Selamat membaca kisah A V E !i
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan Vote dan Comment disetiap chapternya!i
------------------------------------------------Lio, Sultan dan Devano duduk di sebuah bangku dalam lorong panjang SMA Cahaya Bintang. Jam istirahat makan siang sedang berlangsung sekarang. Mereka tengah menghabiskan snack yang dibelinya dikantin sambil berbincang bincang
"Eh, denger denger bakal ada anak baru lagi"Seru Sultan sambil menyomot snack dari tangan Lio yang membuatnya mendapatkan tatapan maut.
"Ish uda punya sendiri masih nyomot punya orang sih lu"Lio mengendus sebal
"Si Grandis, cewe kemarin itu bakal sekolah disini mulai besok. Tapi tadi sih gua liat dia udah mulai pindahin barang ke asrama. Dia sekamar sama Naura mungkin, soalnya udah gaada kamar kosong, dan kamar Naura itu kamar paling lebar di asrama, jadi sekalipun masukin extra bed juga masih cukup"Jelas Devano panjang lebar.
"Serius lu? Wah temen kita makin mudah dong PDKTnya"Seru Sultan yang lagi lagi mendapatkan tatapan tajam dari Lio
"Tapi emang Grandis cantik sih, keliatannya juga baik kok"Devano menyenggol sebelah lagi bahu Lio, yang membuat pria itu berdiri dari tempatnya lalu beranjak meninggalkan kedua sahabat gaibnya itu.
"Yeh, PMS lu yo? Sensi amat aelah gaasik ah"Seru Sultan
-
Jam istirahat sudah selesai. Lorong yang semua ramai oleh obrolan, candaan, serta anak SMA Cahaya Bintang kini sudah kembali hening. Anak Anak sudah kembali ke kelasnya masing masing.
Di dalam kelas XII A 1, Lio sedang berkutik dengan buku paket Biologinya. Ia sedang membedah soal soal untuk Ujian Nasional yang akan diadakan beberapa bulan lagi.
Konsentrasinya buyar ketika melihat seorang gadis yang melintas di jendela kelasnya. Gadis yang saat ini sering berterbangan di pikirannya, Gadis yang sudah lama ia rindukan.
Pikirannya membawa Lio ke memori 10 tahun yang lalu.
*Throwback On
"Ndis, sini naik. Main disini sama Yio sama Ave"
2 orang anak lelaki kecil yang sedang bermain mobil mobilan diatas rumah pohon mendongak kebawah saat menyadari keberadaan seorang gadis kecil dibawah sana.
"Ndis gabisa naik, Ave bantuin dong"Rengek gadis kecil tersebut
"Tunggu ya Ndis, Ave turun dulu, Yio tunggu diatas dulu ya"
Marvellio Addenaya, Xaverio Addenaya dan Grandis Elfinandi. 3 sahabat kecil yang hidupnya terbilang berkecukupan dan bahagia dengan cara mereka sendiri.
Kehidupan khas anak kecil yang dipenuhi dengan bermain main, bercanda, dan tertawa tanpa harus memikirkan beban hidup yang lain lain.
*throwback off
Sebuah spidol mendarat tepat di hadapan Lio, mampu membuyarkan lamunannya tadi.
"Marvellio, sudah cukup melamunnya?" Miss Heni berdiri di belakang meja gurunya, sambil membenarkan posisi kacamatanya
Lio mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha mengembalikan konsentrasinya.
Sekelibat bayangan masa lalunya masih berseliweran didalam pikirannya.
"Marvellio Addenaya!" Suara Miss Heni sudah lebih meningkat dalam panggilan kali ini
"Eh, em, iya miss sorry"Jawab Lio dengan gugup
"Apa yang kamu pikirkan Marvellio? Apa soal Biologi di buku paket tidak cukup membuatmu berpikir keras hingga kamu harus memikirkan hal hal yang tidak sepantasnya kamu pikirkan saat ini?"
Itulah Miss Heni, meskipun tidak segarang Miss Anne, dia tetap guru yang tegas. Spidol terbang dan kata katanya yang sangat baku menjadi ciri khas dirinya saat ada muridnya yang tidak memperhatikan pelajaran yang sedang ia berikan.
"Lio lagi mikirin kecantikan Miss, makanya dia ga kedip ngeliatin miss" Seru seorang pria dibelakang sana yang mendapat olokan dari seisi kelas. Bukan, bukan Lio yang menjawabnya, namun Sultan. Lawakan yang sangat receh, namun cukup menghasilkan semburat pink di pipi Guru Biologi mereka itu. Miss Heni tersenyum malu, sambil menutupi pipinya yang memerah itu.
Lio menghela nafas lega, lalu menepuk bahu Sultan "thankyou bor, selamet gua, gajadi kena sumpel spidolnya"
"Gue tau, pasti lu mikirin Grandis yg baru lewat tadi kan? Udah apa gua bilang, pepet aja. Cantik, baik juga kok anaknya. Semangat PDKT mas broku"Seru Sultan sambil menaik turunkan sebelah alisnya, yang hanya dijawab dengan toyoran kecil dari Lio.
Setelah suasana kelas kembali kondusif seperti semula, Lio dan Sultan kembali duduk dan kembali bergulat dengan soal soal Biologi didalam buku paketnya.
Meninggalkan Miss Heni yang masih berdiri sambil menutup pipinya yang memerah. Ia menatap ke arah plafon putih ruang kelas tersebut, sambil terseyum. Membuat siapa saja bergedik ngeri melihatnya. Keadaannya saat ini sangat berbanding terbalik dengan saat ia menceramahi Lio tadi.
-
Terimakasih sudah membaca kisah A V E!i
Berikan pendapatmu tentang chapter ini!
Terus apresiasi dan dukung cerita A V E
Sampai bertemu di chapter selanjutnya!
Lampung, 28 Jun 2020. 12.33 WIB
Ditulis dengan 720 kata
Salam, kodok🐾
KAMU SEDANG MEMBACA
A V E
Teen FictionDalam bahasa Latin, "A V E" berarti salam. ~ Salam rindu disampaikan seorang Xaverio Addenaya untuk sahabat kecilnya yang sangat amat ia sayangi, Grandis Elfinandi. Mungkin alam mereka kini sudah tak sama, namun kasih sayang dan kenhangatan keduany...