Seungmin menahan dirinya agar tidak tertidur, karena matanya terasa berat, dia sangat ingin pulang dan langsung tidur seharian. Tapi semua harus dia relakan karena dihari liburnya yang hanya satu kali dalam seminggu ini harus dia pakai untuk bekerja. Walaupun Seungmin gila kerja, dia juga manusia, tentu dia bisa lelah.
Dia melirik Hyunjin yang juga sibuk dengan tugasnya.
Diruangan itu hanya ada dia, Hyunjin dan tentu saja si pendiam Jisung, yang keadaannya kadang tidak disadari. Dia sesekali melirik dua orang dihadapannya, tapi tidak ada niat untuk memulai pembicaraan.
Mereka harus bekerja ekstra, sementara yang lain asik menikmati hari libur yang super singkat itu.
"mau makan?" tawar Hyunjin yang sudah selesai dengan tugasnya,
Seungmin menimang pertanyaan itu, melirik tugasnya yang hampir selesai, "lo duluan, nanti gue nyusul, ini sisa dikit"
Hyunjin mendekatkan kursinya lalu melihat layar laptop Seungmin, setelah melihat yang Seungmin ketik, dia tersenyum, " okay, gue pesenin makanan lo okay?"
"lo yang bayar?"
"ya kan dimana mana cowok yang bayar min" Hyunjin tertawa, tapi sedetik kemudian dia terdiam melihat raut wajah datar pemuda dihadapannya,
"tolol! kan gue juga cowok!" Seungmin memukul pundak pemuda dihadapannya yang malah tertawa.
"kalian kenapa sih? Seungmin tiba tiba banyak ngomong, yang Hyunjin tiba tiba makin goblok"
"eh? ternya Jisung bisa ngomong kasar juga" lirih Hyunjin,
Seungmin dan Hyunjin saling pandang, lalu melihat ke pemuda berambut pirang di depan mereka.
"gue tau kok kalian-- em gue pernah liat lo nyium Seungmin"
PLAK
"AW min! sakit!" Hyunjin langsung memegangi kepalanya yang baru saja dipukul dengan penggaris besi.
"kan udah gue bilang jangan aneh aneh dikantor, malu banget gue punya pacar tolol kayak lo!"
"loh kalian pacaran?" Jisung membulatkan matanya, karena dia hanya tau soal ciuman, bukan hubungan antara dua temannya itu.
"lah gatau?" Hyunjin dan Seungmin juga sama sama terkejut,
"kan gue cuma liat kalian ciuman, kalo kata Seungmin, ciuman bukan berarti pacaran kan?"
"ish ternyata sama gobloknya"
.
.
.
."masih inget rumah?"
Seungmin menghela nafas panjang lalu membungkuk memberi hormat pada dua orang yang sedang duduk sambil menatapnya.
"selamat malam" hanya itu yang Seungmin ucapkan, dia langsung masuk kekamar, mengabaikan wanita yang sudah siap mengomelinya.
BRAK
Seungmin duduk dikasurnya, melihat sekeliling kamarnya. Aneh, kenapa dia tiba tiba tidak nyaman berada di kamarnya sendiri, kenapa sofa kecil Hyunjin lebih nyaman, kenapa kamar minimalis Hyunjin lebih nyaman dibandingkan kamarnya yang lebih besar dan luas.
"tuan Seungmin, ada tamu" suara seorang pelayan dari balik pintu.
Seungmin menghela nafas panjang sebelum bangkit dan membuka pintu, kepalanya pusing dia butuh istirahat,
"Yeji?"
Gadis itu tersenyum, "lo lagi istirahat? yaudah lanjutin aja, gue cuma mau nganter ini" dia meraih tangan Seungmin lalu meletakkan paperbag kecil di genggaman pemuda yang hanya diam dihadapannya.
"gue pulang" gadis itu langsung pergi.
Seungmin melirik ke paperbag itu, lalu memejamkan matanya, berharap dia tidak hidup seperti ini.
Dia meletakkan paperbag disamping kasur, lalu melirik ponselnya yang tiba tiba menyala,
YEJI
| pilih yang lo suka
sudut bibirnya terangkat,
"pilih yang gue suka? boleh gue pilih Hwang Hyunjin?" lirihnya sambil tertawa hambar.Semua mengganggu pikiran Seungmin, dia tidak mau meninggalkan Hyunjin, tapi dia harus tetap menikah dengan wanita yang sudah orangtuanya pilih.
"Bangsat!" Seungmin menendang paperbag itu, membuat kertas kertas undangan di dalamnya berserakan di lantai.
Tidak ada gunanya melawan ayahnya yang keras kepala dan egois, dia hanya bisa menuruti permintaan kedua orangtuanya.
"kenapa seenaknya kalian ngendaliin hidup gue"
.
.
.
.Hyunjin baru keluar dari mini market didekat rumahnya, dia berjalan sambil meminum susu stroberi.
"apa gue ajak Seungmin tinggal bareng aja ya?"
sejak pulang dari kantor, hanya Seungmin yang memenuhi pikirannya. Dia juga tersenyum saat mengingat Seungmin dengan kemeja putihnya.
mesum.
Tapi dia serius soal ingin mengajak Seungmin tinggal bersama, tidur sambil memeluk pemuda manis itu membuat tidur Hyunjin makin nyaman.
Sampai dirumahnya pun dia masih tersenyum,
"andai aja Seungmin mau--""mau apa?"
deg
Hyunjin langsung melihat kearah sofa ruang tamunya, dan terkejut saat melihat seseorang duduk disitu.
Setelah melihat wajah orang itu dia bernafas lega, "gue kira siapa, kaya maling lo"
"kok ga dilanjutin" gadis itu mengambil susu stroberi yang masih Hyunjin pegang, lalu meminumnya,
"Yak! Hwang Yeji!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Debolezza • HyunMin
Short Storyㅡ complete ✓ - warn! bxb. - harsh words. DONT REPORT! JUST LEAVE IF YOU ARE NOT COMFORTABLE.