1.•Melany Afrananda•

35 6 2
                                    

Suara alunan lagu dari sebuah ponsel memecah keheningan suasana rooftop yang berselimut embun pagi. Hawa dingin khas pagi buta menyapa kulit mulus gadis yang sedang asik mencuci pakaian nya tanpa menghiraukan cuaca dingin menusuk kulit.

Ia terus menggosok cucian nya dengan posisi duduk jongkok di lantai semen rooftop. Beberapa menit kemudian pakaian itu siap dijemur. Terlihat awan pagi mulai menyinari wajahnya yang tampak cantik bak bidadari.

Suara perasan pakaian menjadi suara kedua yang menemani nya di kesunyian .

"Aku bisa membuat mu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta.... Kepadaku..." Gumam nya ikut bernyanyi saat reff lagu.

"Beri sedikit waktu... Biar cinta tumbuh karena telah terbiasa..... " Bibir merah alami nya terus bergerak seraya berjalan kearah tali jemuran yang kosong.

Tanpa sadar seratus meter dari arah kirinya, seorang lelaki berbadan tegap tengah memerhatikan nya. Cowok itu menyangga tubuh nya di atas pembatas balkon menggunakan tangan.

Senyum kecil hadir dari bibir tipis nya saat melihat sang gadis bergerak lucu dengan mulut komat kamit. Mata tajam nya tak pernah ia alihkan kearah lain, tak ada kata bosan saat memandang wajah cantik alami itu. Ia bisa melihat seberapa cantik dan sederhana nya gadis itu meski berjarak satu km sekalipun.

"Gue gak tau sedalam apa lubang di hati gue kalo terus terusan jadi pengagum rahasia lo." Gumam nya.

Batin dirinya mengumpat "lo nya aja yang pengecut! "

Batin lain nya menjawab "Tunggu waktu itu tiba, secepatnya dia jadi milik gue. Seutuhnya! " Katanya meyakinkan seraya menatap gadis itu yang memasuki rumah nya lewat pintu setengah jendela dengan menunduk.

Nyatanya ini sudah setahun sejak ia memandang, mengagumi, menyukai lalu tumbuh lah rasa mencintai dalam dirinya.

-LFA-

"Pagi kak. " Sapa seorang gadis berseragam putih abu abu saat melihat sang kakak sedang memasak di dapur kecil sederhana mereka.

"Eh,udah mau berangkat? Tunggu sebentar, ini nasi goreng nya dikit lagi jadi. " Ujar nya dengan suara keibuan saat melihat sang adik sudah rapi.

"Aku bawa bekal aja ya kak. Nanti terlambat, aku kan petugas upacara hari ini, jadi harus dateng lebih awal. "

"Maka dari itu kamu sarapan dulu. Nanti pingsan lho ditengah lapangan. "

"Enggak bakal.Lany kan kuat. Lagian ini bukan pertama kali upacara gk sarapan. Udah sering lho kak. "

Sang kakak hanya berdecak melihat adik nya yang keras kepala. Ia melanjutkan acara memasak nasi goreng putih seadanya.

Sedangkan sang adik itu sudah keruang tamu memakai sepatu nya. Namanya Melany Afrananda. Gadis cantik berwajah alami tanpa polesan. Bertubuh tinggi dan sedikit berisi. Sekolah menengah atas kelas dua belas sma. Anak kedua dari pasangan Afratama dan Nanda Sutomo.

Bukan berasal dari keluarga kaya atau ber derajat tinggi semacamnya. Hanya gadis sederhana dengan kehidupan yang pas pasan. Ia dan sang kakak bernama Marlinda Afrananda-merantau jauh ke kota dari orang tua yang ada di kampung dan tinggal di sebuah kontrakan tingkat yang di sampingnya terdapat sebuah masjid dan pondok mengaji.

Kakak nya yang berhenti kuliah demi mencari uang dengan menjadi guru mengaji untuk membiayai pendidikannya. Ia sangat bersyukur diberi kakak seperti Marlinda yang selalu ada dan mendukung pendidikannya agar tak patah semangat.

Love For AdmirersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang