Mengingat Mba Ifah (Part 3)

3 0 0
                                    

Semenjak kejadian itu mereka berdua akhirnya pisah kamar walaupun masih satu atap. Hal itu dilakukan oleh Mba Ifah guna menjaga psikologis anak semata wayang. Dia tidak mau hati anaknya terluka, biar dia saja hatinya yang terluka. Sebulan sudah tak ada keputusan dari suaminya. Mba Ifah memilih bermusyawarah dengan keluarga besar khususnya Mama mertua yang sekaligus bibi baginya.

"Mama menginginkan keluarga kalian tetap utuh. Anak mama sudah mengakui kesalahannya nak. Maafkan dia. Mama juga akan bicara ke Mas Tio untuk menceraikan perempuan itu, rugi bagi dia jika lebih memilihnya dan melepaskan wanita baik-baik seperti kamu"

Mba Ifah hanya menangis mendengarnya. Dia tidak menyangka keluarganya hancur, keluarga kecil yang selalu dia jaga kehormatannya. Sebenarnya mudah baginya membalas apa yang telah dilakukan suaminya karena selama suaminya kerja keluar kota, beberapa dari teman kerjanya dahulu yang pernah menaruh hati sesekali menghubungi menanyakan kabarnya.

Mba Ifah memiliki kulit yang putih serta wajah yang cantik, tubuhnyapun tidak berubah tinggi semampai tak kalah seperti gadis pada jamannya. Tapi dia memiliki prinsip yang kuat karena dia bukan wanita sembarangan yang suka menebar pesona kecantikannya. Diri dia hanyalah untuk suaminya, niat mencari ridho ilahi melalui kehidupan berumah tangga yang dijalani.

Rasa hati (aku bukanlah dirimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang