background story ;...