Mentari Adeeva Zahra

33 6 2
                                    

Seorang pria yang memiliki rahang tegas, alis tebal, hidung mancung sedang berdiri di lapangan sekolah. Ia berhadapan dengan seorang gadis cantik yang memiliki postur tubuh lebih mungil dari dirinya.

"will you be my girlfriend?" ujar si pria.
"yes, i will"

Bertepatan dengan jawaban yang dilontarkan oleh gadis tersebut si pria pun langsung memeluknya, semuanya bersorak ria. Ada balon-balon yang terbang diudara, ada kupu-kupu yang berterbangan, dan tidak lupa ada pula musik romantis yang mengalun mengiringi dua sejoli yang sedang dilanda asmara itu.

Tiba-tiba, si pria mendekatkan tubuhnya dengan si gadis, entah bisikan dari mana si gadis pun langsung menutup mata. Hembusan nafas si pria terasa semakin dekat pada wajah si gadis. Hidung mereka bersentuhan. Hanya butuh waktu satu detik agar bibir mereka dapat bersentuhan. Tetapi itu semua hancur ketika suara Sang Bunda terdengar begitu berisik ditelinga.

"ARA BANGUNN! INI UDAH JAM SETENGAH TUJUH ASTAGHFIRULLAH!" ujar Melani, yang tak lain adalah Bundanya Mentari.

Mentari memang lebih sering dipanggil dengan nama belakangnya yaitu Zahra, dipersingkat sedikit lalu jadilah Ara. Supaya tidak ribet katanya.

"IYA BUNDA INI UDAH BANGUNNNN! GANGGU AJA DEH INI AKU LAGI DITEMBAK SAMA KA ALDO!"

Bunda berjalan memasuki kamar Mentari sambil berkata, "kamu itu lain kali kalau mau tidur baca doa' dulu supaya mimpinya gak ketinggian, mana mungkin anak seperti Aldo mau sama kamu,"

"ih Bundaaa ko gituuu? tau ah Ara ngambek," Mentari berjalan memasuki kamar mandi meninggalkan Bundanya begitu saja.

  ***

Hanya butuh waktu 15 menit bagi Mentari untuk bersiap-siap ke sekolah. Mentari pun keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. Ia sibuk mondar-mandir tidak jelas sampai membuat Bundanya itu pusing.

"kamu cari apasih Ra?"

"Ituloh Bun, gantungan tasku yang bentuk beruang, Bunda liat gak?" Mentari menjawab masih dalam keadaan mondar-mandir tidak jelas.

"ck. Kamu itu kebiasaan deh kalau apa-apa pasti repotnya baru sekarang, kenapa engga disiapin dari kemarin? Tadi apa? Gantungan? Nanti biar Bunda yang cari, udah sana kamu berangkat udah telat loh ini,"

"okedeh Ara berangkat, dadah Bundaaaaa," Mentari mencium pipi Bundanya lalu menyalimi tangan Sang Bunda.

"HEH INI BEKALNYA DIBAWAAAA!"

baru sampai pintu depan Mentari langsung berlari ke dalam rumah karena teriakan Bundanya.

"oiya lupa," jawab Mentari sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

***

"ANGGAAA!" Mentari memanggil nama itu berulang kali sampai si pemilik nama keluar dari rumahnya.

"Kebiasaan deh lo, pagi-pagi udah teriak-teriak di rumah orang,"















🌻🌻🌻

Siapa sih Kak Aldo itu?
Kira-kira Angga itu siapanya Mentari ya?
-
-
-
Jangan lupa vote dan komen ya ><

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang