Chaewon masih mondar mandir sambil misah misuh, kebiasaannya kalau lagi panik ataupun banyak mikir. Berbeda dengan Minju, ia menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. Di hadapnya, dua oknum Hyewon dan Yuri duduk di satu sofa Panjang namun ada sedikit jarak di antara mereka. Sorot sinis Minju bergantian menatap Yuri dan Hyewon. Paham dengan sifat Minju yang galak, mereka memilih untuk menghindari tatapan itu.
"Kak Chaewon," Panggil Minju dingin.
Chaewon yang kaget langsung berhenti dari mondar – mandirnya dan menengok ke Minju, "Eh? Iya, kenapa Ju?"
"Tolong duduk di antara kak Hyewon sama Yuri." Perintahnya tegas. Chaewon mengiyakan, dan langsung mengikuti perintah Minju.
"Ju...anu," Buka Hyewon, yang langsung dibalas dengan tatapan sinis lagi oleh Minju. "Gajadi." Ucap Hyewon lalu menundukkan kepalanya.
Minju kemudian berdehem, "Kalian mikir gak sih, ama yang kalian udah lakukan?" ucapnya lugas. "Enggak, enggak. Gue sih gapapa, toh itu hak dan urusan kalian." Lanjut Minju. Hyewon dan Yuri masih belum bergeming, berbeda dengan Chaewon bergantian melihat ke mereka bertiga.
"YA TAPI AT LEAST MIKIR DONG ANJING?" Teriaknya tiba – tiba. Cukup mengagetkan Chaewon, namun tidak dengan Yuri dan Hyewon yang sudah khatam dengan Minju kalo lagi marah.
"ELO KAK! UDAH TAU LAGI SAKIT, MALAH BERULAH. MAU GUE BUAT SAKIT BAGIAN YANG LAIN? HAH?!" Teriak Minju sambil menujuk Hyewon. Hyewon menggeleng cepat.
"NAH ELU YUR. ASTAGA, GAK KEPIKIRAN LHO GUE."
Chaewon kemudian langsung berdiri, menenangkan Minju. Ia kemudian pergi ke dapur dan kembali dengan segelas air untuk Minju agar dia bisa meredakan amarahnya sedikit. Minju yang sudah mulai tenang, tiba – tiba menitikkan air matanya.
"Yur lu baru masuk kuliah. Kalo lu hamil atau kenapa – kenapa gimana?"
Yuri yang sedari tadi diam langsung bangun dan bergerak ke Minju untuk memeluknya. Sahabatan lama membuat Yuri paham bahwa dibalik marahnya Minju, Minju tuh sebenernya sayang banget sama dia. Minju selalu nangis jika selesai marah besar.
"Ju, udah ya. Plis jangan nangis. Gue sadar kok. Sadar banget, begitu juga kak Hyewon."
Hyewon yang merasa namanya disebut langsung berdiri dan berjalan menghampiri mereka. Sebelum ia sampai di Minju dan Yuri, Chaewon menahan tangannya.
"Bro, I need an explanation."
Hyewon memasang muka datar, melepas tangan Chaewon. "Nanti gue cerita. Sekarang gue tenangin Minju dulu."
Hyewon kemudian berjongkok, menyamai posisinya dengan Minju yang masih sedikit menangis. Di sebelahnya, Yuri merangkul sambil masih menenangkan Minju.
"Ju," tangan Minju sudah didekap oleh Hyewon, memberikan tatapan paling menenangkannya. "Gue tau kata maaf gak akan berarti apa – apa. Tapi tolong, jangan terlalu dibawa kepikiran. Karena gue hafal banget kalo sesuatu lu bawa kepikiran itu gimana."
Yuri menaruh tangan kirinya berhimpit dengan tangan Hyewon dan Minju. "Iya Ju, lu percaya kan sama gue? Kalo lu gak percaya, mana mungkin lu kasih gue izin masuk rumah buat nengok kak Hyewon."
Begitulah memang Minju. Dibalik sosoknya yang jutek, galak, dan sedikit tsundere, Minju orang yang sangat lembut dan pengasih. Itulah yang buat orang – orang di sekitarnya suka dengan keberadaan Minju. Ia selalu menaruh orang lain sebelum dirinya.
Minju kemudian sudah mulai tenang. Menyeka sedikit air matanya, kemudian beralih ke Yuri dan Hyewon dan langsung memeluknya. "Maaf tadi aku kepalang panik."
Yuri dan Hyewon yang mengerti itu membalas pelukan Minju dengan erat. Minju kemudian berdiri dan menengok ke Chaewon yang sedaritadi hanya mematung diam dan memperhatikan mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday | Izone
Teen FictionYuri bertemu lagi dengan cinta pertamanya dalam keadaan sedang berpacaran dengan Yena, seniornya sejak SMP. Hyewon bertemu dengan cinta pertamanya setelah tujuh tahun memendam rasa tersebut. Berhadapan dengan pilihan sulit, apakah suatu hari kebahag...