6

190 20 4
                                    

FLASHBACK

"Jongdae, hyungmu tidak ada di rumah. Dia pergi jauhh~ sekali. Mungkin dia tidak akan kembali. Mulai sekarang kamu ikuti kata eomma ya? jangan membantah eomma. Kalau kamu nakal, eomma akan menghukummu"

Jongdae hanya bisa mengangguk. Tangan dan kakinya diikat. Dia tidak bisa bergerak

"kamu bukan anak eomma, uh? Kamu anak tukang jajanan pinggir jalan. Kamu disini cuma numpang hidup. Jadi sayang kalau eomma tidak menyisakmu dulu"

Eomma mengambil cutter di lemari Jongdae. Dia memainkan cutter itu. Keatas kebawah. Masuk keluar. Menaruh cutter itu di depan mata kiri Jongdae. Jongdae ketakutan melihat itu

"eomma mau matamu satu boleh? Sepertinya enak jika dijadikan sup. Haha"

"eomma mau kamu menurut. Kamu tadi tidak mau menurut. Kamu pergi ke perpustakaan kota kan? Dengan siapa? Kyungsoo? Jongdae tidak boleh begitu. Jongdae anak baik kan?"

Eomma mulai menyayat pipi Jongdae. Anak itu meringis kesakitan. Dia menyesali perbuatannya. Kalau bukan karena Kyungsoo datang ke rumah dan menunggu 1 jam mungkin dia tidak pergi

"jawab eomma Jongdae, JONGDAE ANAK BAIK KAN?!"

"i- iya eomma ma- maaf. Maafkan aku. Jongdae anak baik. Maafkan Jongdae eomma" ujarnya sambil menangis. Eomma menyayat kedua ujung bibirnya. Jongdae semakin terisak

"Jongdae jangan menangis. Eomma tidak mengiris jantung Jongdae kok. Karena Jongdae tidak menjawab eomma jadi eomma mengiris ujung bibir Jongdae sedikit. Turuti eomma ya?"

Jongdae mengangguk. Aksi penyiksaan itu berhenti. Appa mendengar semuanya. Dia hanya menunduk. Menyesali perbuatannya. Setelah eomma pergi appa masuk ke kamarnya. Dilihatnya anak bungsunya itu. Penuh luka. Darah keluar dari tubuhnya

"Jongdae" panggil appa lirih. Yang punya nama hanya mendongak melihat appanya dengan tatapan memohon

"appa, Jongdae mau pulang"

"kamu di rumah sayang" katanya sambil membersihkan luka Jongdae

"ini bukan rumah" appa membersihkan luka di sekitar wajah Jongdae. Dia meringis melihat luka yang begitu banyak dan cukup dalam

"lalu dimana rumah Jongdae?"

"appa, bunuh aku sekarang juga. Appa aku membunuh tikus saat SMA, aku membunuh ikan di kolam, aku mencekik anjing Baekhyun, aku meremukkan kepala Monggi, kucing Han Elsa tetangga kita, aku—aku--" suaranya tersendat karena menangis

"AKU MEMBUNUH SESEORANG DI SUNGAI HAN APPA!" Jongdae menangis sejadi-jadinya. Appa memeluknya, air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi. 

'maafkan appa' batinnya

"maaf Jongdae" lirihnya. Sudah tidak ada lagi suara rintihan. Tidak ada lagi suara isakan. Tenang. Appa melepas pelukannya. Dilihatnya anak bungsu yang disayanginya tidur dengan damai. Dia menidurkan tubuh kecil itu di ranjang, mengambil HP di sakunya dan menelpon seseorang

"halo. Ah, apa kabar?"

"...."

"pulanglah. Jongdae membutuhkanmu"

***

"jadi appa menelponku karena itu?"

"iya. Maafkan appa Minseok. Kamu pasti sibuk di Amerika. Minseok, bawa Jongdae kesana dan sembuhkan penyakitnya. Appa akan membayar semuanya"

"disaat kita sedang krisis ekonomi?!" kami semua terkejut

"sayang, kamu bilang akan lama di Busan. Kenapa pulang?"

HELP ME! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang