Prolog

3K 175 10
                                    

   Rose berlari dengan kencang melewati orang-orang yang berlalu lalang. Dengan cekatan ia melangkahkan kakinya ke lantai 3. Ia terlambat. Lebih tepatnya terlambat dihari pertama nya untuk kuliah. Akhirnya ia sampai di depan kelasnya dengan keringat bercucuran dan rambut terurai blonde nya yang berantakan. Menarik nafas, lalu ia pun masuk ke kelas itu. Ternyata memang sudah sudah ramai dan semua mata tertuju padanya.

"Sial," batinnya mengumpat.

"Siapa nama kamu?!" tanya dosen yang sedikit jauh dari nya.

"R-Roseanne pak."

"Duduk sana. Setelah kelas selesai, ikut bapak."

"I-iya pak." Lalu Rose duduk di bangku yang ada di dekat pintu. Setelah satu jam, kelas pun selesai. Rose bangkit dari duduknya dan segera masuk ke ruangan dosen nya.

"Duduk," perintah Sang Dosen. Rose menurut.

"Kenapa bisa telat di hari pertama?" tanya dosen itu.

"Ya maap atuh om, aku mah kemarin kebablasan marathon drakor."

"Ini di kampus, kamu harus sopan walaupun kita kenal," ujar dosen itu sambil memijat pangkal hidungnya.

"Iyaiya pak Dongwook, maaf."

"Nanti siang ikut saya ke rumah. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan sama kamu."

"Heeee, mau ngapain bapak sama saya?" Tanya Rose dengan smirk jahil nya.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh. Saya masih mencintai istri saya walaupun ia sudah meninggal," jelas Dongwook.

"Okesiap pak."

"Ya sudah sana keluar." Lalu Rose pun keluar dari ruangan pak Dongwook. Dongwook adalah tetangga nya. Itu lah mengapa ia santai sekali dengan sosok pria matang itu. Setelah kegiatan belajarnya selesai, Rose segera berangkat ke rumah Dongwook yang hanya berjarak 8 meter dari rumahnya. Ia pun mengetuk pintu kayu bercat putih itu, tak lama tetangganya keluar dengan kaos dan celana selutut yang santai.

"Kenapa om manggil aku?" tanya Rose.

"Masuk dulu," ujar Dongwook mengajak Rose masuk. Rose pun masuk dan duduk di bangku yang ada di ruang tamu. Tak lama Dongwook membawakan teh dengan cemilan.Sambil meneguk air teh, Rose memperhatikan sekeliling. Seperti biasa, tetangga nya ini sangat tenang. Rumah nya juga sepi dan rapi.

"Oh iya, kenapa om suruh aku ke sini?" tanya Rose sambil mengunyah biskuit.

"Oh, tunggu sebentar," Dongwook pun pergi meninggalkan Rose yang sibuk mencelup biskuit ke dalam teh nya. Tak lama Dongwook menghampirinya lagi dengan membawa bola kecil berwarna keemasan.

"Wih, apatuh om?" tanya Rose antusias.

"Ini namanya mesin waktu."

"HAH?!"Rose tiba-tiba menggebrak meja yang ada di depannya. Teh serta cemilan yang disediakan pun bergetar.

"Hei, tenangkan dirimu. Ingat kau sedang di rumah siapa," ujar Dongwook frustasi.

"Y-ya maap atuh. Kaget akutuh di zaman ini ada orang percaya sama mesin waktu."

"Kamu mengejek saya?"

"E-engga dong om!" ujar Rose sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nah terus tujuan om nunjukin ini ke aku apa? Jangan-jangan ini tugas kampus, dan om suruh aku bikin benda itu?!" Terka Rose random.

"Bukan astaga. Ini untukmu," ujar Dongwook sambil menyodorkan benda bulat bak kelereng itu. Rose menerima nya dengan takut-takut, "om serius? Y-ya aku tau sih aku pengen ke masa depan dan liat suami masa depan, tapi rasanya aneh-"

TIME HUNTER | 97l ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang