10 - Gahara Ganteng

241 55 1
                                    

Bagian Sepuluh

"Gahara Ganteng."

© 2020

- Kaleidoskop -

"Jadi apa trik lo bisa jadi ganteng gini? Pasti pakai pelet kan! Buktinya gue kok bisa bilang lo ganteng hah?!"

Selamat membaca kisah Adel !

"MASYA ALLAH INI BENERAN GAHARA?"

"HAHAHA PARAH PARAH!"

"Ya ampun Gahara kesambet Jin Tomang ya lo!"

Gahara hanya mengembangkan senyum terbaiknya. Sebelum benar-benar duduk di kursinya sambil dikelilingi oleh teman-teman nya.

"Kesurupan apa lo datang kepagian gini? Biasanya di rumah masih molor lo, sat."

"Ckckck, gak lihat tadi pagi dia ngantar degem? Power of love, bro!"

"WadAw pajak jadian boleh kali ya?!"

Gahara hanya tersenyum lebar sambil duduk di kursinya layak bos. Entahlah, suasana hatinya saat ini dalam keadaan baik.

Bel masuk sedari tadi sudah berbunyi, hanya saja guru mereka belum masuk. Dan mereka memanfaatkannya dengan pergi ke kantin ataupun masih bergosip ria seperti yang dilakukan para ciwi-ciwi.

Salah satu anak kelas mereka, Dion yang biasa bertugas menjaga dan mengawasi di pintu. Berlarian heboh ke dalam kelas, "Eh-eh! Berto udah datang!"

Seluruh anak 12 MIA 1 langsung kembali ke tempat mereka masing-masing dengan hati yang berat. Kemudian mereka duduk malas-malasan menunggu Berto, guru Fisika nya.

Berto, alias Berliana Tolol adalah guru BK sekolah mereka yang paling menyebalkan. Sering disandingkan dengan Eko, karena mereka sama-sama menyebalkan. Semua murid di Tunas Bangsa ini membenci Berto, termasuk Gahara yang notabenenya anak baru.

"Selamat siang, anak-anak!"

"Selamat siang, bu." ucap mereka dengan hati yang tidak ikhlas.

Guru yang berusia 25 tahun itu menaruh buku paket Fisika di atas meja guru. Ia mengulaskan senyum di bibirnya yang dipolesi oleh lipstik berwarna pink norak.

Faris, teman sebangkunya yang rangkap menjadi sahabatnya itu menyenggol lengan Gahara.

"Apaan." sahut Gahara.

"Kata para ciwi-ciwi, kalo Berto udah senyum. Beuh ngeri lur, katanya dia mau cari mangsa baru."

Gahara menggeleng kepalanya geli, "Bangsat."

Berto berdehem sebentar, membuat kelasnya tadi berisik sedikit memberi perhatian padanya. "Saya tanya dari Bu Dilla, katanya kalian punya PR ya?"

Semua anak langsung ricuh dan heboh. Tak terlebih desisan sebal yang mereka lontarkan. Emang, Berto itu emang rese. Wajar mereka benci, padahal mereka sudah diam-diam dan tak mengungkit tentang pekerjaan rumah itu.

Black ; Kaleidoskop [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang