Peeved🎶

24 9 0
                                    

Sejak perjalanan pulang keapartement-mu, malam harinya, esok paginya, malam kembali, dan pagi hari ini Chen tidak mengabarimu. Bahkan dimobil kemarin kalian tidak bicara sama sekali. Biasanya masalah apapun itu yang membuatmu menangis, Chen akan menanyai kabarmu. Se-mengesalkan apapun masalah yang membuatmu menangis, biasanya Chen akan menemanimu. Namun kali ini tidak, sama sekali.

Kamu mulai berpikir, Chen pasti kecewa padamu. Tentu saja, pasangan mana yang tidak kecewa melihat kekasihnya berciuman dengan orang lain. Ini juga salahmu, kamu tau kamu juga salah. Tapi kamu juga tidak suka kalau Chen mendiamkanmu seperti ini.

Tap..

"Hei, kenapa? Dari tadi lesu, kamu baik?"

Bom menepuk pundakmu beberapa kali dan kamu balas tersenyum. Ahn Bom jadi teman dekatmu karena sebuah fakta bahwa ia juga berada di-fandom yang sama denganmu. Beberapa kesamaan antara kalian membuat kamu dan Bom semakin dekat.

"Aku baik, jangan khawatir."

"Serius? Mau pulang bareng nanti?"

"Nggak perlu, terimakasih, Bomi."

Setelah pekerjaanmu selesai, kamu segera untuk pulang. Kamu berhenti di-lobi depan, hari ini ternyata hujan, dan kamu tidak membawa payung. Ramalan cuaca tidak mengatakan bahwa hari ini akan hujan. Kamu mengedarkan pandanganmu kesekeliling, kemudian kamu mendapati Ken berdiri tak jauh darimu.

"Oh, hei (Y/N).. Mau pulang? Kamu nggak bawa payung? Mau pakai punyaku?"

"Ah, nggak perlu."

Setelah kamu menjawab, kakimu melangkah menerobos hujan. Tidak masalah, ini kesempatan emas kamu bisa hujan-hujanan setelah sekian lama. Kamu menikmati langkahmu sampai kamu merasa tak ada lagi tetesan hujan yang mengenai tubuhmu. Kamu berbalik, Ken sedang memayungimu.

"Aku minta maaf, sudah seenaknya menciummu. Aku benar benar minta maaf. Tolong maafin aku, dan biarkan aku.. jadi temanmu lagi."

Pada dasarnya kamu memang orang yang suka merasa tidak enak atas kesalahan orang lain ketika orang itu meminta maaf. Kamu menghela nafas panjang sebelum mengambil payung milik Ken dan menjauh beberapa langkah dari lelaki itu. "Tentang hal ini, kumohon untuk nggak ada siapapun lagi yang tau. Dan tolong anggap ini nggak pernah terjadi, patner." Diakhir kalimatmu, kamu membuat gestur 'diam' sembari tersenyum tipis. Kemudian kamu kembali melanjutkan langkahmu pulang.

Kamu bahkan lupa sudah berapa kali menghela nafas panjang hari ini. Bunyi password apartement-mu ditekan dan kamu baru saja mau meraih gagang pintu untuk kamu buka, namun seseorang dari dalam lebih dulu membukanya. Kamu terbelalak menyadari siapa yang ada didalam apartement-mu lebih dulu.

"Kenapa baru pulang? Hujan, kenapa nggak bilang kalau pulang sendirian? Aku bisa minta member jemput--"

Tidak menunggu lelaki itu menyelesaikan ucapannya, kamu lebih dulu menghambur peluk padanya. Chen sempat terperangah, tapi akhirnya dia membalas pelukanmu. "Maaf, maaf aku mengabaikanmu dua hari ini." Bisiknya disela pelukan kalian. Kamu menggeleng kecil. "Aku yang harusnya minta maaf, untuk hari itu. Aku pasti bikin kecewa ya? Aku takut pandanganmu jadi beda.. Aku—"

"Hei-hei, geuman. Sudah ya, nggak apa apa." Chen melonggarkan pelukan kalian dan menangkup wajahmu. "Aku cuma kaget, ada seseorang yang berani menyentuh.. milikku."

Tidak menunggu lama lagi, Chen langsung menempelkan bibirnya pada bibirmu. Kamu agak tersentak, tapi kamu juga tidak memberontak sama sekali. Kamu hanya diam menikmati ciuman Chen yang beruntun membuatmu hangat. Setelah beberapa lama, tautan itu terlepas namun tak menjaraki antara wajahnya dan wajahmu. Lalu ia kembali memelukmu lagi.

"Sebenarnya, dua hari ini kamu kemana sih? Member bilang kamu nggak ada jadwal, tapi kamu hilang." Ucapmu saat tersadar.

"Eh.. Sebenarnya aku mengemudi sampai Busan, Daegu, habis itu balik ke Seoul."

Mendengar jawaban itu, kamu melepas cepat pelukan kalian dan menepuk dadanya dengan cukup keras. "Gila! Ada waktu luang kenapa nggak istirahat saja?! Padahal jam tidurmu berantakan, malah nekat mengemudi begitu!" Ucapmu sarkas dengan kesal. Lelaki itu terkadang mengeluh padamu kalau sedang lelah. Tapi giliran ada waktu luang begini dia melakukan hobi mengemudi-nya.

"Aduh, iya iya maaf.. Aku menjernihkan pikiran sekalian.. membeli dan melakukan sesuatu."

"Sesuatu apa?"

"Rahasia,"

Kamu berdecak malas, kamu itu tipe yang sekali sudah diberitahu pasti akan penasaran dengan jawaban akhirnya. "Sana mandi, habis ini kita makan." Ucapnya dan mendorong punggungmu untuk menjauh.

"Kasih tau aku dulu!"

"Aku beli makanan, Dear. Kenapa penasaran banget sih?"

"Bohong! Kasih tau aku!!" 

"Ih beneran! Kalau nggak beli ini aku dapat makanannya dari mana?? Ya masa aku nyuri? Tidak elit banget idol kaya sepertiku ini nyuri."

"Mulai ya sombongnya!"

Hari ini kamu berencana mengunjungi Dorm EXO. Kamu tidak berangkat sendiri, Baekhyun yang akan mengantarkanmu. Mengingat awal Juni nanti mereka akan melakukan jadwal yang sibuk, tidak ada salahnya kamu untuk berkunjung kan. Boleh lah sekali kali makan bersama idolamu sendiri.

Klap..

"Sarang~! Long time no see!" Pekik Baekhyun sambil memelukmu sesaat setelah kamu masuk kedalam mobil.

Kamu tersenyum dan membalas pelukannya. Kalian berbincang sepanjang perjalanan melepas rindu pada 'kakak'-mu itu. "Hari ini kamu mau apa di-dorm? Oh-- ayo main game! Chanyeol punya game baru!" Seru Baekhyun dengan antusias. Kamu mengangguk setuju. Selain memasak untuk member, bermain game juga asik.
Mobil Baekhyun berhenti disebuah bangunan yang kamu kenali, tentu saja dorm EXO. Kalian langsung turun dan menyapa member yang ada disana. Kamu meminta bantuan Kyungsoo untuk memasak, dan kali ini kamu akan memasak soto. Itu karena member EXO mendesakmu untuk memasakkan makanan Indonesia. Bosan makanan Korea katanya.

"Woah!! Ada (Y/N)!!" Seru Sehun yang baru selesai dari jadwalnya.

"Cuma perasaanku saja atau kalian sering banget kumpul di dorm? Jangan jangan kalian pengangguran?" Celetukmu asal dan langsung mendapat protesan.

"Wah parah! Boleh nggak sih aku pukul bahunya saja?"

"Heh! Jangan pegang pegang!" Seru Jongdae sembari menjauhkanmu dari Chanyeol yang tidak terima. Kamu melihatnya hanya tertawa puas seraya meminta maaf beberapa kali.

"Aku pundung sama pacarnya Jongdae pokoknya!"

"Yasudah, masak Indonesia nya nggak jadi ya-"

"Nggak jadi pundung! Silahkan tuan putri dipakai dapurnya."

"Dear, mending kamu jangan deket deket Chanyeol sama Baekhyun. Takutnya ketularan gila."

_______________________
TBC..

Edisi kangen bobroknya EXU ya gini nih :)

Hope you like
Enjoy and vote please
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang