02

19 2 0
                                    

"Terus kamu kuliah sekarang ambil jurusan apa?"tanya Andi.

"Aku ambil Bisnis"jawab Claretta.

"Wahh hebat ya neng Retta"Anton pun memuji Claretta.

"Hahah makasih"ucap Claretta.
"Kalau kalian ini kerja?"tanya Claretta yang diangguki mereka."kerja apa?"lanjutnya.

"Kita semua kerja di kebun juragan, bapaknya si Sri "jawab Bahar.

"Oh,gajinya berapa kalau kerja di kebun gitu?"Claretta yang penasaran pun bertanya.

"700 ribu perbulan neng"jawab Abdul,dan jawaban Abdul tersebut membuat Claretta kaget karena menurutnya gaji segitu sangat rendah.

"What, really,kok cuman segitu kalian gak protes ke juragan kalian itu,menurut gue nih ya gaji segitu gak cukup buat satu kali potret kalau gue lagi ada job jadi model"ucap Claretta keceplosan tentang ia yang seorang model di Amerika.

"Tunggu tunggu maksudnya kamu jadi model?"tanya Andi kepada Claretta "dan jangan pake bahasa gaulmu  gitu "lanjut Andi sambil menyentil jidat Claretta.

Claretta pun hanya cengengesan .

"Hehehe,Iyya bang sebenarnya aku jadi Model di Amrik,terus aku juga yang gak ada kerjaan selain kuliah ya aku ambil tawaran pas aku di tawarin sama pemilik agensi,terus uangnya sebagian aku sumbangin dehh ke panti dan sebagian lagi aku kumpulin buat bisnis"jawab Claretta.

Mereka yang mendengar Claretta pun semakin kagum kepada gadis mudah itu.

"Emangnya kalau jadi model gajinya berapa?"tanya Junaidi kepada Claretta.

"Emmm berapaya? Mungkin sekitar 4,5 juta US Dollar dan kalau ke rupiah sekitar 45 juta lebih"jawab Claretta

"Banyak banget"gumam Junaidi.

Mereka pun berbincang bincang hingga dua jam lebih,mereka pun semakin akrab hingga tidak ada kecanggungan,hingga pertanyaan Claretta membuat mereka terdiam.

"Kalian ini sudah menikah,karena saya lihat kalian udah umur dewasa yaa?"tanya Claretta.

"Kita tehh masih ngumpulin uang buat ngelamar perempuan pilihan kita"jawab Abdul sambil tersenyum, Claretta pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Kalau Abang kapan nikah?"tanya Claretta menatap Andi."jangan bilang Abang juga ngumpulin duit buat lamar calonnya?"lanjutnya.

Yang ditanya hanya bisa meringis sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"mmm,Abang belum nemuin perempuan yang cocok"ringis Andi, Claretta memutar matanya.

"Gimana kalau aku kenalin sama kakaknya temen aku,cantik loh orangnya,baik lagi"tawar Claretta.

"Gak ah dekk, abang nunggu aja yang cocok"tolak Andi

"hahahah, he Andi kamu ini teh sok sok an milih perempuan,itu si Lastri yang suka sama kamu malah kamu tidak tanggapin"ucap Bahar

"Iyya ndi,coba sampeyan lihat si Junaidi dia cuman lagi nunggu modal dan restu juragan buat nikahin si Sri"ucap Abdul.

"Saya tuh kayak kurang yakin sama si Sri,soalne maharnya itu harus dua petak sawah,mana bisa saya menuhinnya,kebutuhan keluarga saja masih kurang,Bapak'e juga gajinya sedikit,mana harus bayar sekolahnya adik adik"ujar Junaidi.

"Kalau saya nih ya gak mau sama si Sri,walaupun dia kembang desa,dia itu orangnya sombong sama kayak keluarganya"ucap Anton jujur.

"Keluarga saya juga kayak gak setuju kalau saya nikahin Sri,soalnya kan kalian tau sendiri dulu keluarga Sri hampir buat bapak'e gak bisa kerja di kebunnya pak Yusuf "jelas Junaidi sambil menerawang masa lalu yang di perbuat keluarga Sri .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLARETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang