"Kemana aja lo?!" Tanya Arkan yang baru saja melihat Aulitta masuk ke rumah itu.
Gadis itu memutar bola matanya, "Gue kan udah pamit!"
"Lain kali jangan pulang malem, lo itu cewek." Ucap Arkan sambil mengacak rambuk adek nya. Sedangkan Aulitta hanya mengangguk lalu berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya.
Ruangan yang sengaja di desain estetik itu selalu berhasil membuatnya nyaman. Aulitta membaringkan tubuh di kasur queen size miliknya. Ia masih memikirkan perkelahian antara Sky dan Potret. Padahal dirinya sangat jarang memperhatikan keadaan di sekitar. Tak mau lama hanyut dalam pikiran itu, akhirnya Aulitta memejamkan matanya. Karena terlalu lelah beberapa menit kemudian gadis itu terlelap tanpa mengganti bajunya.
^_^ ^_^
Mentari mengusik ketenangan gadis yang sedang terlelap bersama mimpinya. Ditambah suara deringan alarm membuat mata gadis itu terbuka perlahan. Aulitta mengedarkan pandangan ke arah jam yang terpasang di dinding kanan kamarnya, jam itu menunjukkan pukul 04.45 pagi. Ia beranjak dari kasur menuju kamar mandi karena hari ini masih hari sekolah.
Kini gadis itu sedang berada di depan cermin dengan seragam yang sudah terpakai rapi. Ia memoles sedikit bedak dan liptint supaya wajahnya terlihat lebih fresh. Kemudian ia melangkah keluar dari kamar itu dengan membawa tas sekolah berwarna navy.
"Pagi semua!" Sapa Aulitta lalu memdudukan dirinya di dekat sang Papa.
Papa nya tersenyum, "Ayo sarapan dulu." Gadis itu hanya mengangguk dan mengambil selembar roti yang sudah dilapisi selai strawberi.
"Litta, beberapa minggu lagi gue bakalan sibuk les."
Aulitta mendengus kesal mendengar ucapan Arkan yang secara tidak langsung menyuruhnya untuk pulang sendiri.
"Yahhh gak asik lo kak!" Balas Aulitta sambil mengerucutkan bibirnya. Sedangkan yang lain terkekeh melihat tingkah gadis manja itu.
"Tinggal naik taksi ribet banget lo!" Goda Arkan dengan menggerakkan alisnya.
"Pa ijinin Litta bawa mobil ya ya ya?" Aulitta menampilkan puppy ace nya, berharap sang Papa mengasihani gadis itu.
Adrian nampak berpikir, "Emm, ya sudah dua minggu lagi Papa akan mengurus SIM untuk kamu." Sontak mata Aulitta berbinar dengan senyum merekah di bibir pink nya, kemudian gadis itu memeluk sang Papa.
"Makasih Papa nya Litta. Tapi bukan Papa nya Kak Arkan!" Aulitta menjulurkan lidahnya seolah mengejek Arkan, sontak kakak nya itu mengejar Aulitta yang berlari keluar rumah. Sedangkan Adrian (papanya) hanya geleng-geleng melihat tingkah kedua anaknya itu.
Lelah kejar-kejaran akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berangkat ke sekolah karena hari sudah semakin siang. Arkan melajukan motor dengan kecepatan sedang seperti biasanya.
Udara yang masih segar di pagi hari membuat Aulitta menikmati perjalanan itu hingga tidak terasa jika mereka sudah sampai di parkiran SMA Angkasa. Gadis itu memilih berjalan sendiri meninggalkan kakaknya yang masih sibuk mencari tempat parkir yang mudah dijangkau.
Aulitta berjalan menyusuri koridor dan sesekali membalas sapaan yang diberikan oleh temannya. Mata gadis itu melihat anggota Sky yang sedang duduk di depan kelas XI-A3. Sebenarnya malas jika harus melewati mereka, tetapi tidak ada jalan lain untuk menuju kelasnya.
Ketika dia berjalan melewati mereka terdengar celetukan Verel yang membuat otaknya berpikir keras maksud dari perkataan itu. Namun Aulitta tetap melanjutkan langkahnya setelah membalas senyuman dari Marcel dan Verel yang kebetulan sekarang menjadi teman sekelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA •• (On Going)
Teen FictionIni kisah Aulitta Laura seorang gadis SMA Angkasa. Rentetan kisah lara yang menjelma tipuan bahagia. Seolah tiada namun enggan untuk dilupa. Hingga kedatangan seseorang mengubah hidupnya. Entah Aulitta yang berpura-pura atau semesta yang sedang berc...