Rachel POV
Dadaku sesak, mataku terasa panas, kugigit bibirku berusaha menahan isak tangis yang sedari tadi mendesak untuk ku lepas.
Bagaimana tidak, di hadapanku, boneka pemberianku disobek dan rusak.
perlahan aku melangkah masuk dan kudapati beberapa photoku dan andreas yang sengaja di robak dan diremas hingga lecek. Hatiku sangat perih.
Disisi lain kutemuka hadiah-hadiah yang pernah kuberikan ada andreas. Semuanya hangus, terbakar. Ada yang robek, dan digunting dengan sengaja.
Aku benar-benar sakit hati.
"Andreas......". Teriakku mencari si keparat itu.
"Andreasss". Panggilku lagi.
"Aku disini sayang".
Ia muncul dengan celana boxer pendeknya dari balik pintu kamar.
Jantungku serasa copot, dan dadaku benar-benar sakit. Saat rita menyusulnya dari belakang dengan tubuh telanjang bertutupkan selimut putih.
"Siapa beb?". Tanyanya sambil menggrlut manja di punggung belakang andreas.
"Ouh...tamu? Gak malu ya ganggu acara kita". Sindirnya.
Dengan bodohnya aku hanya menangis. Tapi entahlah, tidak ada yang ingin ku katakan.
"Kau lihat rachel, inilah yang ku inginkan darimu sejak dulu. Bukan boneka atau hadiah tak berharga seperti itu".
Andreas benar-benar keterlaluan.
"Kau masih mau disini? Soalnya kami ingin lanjutkan acara kami. Atau kau ingin melihatnya?". Ia merendahkanku.
"Sudah beb ayo lakukan lagi". Bisik rita sambil menggigit bibirnya.
Kubuang pandanganku kearah lain. Rasanya aku ingin muntah melihat mahluk menjijikkan di hadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNK LOVE
Novela Juvenilgimana ya pengorbanan cowok mafia buat bisa dapetin hati cewek baik-baik... kau penuh dengan darah, sementara aku jauh dari hal-hal itu