P A R T 03

38 8 0
                                    

Because this is my life. So, everything is up to me.

-Kelvino Akbar Refziansyah-

☆☆☆

Pukul 12 malam Kelvin baru pulang ke rumahnya. Kelvin langsung saja masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu utama. Keadaan dalam rumah sangat sepi karena mungkin semua penghuni rumah ini sudah tertidur.

Langkah Kelvin terhenti. Saat akan menaiki anak tangga ada seorang pria yang memanggilnya.

"Kelvin," panggil pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya. Ayah tiri lebih tepatnya.

"Hm?" Jawab Kelvin malas.

"Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang?"

"Rumah William."

"Kamu ini! Kenapa baru pulang tengah malam begini?!"

"Terserah gue dong mau balik jam berapa aja. Because this is my life. So, everything is up to me." Ujar Kelvin menekan setiap kata di akhir kalimatnya.

"Yang sopan kamu sama orang tua!! Ga di ajarin etika di sekolah?"

"Orang tua saya sekarang hanya Bunda Arsi aja. Dan Om Ardi bukan orang tua saya." ujar Kelvin menekan kan setiap kata di akhir kalimatnya. Malas berdebat dengan Ardi, Kelvin langsung saja pergi ke kamarnya.

Ya nama ayah tiri Kelvin adalah Ardi. Ardi atmaja. Ayah kandung Kelvin -Akbar sudah meninggal sejak Kelvin masih berusia 10 tahun.

"KELVINO JAGA UCAPAN MU!!" teriak Ardi namun Kelvin hanya menganggapnya angin lalu saja.

Anak itu selalu saja begitu. Tak punya etika. pikir Ardi.

☆☆☆

Kelvin langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Tubuhnya sangat lelah hari ini.

Kelvin rindu dengan mendiang ayah kandungnya. Sudah 7 tahun ayahnya meninggal. Kelvin merubah posisinya menjadi duduk sila di atas kasur. Matanya menangkap sebuah foto di atas nakas. Itu adalah foto yang di ambil 8 tahun yang lalu, saat Kelvin mendapat peringkat 3 di kelasnya. Kelvin memang tidak terlalu pintar dalam hal akademik. Meskipun begitu ia selalu masuk peringkat 5 besar di sekolah.

"Kelvin kangen banget sama ayah. Apa ayah juga kangen sama Kelvin?" Ujar Kelvin bermonolog.

Kelvin memeluk bingkai foto itu. Tak terasa setetea air keluar dari matanya. Kelvin menggelengkan kepalanya lalu mengusap air mata di pipinya.

"Nggak. Gue ga boleh nangis. Cowok ganteng ga boleh cengeng." ujar Kelvin berusaha menguatkan diri sendiri.

☆☆☆

Hari ini adalah hari minggu. Hari minggu adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh semua siswa. Karena setidaknya mereka bisa bermain seharian hari ini. Walaupun besok sudah hari senin dan belajar kembali. Tak adil memang. Hari senin ke hari minggu bagai jarak antar bumi dan matahari. Sangat-sangat jauh. Sedangkan hari minggu ke hari senin bagai jarak dua lobang hidung. Dekat sekali.

Tok, tok, tokk...

"Bang Elvinn?" panggil Cindy di depan pintu.

KELVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang