17 || Bertengkar

2.6K 238 38
                                    

~oOo~

Jungkook keluar dari toilet dengan langkah yang gontai, wajahnya tampak lelah dan putus asa. Ia mengusap wajahnya kasar, kegusaran dan kegelisahan menyeruak di dalam dirinya. Menghantuinya dengan berbagai emosi, terutama perasaan bersalah yang teramat tinggi mengenai istrinya.

Ia bahkan tidak perduli dengan pandangan orang-orang di rumah sakit yang lalu lalang ketika melihatnya yang lebih mirip gelandangan dibandikan seorang pemimpin perusahaan. Ia pun merasakan bahwa dirinya mulai mati rasa, meski wajah rupawannya bak dewa Yunani yang terpahat sempurna menjadi babak belur akibat belaian kuat yang di lemparkan sang ayah padanya. Mungkin sedikit dari sisa-sisa rasa sakit itu masih membuatnya nyeri, namun tak lebih nyeri dari dada bagian kirinya yang terus berdenyut-denyut perih.

Penjelasan dokter mengenai kondisi istrinya membuatnya sangat menyesal dan terpuruk. Menggerutu tentang kecerobohan tololnya pun tak akan membuahkan hasil. Realitanya, istri kecilnya tetap terluka—terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan wajah cantiknya yang memucat.

Dokter mengatakan bahwa pendarahan saat hamil bukanlah hal yang normal kecuali pada usia kehamilan 6 sampai 12 hari ketika terjadi penempelan janin pada dinding rahim. Pada usia 2 bulan pendarahan bisa menjadi awal tanda keguguran. Namun, Jungkook masih mampu menghela napasnya sedikit lega ketika dokter mengatakan bahwa calon bayinya masih bertahan di dalam kandungan Eunbi namun rentan mengalami keguguran karena bayinya yang cukup lemah.

Memang, pendarahan pada kehamilan terdengar menyakitkan. Namun, ada dua kategori pendarahan pada kehamilan. Pendarahan normal dan pendarahan tidak normal atau pendarahan berbahaya yang tentu saja membahayakan janin maupun ibu hamil.

Kondisi kehamilan istrinya masih terbilang cukup mengkhawatirkan namun bayi mereka masih bisa selamat dan bertahan. Pendarahan itu terjadi akibat benturan berlebihan janin pada dinding rahim sehingga dinding rahim istrinya beraksi. Meski janinnya masih bertahan, sangat tipis kemungkinan bahwa janin akan bertahan lebih lama bila terjadi guncangan lagi.

"Bila terjadi guncangan lagi sedikit saja, 90% keguguran akan terjadi. Karena janinnya sangat lemah … "

Kalimat itu terus terngiang, berputar, melayang bebas mengitari samudra isi kepala Jungkook.

Jungkook memasuki sebuah kamar dimana terdapat istrinya yang terbaring lemah dengan mata terpejam di ruangan serba putih. Pandangannya menyendu melihat istri kecilnya yang pasti sangat kecewa terhadap perbuatannya. Ia menghela napas berat, lantas menolehkan kepalanya pada sang ibu yang tengah menatapnya dengan memegang sekotak peralatan obat P3K di tangannya. Ibunya tersenyum lembut, bahkan melihat senyum ibunya kembali membuat hati Jungkook tersayat mengingat perbuatan brengseknya pun membuat hati ibu tersayangnya terluka.

"Kemarilah, Eomma akan mengobati lukamu. Kau terlihat menyedihkan, sayang. Dan aku semakin terluka melihatmu seperti ini."

Jungkook mengangguk lamban dengan gurat wajah penuh kepiluan. Ia hanya menurut, menyeret tungkainya untuk melangkah mendekati sang ibu. Duduk di sofa putih dan menghadap posisinya pada ibunya agar memudahkan ibunya untuk mengobati luka kecilnya yang tak seberapa nyeri bila dibandingkan penyesalannya terhadap sang istri.

"Maafkan aku, Eomma." Jungkook berucap lirih dengan nada getir dan bergetar.

Seohyun mengulas senyumnya samar, kemudian mengusap pipi kanan Jungkook dengan lembut. Memandang satu sama lain dengan putranya dalam waktu yang cukup lama. Menyelami Netra hitam kemilau milik Jungkook yang tampak Indah. Seohyun tersenyum tipis, ketika dirinya tak menemukan kebohongan dalam bola mata kelam pekat putranya. Jungkook menunjukkan seberapa terlukanya dia, menerangkan dirinya yang dilanda perasaan penuh sesal.

My Little Wife || BTS JUNGKOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang