[08] Ada Apa Denganku?

1.7K 115 1
                                    

Jungkook's Pov

Pagi ini aku dibangunkan oleh rasa sesak yang menghimpit dadaku. Setelah tadi malam aku mengalami demam, kini sakit itu mulai merembet ke sumber pernafasanku. Sesak rasanya dada ini untuk sekedar mengambil nafas. Pun nyeri rasanya bila ku paksakan.

"Uhuk... Uhuk..."

Berkali-kali ku terbatuk disertai rasa sakit di dada. Kucoba menahan sakitnya dengan menarik nafas pelan. Namun aku masih susah untuk menghirupnya. Seakan oksigen disekelilingku sudah habis terkuras.

"Uhuk... Uhuk..."

"Ada apa denganku?" Ucapku lirih. Suaraku pun menjadi serak.

Memang aku tak pernah mengalami ini sebelumnya. Tetapi akhir-akhir ini aku sering mengalami sesak nafas. Aku pikir itu hal yang wajar karena aku sering pulang larut malam. Tetapi dengan batuk ini. Aku tak pernah mengalaminya.

Untuk sementara, akan aku coba menahannya. Aku meminumkan air putih sebanyak mungkin untuk melembabkan tenggorokanku yang terasa kering dan gatal. Lantas, aku berlalu ke kamar mandi setelah merasa batuk dan sesak mulai mereda. Tak butuh waktu lama untuk membersihkan diri. Setelah selesai, aku keluar dan memakai seragamku.

"Tuan, Ahjumma membawakan sarapan untuk Tuan." Suara Park Ahjumma mengalihkan pandanganku dari lemari pakaian.

"Masuk saja Ahjumma." Teriakku dari dalam. Aku kembali mencari sepasang sepatuku setelah aku selesai memakai seragam sekolah. Ahjumma masuk dengan membawa meja beroda berisi makanan.

"Semoga Tuan menikmatinya." Ahjumma berlalu meninggalkan makanan di meja dorongnya. Aku menatap makanannya sejenak dan berlalu. Aku merasa pagi ini selera makanku kembali hilang. Mual rasanya melihat makanan dimeja. Aku juga merasa kenyang meskipun hanya meminum air putih.

"Jungkook-ah. Kau sudah mendingan?" Terdengar suara Namjoon hyung dari balik pintu.

"Oh. Aku sudah sembuh, hyung." Jawabku cepat. Aku tak ingin membuat Namjoon hyung khawatir lagi padaku.

"Syukurlah. Ya sudah, hyung berangkat dulu. Hyung akan kedatangan clien penting pagi ini. Mian hyung tidak bisa mengantarmu." Tanpa jawaban dariku, Namjoon hyung sudah berlalu dari sana. Sepertinya Namjoon hyung sangat sibuk sekali. Kasihan dia. Diusianya yang mendekati kepala tiga, dia masih melajang. Kekeke...

Aku berjalan kaki menuju halte depan. Seperti biasa, aku selalu sendirian. Sinar matahari yang baru saja terbit menyilaukan pandanganku. Cahaya mentari menerobos diantara dedaunan.

Perjalananku aku rasakan semakin lamban. Entah mengapa kakiku cepat merasa lelah. Biasanya tidak seperti ini. Keringatku pun sampai mengucur deras. Padahal aku baru berjalan beberapa meter dari rumahku.

Perlahan tenagaku semakin menipis. Aku lantas duduk dan beristirahat sejenak. Sekedar mengambil nafas yang kembali sesak. Menetralkan kembali dengan perlahan menarik nafas panjang.

Aku kembali berjalan setelah merasa baikan. Tanpa kusadari, hari sudah semakin siang. Aku mempercepat laju jalanku. Untuk segera sampai di halte sebelum bis datang.

Belum juga aku sampai di halte, bis sudah tampak dari ujung jalan. Aku bergegas menghampirinya. Mempercepat langkah kakiku untuk sampai di halte.

Aku melihat bis sudah sampai di halte. Para haksaeng yang menunggu segera masuk kedalam bis. Aku yang tak ingin ketinggalan bis lantas berlari. Namun keberuntungan tak menghampiriku. Bis sudah terlanjur melaju meninggalkan halte.

"Ahjussi... Gidaryeo..." Aku mencoba memanggilnya seraya berlari sekuat tenaga. Aku melambaikan tangan berharap ahjussi melihatku dikaca spion.

"Ahjussi... Berhentilah sebentar..." Aku benar-benar mempercepat laju lariku. Dijalanan yang sangat ramai ini aku tak peduli dengan semua orang yang tengah menatapku iba. Aku hanya ingin mengejar bis dan tiba di sekolah tepat waktu. Aku tak ingin terlambat. Apalagi bis itu adalah bis sekolah satu-satunya yang melaju di daerah ini.

Jeongmal, Jeoseonghabnida HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang