"Hai."
Minju mematung di pintu, memperhatikan orang di depannya dari atas sampai bawah, kemudian melihat sekelilingnya, memastikan ia tidak bersama siapa-siapa.
"Kenapa?" lanjut orang tersebut.
"Nyari kak Hyewon? Lagi ga—"
"Oh enggak," potong Chaewon cepet. "Nyari Minju, ada di rumah gak ya bidadarinya?" tanya Chaewon kemudian.
"A—Apasih kak." jawab Minju sedikit tersipu, gagal menyembunyikan semburat merah yang tercetak di pipinya.
"Emmm...Ini kita mau berdiri disini aja?"
Minju langsung mempersilahkan Chaewon masuk dan memintanya untuk tunggu di ruang tamu, sementara ia menyibukkan dirinya di dapur.
"Gausah repot – repot Ju." Teriak Chaewon dari ruang tamu.
Tak berapa lama, Minju datang dengan segelas es jeruk. Duduk di sofa sebelah Chaewon, lalu meminum es jeruk itu. Chaewon yang tadi sudah mengadah tangannya langsung menarik kembali sambil menahan malu.
"Si goblok geer banget." Batinnya.
"Hm? Kenapa kak?" tanya Minju. Chaewon cuma menelah ludahnya, lalu melihat ke arah Minju.
"Mau Minju."
"Hah? Ngomong apa lo?!"
"Eh, eh. Maksudnya mau minju, minum juga. Gitu." Kelakar Chaewon dengan seribu alasan.
"Aduh goblok banget sih pake keceplosan." batin Chaewon.
Minju mendengus sebal, lalu balik ke dapur dengan menyembunyikan senyum kecil serta semburat merah yang muncul kembali di pipinya. Setelah tidak berapa lama, Minju datang lagi dengan segelas air putih dan langsung mengasihkannya ke Chaewon.
"Makasihhh~" ucap Chaewon bernada dan meminum seperempat isi gelas itu.
"Jadi kenapa kak? Ada yang ketinggalan barangnya?" Chaewon menengok ke arah Minju yang sudah duduk sila di sofa tersebut. Ia sedikit menahan tawanya, tidak pernah menyangka cewek semodis Minju pas di rumah bakal kaosan dan mengenakan celana panjang motif macan tutul.
"Kak?" Tanya Minju kembali, menghentikan pikiran liar Chaewon.
"Hah? Enggak."
"Lho? Terus? Kan aku udah bilang tadi, kak Hye—"
"Ya ketemu kamu dong," Minju menatap Chaewon kaget. "Gak boleh ya?"
"Bo...Boleh kok." Jawab Minju malu – malu. Sembilan belas tahun hidup, baru kali ini dia segugup ini dekat dengan seseorang. Ia bahkan tidak bisa mengontrol detak jantungnya. Begitu pula Chaewon, ini adalah pertama kalinya ia seberani ini mendekati perempuan. Padahal biasanya ngomong dua-tiga patah kata aja bisa sangat menguras tenaganya.
"Aduh ngomong apa lagi ya." Monolog Chaewon dalam hati.
"Kak?"
"Aduh, apa ajak keluar ya? Eh tapi tadi kayak mau ujan, gue kan kesini bawa motor."
"Kak Chaewooon?"
"Apa mesen makan aja ya? Apa—"
"CHAEWOOON!" Teriak Minju yang berhasil mengagetkan Chaewon dan seribu pikiran random di dalam otaknya. Chaewon kemudian menatap Minju yang mukanya sudah sedikit ditekuk.
"Kalo emang gada urusan pulang aja deh, aku—"
"Mesen makan yuk," Potong Chaewon kemudian melihat ke tv. "Sama nonton film mau engga?"
"Engga ah. Udah malem, kak Hyewon bentar lagi pulang pasti."
"Hyewon kayaknya gak pulang." Jawab Chaewon cepat, dan langsung ditatap Minju. "Kok tau?"
"Dia di rumah Yuri, tadi—"
"Iya aku tau. Dia nganterin Yuri pulang doang," Minju kemudian terlihat berfikir lagi. "Eh iya, tapi kok lama banget ya sampe semalem ini?"
Chaewon berdiam sebentar, ragu akan cerita ke Minju atau tidak. Minju tiba – tiba berdiri, lalu menarik tangan Chaewon. "Anterin aku ke rumah Yuri."
Chaewon langsung menahan tangan Minju, kemudian mendudukkan Minju kembali di sofa. "Jangan Ju. Udah, biarin aja mereka dulu."
"Ih kak lo gila ya?! Kalo mereka kenapa – kenapa gimana?!" Minju kemudian melepas tangan Chaewon dan beranjak lagi. "Kalo kak Chaewon gamau, biar aku sendiri yang nyamperin mereka."
"Tunggu!" Chaewon reflek memeluk Minju dari belakang, melingkarkan kedua tangan di perutnya. "Let's give them some space."
Minju pun menurut, lalu sedikit mengangguk. Perlahan ia duduk lagi di sofa, bedanya sekarang tidak ada jarak antara Minju dan Chaewon. Reflex, Minju menidurkan kepalanya di bahu Chaewon. Kedua tangan Chaewon pun reflex menggengam tangan Minju.
"Biarin mereka menyelesaikan urusan mereka tanpa campur tangan kita, Ju."
"Aku khawatir kak sama mereka."
"Iya. Aku paham. Kita gak ninggalin mereka kok, kita tetep mantau mereka, ya?"
Minju tersenyum kecil, melingkarkan tangannya di perut Chaewon sekarang. "Jadi? Mau makan dan nonton apa?"
Chaewon membalas senyum tersebut, menempelkan dagunya di puncak kepala Minju, "Apa aja, asal sama kamu."
-------------------
"Yuri, bangun."
Yuri mengerang pelan, menutup tubuhnya kembali dengan selimut. Hyewon pun bergerak ke sisi lain Kasur, membuka selimut itu.
"Hey, bangun. Udah pagi lho ini." Yuri pun terduduk, mengerjapkan matanya. Hyewon dengan lembut menyambutnya dengan kecupan kecil.
"Makan ya, aku udah siapin sarapanmu."
"Kamu ga ikut kak?" Yuri memaksa Hyewon duduk di kasurnya, lalu menyenderkan diri pada tubuh Hyewon.
"Enggak, kasian Minju sendiri di rumah."
"Ih, Minju udah gede!" ujar Yuri sambil menkerucutkan bibirnya, yang dihadiahi cubitan kecil di pipinya.
"Tapi Minju sendiri di rumah."
"Aku juga!" kata Yuri gamau kalah. Susah deh kalo udah merajuk manja gini, pikir Hyewon.
"Hmm, oke oke. Kamu ikut juga deh yuk main di rumah, mamamu pulang nanti malam kan?"
Yuri yang mendengaritu langsung sumringah dan memeluk Hyewon. "Yeeey. Oke!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday | Izone
Teen FictionYuri bertemu lagi dengan cinta pertamanya dalam keadaan sedang berpacaran dengan Yena, seniornya sejak SMP. Hyewon bertemu dengan cinta pertamanya setelah tujuh tahun memendam rasa tersebut. Berhadapan dengan pilihan sulit, apakah suatu hari kebahag...