04

2.4K 311 24
                                    

[kakak adik yang tampan]


     "Permisi Tuan Chenle"

Butler kesayangan Chenle masuk ke dalam kamarnya sambil membawa sepucuk surat di genggaman tangannya.

"Chenle lagi-lagi membaca novel romantis ya" Ucap Yuta memperhatikan Chenle yang sibuk berkutat dengan tumpukan buku novel di kasurnya.

"Iyaa seruu lohh. Oh iya itu apa paman?" Chenle menutup bukunya dan berjalan ke arah Yuta.

Yuta langsung menyerahkan surat undangan kepada Chenle dan bergegas pergi.

Chenle membuka pita yang menutup gulungan surat itu.

"Pesta minum teh lagi?! Yesss aku bisa makan besar. Semoga sajaa nanti bisa ketemu teman yang juga suka baca novel" Chenle memeluk surat dari kerajaan V itu dengan tangannya.

Surat undangan adalah favorit Chenle. Karena di setiap acara kerajaan pasti banyak sekali kue-kue manis yang berjejer di meja.

Membayangkannya saja membuat Chenle jadi lapar.


👑


     "Wahh hebat ya dekorasinya bagus sekali" Ujar Chenle dengan matanya yang berbinar terang melihat pemandangan di sekitarnya.

Bukannya mencari orang yang mengundangnya, Chenle malah sibuk mencari meja makan.

"Ayo Jisung" Chenle menggandeng dan menarik Jisung kuat. Padahal Jisung sedang sibuk menyapa pangeran-pangeran lainnya.

"Kaak makan nya hati-hati, malu dilihat orang" Jisung dengan sigap mengelap pinggir mulut Chenle yang belepotan krim kue dengan sapu tangannya.

Ketika sedang asik mengunyah kue, lagi-lagi perut Chenle kumat. Chenle langsung berlari meninggalkan Jisung dengan wajah bengongnya.

"Dasar kak Chenle untung Jisung sayang" batinnya.


👑


     "Ahh leganya" Chenle keluar dari toilet sambil menepuk-nepuk perut bayinya.

Chenle bergegas berjalan menuju tempat pesta yang diadakan ditaman.

Chenle berjalan sambil sesekali melompat, tak sengaja kakinya malah menginjak buntut anjing yang sedang tertidur.

"Anjing baik anjing baik" Ucap Chenle kepada anjing itu yang terbangun karenanya.

"Anjing baik maafk— GYAAAAA JANGAN KEJAR AKU" Chenle berlari sekuat tenaga menghindari kejaran anjing itu.

"Sial jalan buntu" Dengan cepat Chenle langsung berlari dan memanjat pohon terdekat agar anjing itu tak lagi mengejarnya.

Merasa sudah aman Chenle mengulurkan satu kakinya hendak turun dari pohon.

"Hei kau"

Suara anak-anak di bawah pohon mengurungkan niat Chenle untuk turun.

"Berani-berani nya kau menampakan wajah terkutuk mu"
"Kasian ya kakak mu ikut menderita karenamu"
"Lihat pasti dia ini anak penyihir"

ᴠɪʟʟᴀɪɴ | ChenSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang