Chapter 13

1K 177 20
                                    

Wendy membantu ibunya menyiapkan hidangan makanan karena Taeyong hari ini akan datang. Iya, Taeyong tidak main-main ketika ia berkata ia akan datang ke rumahnya dengan tujuan untuk melamar. Hanya jarak 1 bulan setelah mereka berbincang di cafe rumah sakit, Taeyong sudah menyatakan kesiapannya untuk datang ke rumah Wendy.

Taeyong tidak tau saja yang girang bukan main disini malah Mark dan ibunya. Wendy bahagia, sangat bahagia, hanya saja ia lebih ke terkejut, panik dan gugup sehingga rasa bahagianya tertutupi rasa cemas.

Wendy tidak pernah mendapatkan pasangan seserius Taeyong sebelumnya. Perbincangan mengenai pernikahan sangat jarang terlintas di otaknya, karena ya dengan sompralnya ia berkata kalau ia tidak butuh pria untuk berkeluarga karena dirinya sudah punya Mark dan ibunya.

Tapi dasar karma, kini ia dibiarkan merasakan rasanya membutuhkan seorang pria atau seseorang yang bisa menjadi tumpuannya. Ia baru sadar kalau ada kesempatan untuknya bersandar kepada seseorang. Ia tidak harus melakukan semuanya sendirian.

Ting Tong!

Wendy tersentak ketika mendengar bel apartemennya berbunyi. "Ya tuhaaan! Mereka sudah sampai!" Ibunya berteriak girang dan berlari kecil ke arah pintu untuk membuka pintu apartemen mereka.

"Annyeong haseyo!" Sapa ibunya Wendy dengan semangat dan ceria. "Ayo silahkan masuk!" Ajaknya kepada keluarga Taeyong. Mereka semua masuk lalu dengan segera Jisoo menyapa Wendy dengan memeluknya erat. "Halo sister~" Sapa Jisoo. Wendy memeluk balik Jisoo tak kalah erat dan menjawab, "Hi~" Jawabnya.

Jisoo membawa Wendy kepada ibunya Taeyong. "Annyeong haseyo eommeonim." Wendy merunduk dalam-dalam karena ini pertama kalinya ia bertemu dengan ibunya Taeyong. Memang benar-benar ya Taeyong, bahkan pertemuan pertama mereka saja di hari-H lamaran. "Aigoo~ cantik sekali dirimu~" Puji ibunya Taeyong sambil menangkup wajah Wendy dan tersenyum ramah. Wendy tertawa lembut mendengarnya. "Ah- terima kasih banyak eommeonim...." Jawab Wendy malu.

"Hei." Sapa Jaehyun yang juga memeluk Wendy sangat erat. "Aku yakin ada yang sedang bernafas naga dibelakangku melihat aku memelukmu saat ini." Ucap Jaehyun bermaksud menyindir Taeyong yang kini hanya tertawa dan menjitak kepalanya. "Aku bisa mendengarnya." Ucap Taeyong singkat sebelum akhirnya ia menyapa ibunya Wendy.

Wendy dan Jaehyun melepaskan pelukan mereka dan mereka mulai berkumpul di ruang keluarga. Mark kini sudah menempel pada Taeyong bahkan ia tidak mau memeluknya karena hanya ada Taeyong dimatanya saat ini.

...

Acara lamaran berjalan begitu lancar. Jisoo dan Jaehyun mengakui bahwa mereka tidak mengira Wendy adalah orang kaya. Tidak, keluarga Wendy semuanya ternyata kolongmerat. Mengingat Wendy yang sangat ramah dan gaya nya sederhana, lalu mendengar ibunya juga tidak angkuh ketika mendengar suaranya lewat telepon, tidak terpikirkan bahwa tempat tinggal mereka akan semegah ini.

Ketika proses pertukaran cincin dilakukan, entah harus merasa bersyukur atau sebaliknya karena ada Jisoo dan Jaehyun yang menjadi tim hore saat ini. Mereka terlihat sangat girang bahkan sangat berisik, ditambah Mark yang polos hanya menurut saja ketika Jaehyun dan Jisoo berteriak heboh.

"Apa-apaan itu? Setelah tukar cincin hanya saling bertatapan sambil tertawa? Mana cium-cium nya? Iya kan Mark?" Tanya Jisoo kepada Mark yang menganggukan kepalanya sambil tertawa. "Ayolah~ kalian sebentar lagi akan menikah setidaknya kecupan singkat!" Timpal ibunya Taeyong dengan greget.

"Eomma!" Taeyong menatap ibunya tidak percaya. Sang ibu hanya bisa tertawa melihat wajah anaknya memerah malu hingga ke telinga. "Wendy, Taeyong tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ia hanya merajuk seperti anak kecil dihadapanmu saja. Biasanya dia akan bersikap angkuh, aparat, pria, tampan." Ibunya Taeyong mengejek anaknya yang kini makin membelalakan matanya.

P U Z Z L E✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang