3. Pulang Sekolah 🌈

33 5 0
                                    

ㅎㅎㅎ
🌈 Happy reading 🌈
.
.
.

Saat oliv masuk, keadaan kelas yang tadinya bising langsung terasa hening. Oliv tidak melakukan apa -apa. Dia hanya masuk dan merebahkan badannya dengan kedua tangan menumpu kepalanya di meja. Dia duduk sendiri tapi kadang-kadang ada yang duduk dengannya. Oliv membiarkan, bukan, Oliv tidak peduli.

Sekolah berjalan dengan cepat seperti keinginan Oliv,bel pulang berbunyi. Oliv berjalan dengan mata yang menghadap kedepan menyibak kerumunan. Namun herannya orang-orang seakan mengerti bahwa Oliv telah kehilangan mood-nya.

Semua siswa-siswi yang melihat Oliv melintasi koridor langsung saja menyingkir memberikan jalan. Tidak ada yang mau berurusan dengan Oliv. Walau selama ini yang menjadi target Oliv adalah cewek cupu. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu dari mereka akan menjadi target selanjutnya.

Oliv hanya membully satu target saja, baru setelah itu mencari target selanjutnya. Tidak ada yang berani menghentikan Oliv walaupun kepala sekolah sekalipun. Entah apa yang membuat pihak sekolah mendiamkan kelakuan Oliv, begitu pikir siswa-siswi Pancasila. Mereka merasa tidak adil.

Mungkin hanya ditegur sekali dua kali, dan Oliv hanya menerima skorsing satu minggu apabila kelakuannya benar-benar keterlaluan. Seperti kejadian satu bulan lalu dimana ada cewek cupu yang dengan sengaja Oliv dorong ke kolam renang sekolah mereka, cewek tersebut tidak bisa berenang.

Untung saja masih ada anak kelas XI A 1 yang selesai melakukan latihan penilaian renang, kalau tidak, mungkin cewek cupu tersebut sudah lewat.

Oliv berjalan dengan wajah datarnya menuju parkiran, hari ini Oliv bisa bebas, dia benar-benar amat sangat bersyukur tidak ada yang mengganggu ketenangannya. Walaupun tadi sempat ada insiden kecil. But it's okay.

Oliv berpapasan dengan empat orang yang ditemuinya tadi pagi. Dan salah satu dari mereka adalah orang yang ditabraknya tadi. Oliv menatap sebentar orang itu, dia tidak perlu meminta maaf bukan? Orang itu juga salah berdiri di tengah koridor.

Dasar wanita, tetap saja tidak mau dianggap salah.

Oliv melengos sembari memutar mutar kunci mobilnya, tidak peduli dengan tatapan tiga orang lainnya. Memang siapa mereka. Oliv tahu jika mereka adalah orang orang itu, orang yang sering dibicarakan para gadis dikelasnya.

Oliv berjalan santai menuju mobil sport warna putihnya. Melajukannya dengan kecepatan cepat. Selain senang keluar masuk club, balapan mobil adalah hobinya.

Kesenangan Oliv tidak menjadikan dia dicap bad kan? Dia hanya melakukan hobinya.

Bersenang-senang melupakan apa yang menimpanya. Jika kalian tidak tahu kisahnya, tutup mulut kalian akan perilakunya. Semua orang berhak melakukan apapun yang disukainya,bukan?

***

Langit bersama teman temannya berjalan di koridor kelas XI. Mereka ingin menemani Langit untuk mengumpulkan tugas kelas mereka. Yang otomatis melewati kelas XI A 5, karena depan kelas A 5 ada koridor lagi tempat ruang guru di lantai dua.

Mereka berpapasan dengan Oliv, cewek itu berjalan tanpa melihat kiri kanan. Pandangannya lurus ke depan seraya memutar-mutarkan kunci mobil di tangan kanannya. Tidak sadarkah dia menjadi pusat perhatian.

Mereka berhenti karena Agam malah membalikkan badannya, tatapannya mengikuti pergerakan Oliv yang baru saja berpapasan dengan mereka. Sekarang Julian juga malah ikut-ikutan.

"Gila tuh cewek, tatapannya cuy." Agam menatap Oliv sampai dia hilang di belokan koridor menuju parkiran, "serasa pengen ngegombalin," lanjutnya sembari terkekeh.

Julian meraupkan tangannya ke wajah Agam, "Dasar, jiwa playboy lo mulai kumat. Mau ditaruh mana si degem kemarin? Udah kalo yang ini buat gue aja," ucap Julian.

"Halah, sembuhin dulu gamon lu, masih gamon tapi juga suka main cewek. Emang paling bener sih dia ninggalin lo," ucap Agam yang dibalas tatapan datar Julian.

Sudah, Julian pasti bakalan kicep kalau ada orang yang bilang seperti yang Agam bilang tadi. Untuk yang satu ini Julian sadar bahwa dia benar-benar jatuh cinta. Bukan hanya sekedar main-main saja. Lean yang mengamati raut wajah Julian yang berubah menepuk bahunya pelan.

Langit hanya mengamati interaksi mereka bertiga tanpa ikut berkomentar, lalu berlalu pergi meninggalkan mereka. Sudah dibilang kan manusia yang satu ini irit ekspresi dan bicara.

Bukannya dia tidak peka, hanya saja dia tidak tahu harus bagaimana. Jadinya dia meninggalkan, dan memberi waktu mereka sendiri.

Makanya kejebak friendzone.
Loh, apa hubungannya?

Melihat kepergian Langit, mereka bertiga lalu membalikkan badan mengikutinya. Hafal mereka dengan karakter Langit yang membiarkan orang lain untuk menyendiri terlebih dahulu.

"Sorry bro," ucap Agam pelan.

"Lo kenapa sih, gue baik-baik aja. Gak ada yang salah dari kalimat lo." Julian menoleh ke arah kiri, melihat Agam yang menatap kedepan. "Tapi thanks udah ngingetin gue."

"Udah jangan kebanyakan bacot, Langit udah keluar tuh dari ruang guru," ucap Lean.

Lean boleh saja dikatakan lebih ramah dari Langit. Tapi kata-kata Lean jauh lebih kasar ketimbang Langit. Biarlah, suka - suka Lean saja.

Mereka berhenti, menunggu Langit yang berjalan santai menghampiri mereka, setelah itu mereka berjalan menuju parkiran bersama.

Tidak ada acara hangout untuk hari ini. Mungkin itu bagi Langit karena hanya ada buku dan belajar dalam hidupnya. Langit yang dulu sudah berubah, menjadi lebih baik kan tentunya.

"Lang, lo gak mau gabung lagi sama Levanter?" tanya Agam.

"Levanter butuh lo Lang, sudah lama Levanter vakum," ucap Julian.

Langit diam tidak mengeluarkan suara. Pembahasan itu masih sensitif di telinganya. Tanpa bicara dia membuka pintu mobilnya dan melenggang pergi begitu saja. Dia masih belum bisa untuk mengaktifkan kembali Levanter dibawah kepemimpinannya. Dia masih trauma.

Julian dan Agam menatap kepergian mobil Langit. "Udahlah, Langit itu belum siap, lagi pula emang kita harus vakum dulu. Jangan buat kesalahan kedua kalinya," ucap Lean. "Ayo cepet pulang."

To be continued.....
.
.
.

ㅋㅋㅋ

Author sedang tertawa jahanam. Jangan mikir author gila, hanya sedang ingin tertawa.

Udah ada draft ini sejak lama sebenarnya, tapi buat ngelanjutin nulis lagi tuh kenapa gak bisa gitu loh.

Udahlah, semoga enjoy sama cerita author yang satu ini. Vote sama comment nya juga ditungguin.

Oh ya, buat para buciners, wkwkwk
Bisa dibaca kumpulan Quotes author di cerita author yang lain judulnya "Only the words" dijamin menohok kata-katanya. ㅋㅋㅋ

Tunggu update-an selanjutnya ya.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

17 Juni 2020

Queen BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang