part 42

1.5K 91 20
                                    

Tak selang berapa lama. Dera, rey dan amel pun tiba dirumah sakit. Tempat sepupu amel dirawat.

Amel pun segera turun dari motor dera. Membuka helmya dan memberikannya pada dera. Dera dan rey pun segera memarkirkan motor mereka.

"Makasih ya der. Untung ada lo yang nganterin." Ucap amel berterima kasih.

"Santai aja lagi." Ucap dera.

Tiba-tiba rey menyeruduk dera yang tengah berada disamping amel. Membuat dera dan amel terkejut. Sehingga posisi rey tepat di tengah-tengah dera dan amel.

"Lo kenapa sih. Maen seruduk aja, kaya banteng." Ucap dera tak terima.

"Lagian lo sih, cari-cari kesempatan aja."

Dera pun mengernyitkan dahinya."Maksud lo apaan sih?" Tanya dera bingung. Mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Kita belum kenalan kan." Ucap rey sambil menoleh ke arah amel.

"Iya." Ucap amel.

"Gue rey." Rey pun mengulurkan tangannya ke arah amel.

"Amel." Amel pun menerima uluran tangan rey tersebut.

"Oh.. lo mau kenalan, bilang ke dari tadi. Gak usah pake nyeruduk gue segala." Ucap dera sambil menepuk pundak rey.

"Lo aja yang gak peka."

Amel pun hanya tersenyum mendengar dera dan rey yang sedang beradu mulut.

"Udah jangan berantem mulu. Yuk" Amel pun segera mengajak dera dan rey menuju ruangan tempat sepupunya dirawat.

"Kalian mau ikut masuk, apa tunggu disini?" Tanya amel pada dera dan rey. Saat mereka sudah berada didepan pintu ruangan tempat sepupunya dirawat.

"Kita ikut masuk aja deh. Sekalian jenguk sepupu lo." Jawab dera. Rey hanya mengangguk.

"Ya udah." Amel pun membuka pintu ruangan tersebut dan masuk ke dalam. Di ikuti oleh dera dan rey dari belakang.

Dera pov

Aku sama sirey cuma mengekor dari belakang, mengikuti amel yang sudah masuk terlebih dahulu. Terlihat seorang gadis yang sedang duduk disamping ranjang tersebut. Yang masih menggunakan seragam sekolah. Mungkin dia sahabatnya pikirku.  Dan terlihat seorang gadis yang tengah berbaring diatas ranjang tersebut. Belum terlihat jelas wajahnya karena terhalang tubuh amel.

Saat aku berpindah posisi ke samping amel. Aku baru jelas melihat wajah gadis tersebut. Dan itu membuatku terkejut. Gimana tidak kagetnya aku, melihat siapa yang tengah terbaring sakit.

"Yura." Ucapku. Sontak semua yang ada diruangan tersebut pun menoleh ke arahku. Ku lihat yura pun tak kalah kagetnya denganku.

"Kak dera." Ucapnya. Aku pun segera menghampirinya.

"Kenapa kamu gak bilang kalau lagi sakit." Ucapku.

"Aku enggak apa-apa ko kak. Cuma sakit biasa." Ucapnya.

"Kalian udah saling kenal." Ucap amel. Mungkin dia heran kenapa aku bisa mengenali sepupunya itu.

"Dia adik kelas gue." Ucapku. Amel hanya ber'oh'ria.

"Iya. Kenapa lo gak kasih tahu kita kalau lagi sakit. Kita kan bisa jengukin lo bareng-bareng." Ucap si rey.

"Aku enggak apa-apa ko kak."

"Kamu sakit apa sih ra. Ko bisa jadi kaya gini." Ucap amel sambil duduk ditepi ranjang yura.

"Aku cuma kecapean aja kak. Kurang istirahat." Ucap yura. Ku lihat yura menatapku. Aku sedikit kikuk dibuatnya.

jodoh yang tak terduga 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang