☁️
Setelah semalam aku menunaikan sholat Istikhara untuk mencari jawaban terbaik, sehabis sholat Istikhara aku tidak kembali tidur aku memutuskannya dengan bermurotal dan berzikir.
Setelah subuh tadi aku mengirimkan data CV ku kepada Pak Alif lewat E-mail, tapi belum ada jawaban dari Pak Alif dan Aku juga sudah memberitahunya lewat chat bahwa aku mengirim CV ku lewat E-mail.
Aku belum membuka CV miliknya, Aku akan buka jika aku sudah menemukan jawabannya nanti Dan saat ini aku sedang bersiap bertemu dengan Bang Zazhi di Starbucks jaksel.
Aku sudah menelphone Jaki untuk mengantar ku ke Jaksel, aku keluar dari kamar dengan sudah rapih siap berangkat.
"lh Na mau kemana kok udah rapih? "tanya Bunda menatpku.
"Na mau ke Jaksel Bun, ketemuan sama Bang Zazhi"ucapku dan Bunda pun menganggukan kepalanya.
"Yaudah hati-hati, sama Jaki? "
"iya di udah di depan, Na berangkat ya Bun Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "ucap Bunda dan Aku pun langsung menuju halaman.
Disana Jaki sedang mengobrol dengan pak supir pribadi Bunda,
"sudah siap Hus? "tanyanya."sudah, yuk berangkat "ucapku yang langsung masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil Aku hanya fokus pada jalanan dan 30 menit perjalanan akhirnya mobil pun terparkir di depan Kafe,
"Jaki Aku gak tau akan lama atau sebentar, kalau kamu bosen masuk ajh ya atau kamu pergi dulu nanti kalau Aku sudah akan pulang aku akan tlp atau chat kamu"ucapku."baiklah, mungkin aku akan menunggu perpustakaan dekat sini"ucapnya dan Aku pun hanya menganggukan kepalaku.
Aku masuk ke dalam kafe dan mencari keberadaan Bang Zazhi, saat mata ku melihat Bang Zazhi yang melambaikan tangannya kepadaku.
Aku menghampiri bang Zazhi mencium tangannya dan dia memeluk tubuhku,
"Gimana Kabar Na? "tanya Abang saat aku duduk di depannya."Alhamdulillah Na baik Bang, Abang dan Yang lain bagaimana? "tanyaku.
"Kami semua baik Ibu Bapak keadaan nya juga membaik"ucap Abang dn aku hanya mengnggukan kepalaku.
pelayan datang dan Abang memesankan minuman dan makanan untuk ku dan dia, saat aku sedang menikmati Minumanku.
"Gimana waktu di Gresik? Na Bahagia? "tanya Bang Zazhi membuat ku tersenyum.
"iya Na bahagia banget"jawabku.
"lalu Na masih belum ada waktu untuk pulang?"tanya Abang membuatku menatap Abang.
"Maaf Bang"ucapku.
"iya gpp, Abang bisa memahaminya"jawab Bang Zazhi membuatku tersenyum tapi saat aku sedang menikmati makanan ku tiba-tiba.
"Assalamualaikum "ucap seseorang membuat aku dan Bang Zazhi menatap mereka.
Aku terkejut siapa yang datang saat ini dan mengucapkan salam,
"Waalaikumsalam Bang, Kak duduk"ucap Bang Zazhi kepada Bang Ridwan.Ya, yang datang adalah Bang Ridwan dengan seorang wanita yang aku gak tau siapa.
"Hy dek, Apa kabar? "tanya Bang Ridwan dan Aku hanya diam di posisi syok ku.
"hem, Maaf ya Na Abang mengajak bang Ridwan karna Bang Ridwan ingin ketemu kamu makanya Abang pertemuan kamu dengan Bang Ridwan "ucap Bang Zazhi membuatku melepaskan makanan ku dan berdiri lalu mengambil tasku.
Saat aku akan pergi tangan ku di tahan oleh bang Ridwan yang berdiri, Aku menatap Bang Ridwan yang menatapku.
"ada apa lagi? Abang ingin juga aku pulang dan memaksa ku, keputusan ku tetap sama Aku gak mau pulang dan belum mau pulang, Husna bahagia disini Na punya banyak kebahagiaan disini gak seperti di malang yang hanya ada suara keras dan merendahkan Husna"ucap ku dengan tangis yang ku tahan."Abang faham, Abang gak akan paksa Na untuk pulang Abang hanya ingin minta maaf kepada Na waktu itu Abang tidak menahan Bapak"ucap bang Ridwan membuat ku menatap arah lain.
"Dek, ayolah duduk dulu kita bicarakan baik-baik Abang dan Bang Ridwan janji gak akan maksa kamu untuk pulang"ucap Bang Zazhi membuatku menatapnya dan aku pun memutuskan untuk duduk kembali di tempatku.
Kami hanya saling diam, keadaan hatiku masih sangat marah Aku kecewa dengan bang Zazhi yang tidak bilang jika abang Ridwan akan bertemu dengan ku dan Aku marah dengan pertemuan ini.
"Husna, Abang gak akan paksa Na untuk pulang karna Abang sangat ingat perjanjian yang Na dan Bapak tanda tangani, tapi Abang menemui Na untuk memperkenalkan seseorang kepada Adek Abang"ucap Abang membuatku menatap Bang Ridwan.
"Husna wanita yang di sebelah abang adalah wanita yang akan menjadi Istri Abang dan Kakak Ipar kamu"ucap Bang Ridwan membuat ku menatap wanita di samping bang Ridwan.
Wanita yang berpakaian tertutup walaupun tidak bergamis tetapi sopan, dan berpakaian longgar.
"Laila ini adik ku yang pernah aku ceritakan ke kamu, Husna ini Laila Calon istri abang"ucap Bang Ridwan kepadaku.Wanita itu berdiri mengulurkan tangganya kepadaku, Aku pun berdiri dan berjabat tangan kepadanya tapi tiba-tiba dia memelukku tanpa aku membalas pelukannya.
Kami duduk kembali dan Aku masih dalam posisi diam ku,
"Pernikahan kami di laksanakan 2 bulan lagi dan Abang sangat sangat berharap kamu bisa hadir di Akad dan resepsi Abang sebagai adik Abang bukan tamu"ucap Bang Ridwan membuat ku diam dan menunduk."Husna, bukan hanya Abang kamu yang berharap Kamu datang di acara kami tapi Aku pun, Aku ingin sekali dekat dengan adik perempuan Bang Ridwan yaitu kamu"ucap Kak Laila membuat ku menatap Kak Laila dan Bang Ridwan.
"Aku gak tau bisa datang atau tidak, jangan mengharapkan aku datang karna minggu besok aku sudah di sibuk dengan jadwal kuliah ku dan Aku memasuki semester 2 yang mungkin kesibukan ku lebih dari semester 1 kemarin jadi aku gak bisa janji bisa datang atau tidak"jawabku cuek.
"tapi kami berharap kamu bisa datang, sebentar ajh walaupun tidak di resepsi Aku berharap kamu ada di Akad"ucap Kak Laila menggenggam tanganku.
"Kak jika Kakak sudah tau tentang persoalan keluarga ku terutama Aku dengan Bapak, Kakak pasti tau gimana perasaan ku saat ini. Maaf Aku belum siap bertemu Bapak, Ibu dan semua keluarga"ucapku melepaskan genggaman itu.
"tapi dek"
"Bang, Aku mau menemui Abang karna Aku ingin belajar berdamai dengan kemarahan hatiku tapi secara tahap bukan seperti ini, Aku udah sering kali bilang ke Bang Zazhi kan hatiku hancur dengan kejadian itu yang bahkan masih sangat jelas di ingatakan ku. Hatiku bagaikan gelas yang jika jatuh akan pecah berkeping-keping dan jika di perbaiki tetap saja keteretakan itu tetap ada, karna sejatinya barang yang sudah pecah tidak akan kembali sama seperti dulu dan itu lah hatiku"ucapku kepada Bang Zazhi.
Bang Zazhi, Bang Ridwan dan Kak Laila saling diam, Aku berusaha menahan air mataku agar tidak luruh saat ini.
Aku mengechat Jaki untuk menjemputku, setelah mendapatkan balasan aku oun menaruh hp ku kembali di dalan tasku dan menatap mereka.
"Maaf, Aku ada kepentingan lain Aku permisi duluan Assalamualaikum "ucapku dan berjalan meninggalkan meja yang berada Bang Zazhi, Bang Ridwan dan Kak Laila.Saat keluar dari Kafe mobil yang di kendarai Jaki sudah ada di parkiran dengan cepat ku masuk dan meminta Jaki pergi meninggalkan kafe,
"kita pulang Husna? "tanya Jaki."iya"
Aku menatap jalan dan tak terasa air mataku luruh, Isakan tangis keluar dari mulutku. Aku menutup Wajahku dengan kedua tanganku dan membungkukkan tubuhku.
Di dalam mobil hanya ada tangisan dan isakan ku, sampai aku tak menydari bahwa Jaki sudah memarkirkan mobil di halaman rumah Bunda.
"Syukron Jaki, maaf merepotkan kamu"ucapku dan langsung keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah.
Di ruang tengah berkumpul semua orang dan Aku hanya mengucapkan salam lalu langsung masuk kamar mengunci pintu kamarku, Aku menangis di ranjangku dengan wajah yang ku yakin di atas bantal.
Aku menumpahkan semua tangisku disana, Hatiku tak nyaman dengan ini semua.
'Kenapa engkau selalu menempatkan Aku di tempat yang hatiku menolak'ucapku dalam hati.☁️
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE ( ON GOING )
Romansa🌜 My Life🌛 بسم اللله الرحمن الر حيم وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ "Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik b...