Clek
(Namakamu) menutup pintu kamarnya sambil memegangi dadanya yang berdebar kencang. Setelah kejadian di mobil itu, mendadak mereka berdua tiba-tiba canggung. Mereka hanya diam tapi jantung mereka bertalu-talu sampai kesulitan bernapas.
(Namakamu) memegangi bibirnya, membayangkan bagaimana tadi Iqbaal menciumnya membuat perut (Namakamu) terasa geli. Perasaan aneh macam apa ini?
"Huft, tenang (Namakamu), tenang," (Namakamu) menenangkan diri sambil menepuk-nepuk dadanya. Tapi itu tak berlangsung lama sebab setelahnya ia malah senyum-senyum sendiri dengan pipi memerah seperti tomat.
Sementara Iqbaal, saat sampai di rumahnya hal yang pertama kali ia lakukan adalah memegang dadanya, memeriksa jantungnya apakah bekerja dengan baik, sebab bersama (Namakamu) membuatnya kesulitan bernapas.
Iqbaal menghela napas sebelum akhirnya tersenyum setelah kejadian tadi. Tapi Iqbaal cukup menyayangkan kenapa ia harus hilang kontrol dan mencium (Namakamu). Tapi...
Bagaimana ia bisa mengontrol diri saat orang yang ia sukai bertahun-tahun mengatakan bahwa ia menyukainya. Ditambah juga (Namakamu) bicara tanpa henti menuduhnya, membuat Iqbaal terpaksa harus membungkam dia. Tapi tidak terpaksa sih, sebab Iqbaal juga menikmatinya.
Drtt
Ponsel Iqbaal berdering, tanda pesan masuk, Iqbaal mengambil ponselnya di saku celana. Id caller Secretary terpampang di layarnya. Dengan cepat dia membuka pesan.
Secretary : udah sampe?
Udah
Secretary : oh iya udah
Iqbaal berkedip dua kali, sadar apa mungkin balasannya dia terlalu singkat?
Dugaan Iqbaal benar, sebab saat ini (Namakamu) sedang mengerucutkan bibir saat membaca balasan pesannya dari Iqbaal. (Namakamu) berdecih, sepertinya ia harus memikirkan kembali, apa menjadikan Iqbaal sebagai pacarnya adalah ide yang bagus? Sebab biar bagaimanapun, Iqbaal adalah bosnya, bosnya yang menyebalkan.
(Namakamu) menaruh ponselnya, kemudian mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Kegiatan bersih dirinya berlangsung cukup lama, karena ia masih memakai scrub. Saat sudah selesai mandi dan berpakaian (Namakamu) mengambil ponselnya. Ternyata saat itu ada sepuluh panggilan tak terjawab dari id caller MLB. Siapa itu MLB? Itu adalah id caller Iqbaal yang berkepanjangan My Lovely Boss.
(Namakamu) langsung menelpon balik Iqbaal, kira-kira ada apa sampai bos—pacarnya itu menelponnya berkali-kali.
Saat deringan pertama, ponselnya langsung tersambung, sepertinya saat ini Iqbaal sedang memegang ponselnya.
'Hallo?'
"Hallo pak? Ada apa? Kenapa telpon saya berkali-kali?"
Iqbaal tak bersuara, diujung sana Iqbaal kebingungan, apa ia terlalu berlebihan saat menelpon berkali-kali? Tapi kan ia menelpon pacarnya. Ah, tapi sepertinya (Namakamu) menangkap telpon barusan bukan dari pacarnya melainkan dari bossnya. Itulah juga mengapa ia memakai bahasa formal.
"Hallo?" (Namakamu) bersuara lagi memastikan bahwa Iqbaal masih disana.
'Emmm iya? Oh, ya gapapa aku cuma pingin nelpon kamu aja,' ucap Iqbaal gugup.
(Namakamu) yang menyadari perubahan bahasa Iqbaal tersenyum lebar, sepertinya bossnya ini sedang memposisikan diri sebagai pacarnya, bukan sebagai atasan. Kenapa (Namakamu) tidak menyadarinya dari tadi, malah membuat suasana jadi canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss
Fanfiction(Namakamu) benci bosnya! Dia adalah iqbaal, pria menyebalkan dan bermulut pedas. Tapi tanpa (Namakamu) tahu ada maksud berbeda dari semua kalimat pedas Iqbaal padanya. "Saya gak suka warna pakaian kamu, terlalu mencolok bikin mata saya sakit, ganti...