Terpojok akan perasaanya sendiri, Youra tidak melepaskan sentuhan sidik jari itu pada bibirnya. Memori kusut akan clip film yang terkesan menjengkelkan saat beberapa jam lalu, membuat Youra tidak banyak berucap setelah Yoongi meninggalkan sebatas kalimat ... Aku normal.
Youra memilih membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dari wastafel. Lantas menatap sekilas dirinya dengan dahi yang berkerut, karena teramat bingung. "Dia membuatku tenggelam dalam rencanaku sendiri. Padahal aku berniat untuk membalas perlakuannya saat itu."
Youra kesal, ia bahkan menghapus beberapa jejak yang masih terasa jelas di area ranumnya. Ia harus bisa membuang ingatan tentang ciuman tadi. Bisa saja dosen itu memang sedang bermain-main atau bahkan dia memang sedang mencoba menutupi masalah pada phobianya. Bisa saja, kan. Youra tetap bersikukuh akan keyakinannya sendiri bila Yoongi bukan pria normal.
Ia segera melangkah keluar dari toilet kampus. Ia harus cepat pulang, ia khawatir bila ayah akan memarahinya lagi dengan berbagai cemoohan gila yang selalu terungkap bebas dari mulutnya. Namun, memang terkadang Tuhan selalu menyiksanya dengan hal-hal yang tidak terduga. Seperti di mana ia harus kembali berpapasan dengan pria itu yang sama-sama baru saja keluar dari sebuah toilet. Ah, Youra sedikit lagi akan sampai pada titik terakhir kewarasannya.
Youra mengutuk dirinya sendiri ketika ia harus mematung tat kala kedua netranya saling menyapa. Lantas, Youra memilih segera pergi dengan membiarkan surainya bergerak menurun menutupi wajahnya. Bagaimanapun, percuma, Youra tidak bisa melupakan rentetan kejadiannya. Teramat jelas. Bahkan terlalu jelas.
Sequoia
"Kau baru pulang?"
Benar saja dugaan Youra bila ayah sudah berdiri bak penjaga istana di depan pintu rumah. Pria setengah baya itu berangsur menatap Youra sengit, memantapkan diri untuk menyerang Youra dengan nada dan kosa kata yang akan meringsut keras.
Youra mendengkus, ia hanya menganggukkan kepalanya. Ingin bergerak memasuki ruangan, tapi ayah malah lebih dulu menahannya. "Sejak semalam kau tidak pulang, lalu hari ini kau pulang terlambat. Apa pekerjaanmu selalu menyusahkan orang tua, Youra."
"Terserah."
Youra akan bersikap tuli untuk yang satu ini. Ia lebih memilih menghindari perdebatan yang menurutnya tidak pantas untuk di debatkan. Bahkan rasanya bagi Youra yang seharusnya mereka urusi adalah kepalsuan yang mereka susun, bukan kepentingan Youra.
Semuanya memang berubah, butiran berlian yang Youra anggap akan bertahan lama untuk tetap indah, nyatanya memilih untuk menjadi serpihan pasir yang kasar. Ayah dan ibu, mereka selalu bertingkah drama, berpura-pura menegur Youra, memarahi Youra, lalu setelah itu membujuk Youra bila Youra melihat benda-benda kembali berserakan lagi. Permainnya selalu berputar pada ujung tali yang sama. Menyebalkan.
"Youra, dengarkan ayahmu."
Tiba-tiba ibu sudah berdiri di balik punggung pria tua itu. Menegaskan perintah yang membuat Youra semakin enggan mematuhi dan segera ingin memasuki kamarnya. "Sudahlah, aku lelah. Toh, kalian tidak akan peduli aku pergi ke mana," ketus Youra, melangkah melewati keberadaan mereka berdua. Bergerak cepat menaiki anak tangga dan memasuki kamar miliknya dengan meninggalkan satu nada amarah pada pintu yang terbanting sempurna.
Sequoia
"Hey, hentikan! Sudah terlalu banyak alkohol yang kau minum."
Seorang pria yang berprofesi sebagai bartender lekas menahan pergelangan tangan itu yang akan kembali menyentuh segelas wine.
"Satu kali lagi, aku akan baik-baik saja, Joon," ucapnya terdengar lirih. Dia sedang memaksakan diri untuk meneguk beberapa sisa winenya, membuat Kim Namjoon hanya menghela napas pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(REVISI DULU) Sequoia || Min Yoongi Fanfiction ✔
Hayran Kurgu(PROSES REVISI-END) Semua orang mengatakan bahwa masa lalu adalah sebuah sejarah yang berbeda tentang hari ini. Namun, bagi Yoongi semua waktu adalah sama. Mencintai dimasa lalu, bukan berarti harus mencintai dimasa sekarang. Perceraian yang terjadi...