Sekolah mendadak ricuh saat berita kematian Jeno menyebar. Oh. Tidak hanya berita kematian Jeno, berita kematian Renjun yang ternyata mayat nya ditemukan di gudang olahraga tak terpakai dengan kondisi lebih mengenaskan juga membuat beberapa orang memilih kabur dari sekolah dengan alasan takut.
Berbeda dengan Jaemin dan Jeongin yang masih terdiam di kelasnya. Berita tiba-tiba itu membuat mereka berdua terdiam. Jeongin termenung, pikirannya melayang saat Ia melihat Renjun yang ditarik seseorang setelah melihat mayat yang tergantung pagi itu.
Jeongin tak sempat berteriak, karena orang itu mengancamnya.
"Semuanya jadi rumit" gumaman Jeongin terdengar oleh Jaemin yang memang sedang duduk tak jauh darinya.
Jaemin menoleh "Ya, kau benar"
BRAK!
"Han hyung! Bisa gak sih gausah ngagetin?" mendengar teriakan Jeongin, Han hanya berdecih. Matanya menelusuri kelas yang tampak kosong dan menyisakan Jaemin juga Jeongin.
"Nyari siapa?" Tanya Jaemin ketus
"Felix mana?"
Baik Jaemin maupun Jeongin mengedikan bahunya. "Gak tau, kenapa emang?"
Pertanyaan Jeongin lagi-lagi tak digubris. Jeongin melihat Han yang mengeluarkan ponselnya, mendial sebuah nomor dan --------
Tring Tring
----- menyeringai saat ponsel yang dihubungi nya terdengar dekat darinya.
"I got you Lee Felix"
Han melangkahkan kakinya menuju tempat duduk Felix. Merogoh laci meja untuk mendapatkan ponsel Felix yang berbunyi karena Han sendiri yang menelpon nya.
"Password nya 666"
Han mengangguk saat mengingat ucapan temannya tentang password ponsel Felix.
Berhasil. Handphone itu terbuka. Rasa senang Han terganti menjadi rasa penasaran.
Pasalnya, lockscreen yang dipakai oleh Felix adalah sebuah foto kertas dengan banyak nama.
Nama mereka.
Han buru-buru memfoto lockscreen ponsel Felix dari ponselnya. Setelahnya, tangannya dengan cepat membuka kotak pesan, seringaiannya kembali mengembang, bahkan lebih lebar.
"Kenapa sih?" Han menoleh dan mendapati suara Jaemin dari sebrang kursi Felix. "Heh! Anak sok pinter yang gaada gunanya! Ga sopan banget buka hp orang"
Selesai dengan tugasnya, Han menaruh kembali ponsel Felix pada tempat semula. Langkahnya mendekat kearah Jaemin yang masih menatapnya dengan tatapan remeh.
Sedikit membungkukan badannya dan berbisik pada Jaemin "Let's see, siapa sebenernya yang gak guna itu Na Jaemin"
Sret
"Akh" rintih Jaemin. Ia menatap Han nyalang, tangannya mengusap tengkuk nya yang ternyata di silet oleh Han tadi.
"Woahh, hebat Han hyung" seru Jeongin. Jeongin mendekati Jaemin yang masih berusaha untuk membersihkan darah yang masih menetes dari belakang lehernya.
"Hyung, darah nya jangan dibuang sembarangan. Masukin plastik sini"
Jaemin mengernyit, "plastik?"
Jeongin mengangguk "Lumayan, bisa aku minum"
Han didepannya tertawa "Kau selalu mengejutkan Yang Jeongin"
"Ck, hp aku mana sih!" Felix menggurutu sedari tadi, tangannya merogoh kedua saku celana nya. Seingatnya, ia tadi memasukan ponsel nya ke dalam saku celana nya.
"Kok gaada sih!"
"Nyari apa sih"
Felix tersentak. Matanya menatap tajam Hyunjin yang tiba-tiba muncul di sampingnya. "Hp" jawabnya singkat.
"Ketinggalan di meja kali"
Felix terdiam, matanya menatap Hyunjin "Ngapain ngeliatin gue? Ganteng ya gue?"
Felix memutar bola matanya malas. Mengabaikan Hyunjin, Felix lebih memilih berjalan menuju kelasnya. Untuk mencari ponselnya tentu saja.
Sedangkan Hyunjin yang masih terdiam di tempatnya menatap kepergian Felix dengan seringaian tipisnya.
"Lo udah ketauan lix, jadi gausah pura pura lagi"
Tring
Han jisung send photo
Hyunjin buru-buru membuka pesan dari Han. Matanya membulat saat melihat daftar nama yang Han kirimkan.
"Gue dapet dari hp felix. Awas kalau lo bocor! Gue aduin"
Hyunjin tersenyum tipis saat membaca pesan yang Han kirimkan. Matanya menatap bayangan yang berdiri di belakang pohon besar.
Hyunjin hanya mengangguk melihat bayangan hitam yang berdiri di sebrangnya. "Han, lo gak sepolos yang gue kira"
Hyunjin kembali menatap layar ponselnya yang menampilkan daftar nama yang ia dapat dari Han barusan.
"Yang Jeongin, Na Jaemin" gumamnya pelan.
Hyunjin mematikan ponselnya, memasukannya kedalam saku celana nya dan kembali berjalan menuju kelasnya. Tanpa tau seseorang mengintip kegiatannya sedari tadi.
"Aku juga gak nyangka, kalau kamu punya dua kepribadian hyung"