Part 18 : Gift

8.4K 1.3K 93
                                    

Jangan lupa votenya wan-kawan heheh

Kanaya menekan tombol bel apartemen milik Jeffrey, tak berselang beberapa detik satu senyuman menyambutnya, senyuman itu milik Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya menekan tombol bel apartemen milik Jeffrey, tak berselang beberapa detik satu senyuman menyambutnya, senyuman itu milik Nathan.

"Hai kak, masuk.." tawar Nathan lalu memberikan ruang kepada Kanaya untuk lewat.

Kanaya tersenyum, gadis itu memberikan satu paper bag dari beberapa paper bag yang ia bawa untuk Nathan, "ini buat kamu."

Nathan terlihat bingung, "hadiah, kakak harap kamu suka." Kanaya tersenyum tulus sedangkan Nathan yang hendak menolak pemberian Kanaya langsung terdiam saat Kanaya memarahinya.

"Nggak ada penolakan, ini buat kamu." Ujar Kanaya lalu gadis itu melepaskan sepatu yang ia pakai.

Nathan tersenyum, dengan sedikit tak enak hati laki-laki itu menerima hadiah dari Kanaya, "makasih kak." Nathan merasa hal ini terlalu mahal.

Nathan menuju kamarnya, sebelum Nathan masuk Kanaya menyempatkan diri untuk bertanya, "Jeffrey dimana, Nat?"

"Kakak lagi mandi, dia abis nge-gym." Nathan lantas langsung masuk ke kamarnya, sedangkan Kanaya berjalan ke arah dapur yang tak memiliki pembatas.

Kanaya memilah paper bag yang ia bawa, hadiah untuk Jeffrey dan Alex ia letakan di meja makan. Sedangkan ia berjalan ke dapur untuk menyiapkan beberapa makanan yang ia beli untuk keluarga kecil ini.

Ada beberapa dessert dan juga makanan berat yang Kanaya yakin pasti akan di sukai oleh Jeffrey.

Sebelum kemari Kanaya memang menyempatkan diri untuk berbelanja hadiah ke mall, gadis itu tak ingin membawa tangan kosong.

Kanaya mengeluarkan kotak-kotak makanan itu dari paper bag, gadis itu memperhatikan kembali keadaan rumah ini. Masih sebersih saat ia datang terakhir kali, semua teratur dan terletak pada tempatnya.

Kanaya merasa gagal sebagai perempuan, lagi.

Ia menarik nafas dalam lalu dihembuskannya pelan, Kanaya membayangkan dirinya tinggal di apartemen ini, jika boleh jujur ia masih berpikir untuk memboyong Jeffrey dan keluarganya untuk tinggal bersama di rumah peninggalan ayahnya.

Mungkin ia akan membicarakan hal ini nanti, di waktu yang tepat.

Kanaya menyudahi lamunannya dan kembali bekerja, Kanaya mencari kabinet tempat piring disimpan, namun saat dirinya hendak mencari di deretan kabinet atas, Kanaya kembali berpikir.

Kabinet itu terlalu tinggi untuknya.

Kanaya berusaha, gadis itu mencari kursi, namun tak ada kursi kecil di sekitarnya. Ia tak heran mengapa kabinetnya begitu tinggi, tinggi badan Jeffrey dan Nathan tak main-main.

Married A Duda || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang