Lembar pertama

50 5 0
                                    

Aksara Surya Maharsa •

Itu hanya nama samaran, aku hanya senang menyebutnya Aksara. Dan, dia pun menyukai nama Aksara ini. Ku kenalkan dia, mau?


Aksara Surya Maharsa, anak kedua dari dua bersaudara. Terlahir dari seorang ibu yang sedikit tegas namun berpikiran luas. Ayahnya seorang wiraswasta biasa. Dia mempunyai kakak perempuan yang terbilang cerdas dan agak sedikit tomboy.

Aksara terbilang anak yang mandiri, namun juga bisa menjadi manja disaat bersamaan. Dia pada dasarnya, seseorang yang sulit beradaptasi. Dia senang memasang wajah cueknya diluar. Tapi, entah kenapa banyak juga manusia yang tertarik untuk berteman dengannya.

Aksara didik tegas oleh Sang Ibu. Walaupun begitu, Ibunya tetap membebaskan apa yang ingin anaknya lakukan. Katanya, "Terserah kamu mau jadi apa, Mama cuma bisa memberi dukungan dan doa terbaik".

Aksara sangat disayangi kakak perempuannya. Bahkan tak jarang, kakaknya menjodohkan Aksara dengan teman sebayanya. Padahal, teman sebayanya berusia sekitar sembilan belas tahun ke atas.

Atau, jika tidak. Kakaknya akan mencari tahu siapa gadis yang disukai adiknya. Dan, menilik - nilik gadis itu. Seperti aku contohnya.

Ah, aku lupa. Aksara mempunyai saudara sepupu. Kebetulan mereka sebaya, dan namanya pun mempunyai marga yang sama. Angkasa Surya Putra Adi, namanya.

Terkadang mereka seperti kembar. Mempunyai barang yang sama, dan beberapa sifat mereka pun sama. Ah, sudah lupakan.

Aku akan menjelaskan ciri fisik Aksara. Barang kali kalian kenal, dan bertemu dengannya ingat! Dia punyaku. hehe

Aksara bertubuh lebih tinggi dua puluh lima sentimeter dariku, mungkin. Kulitnya kuning langsat sama sepertiku. Tapi, mungkin karena sering bermain bola. Kulitnya menggelap terbakar matahari.

Rambutnya sedikit kemerahan, tapi bukan hasil pewarnaan ya! Matanya sipit, seperti orang Asia Timur. Turunan dari Ayahnya yang memiliki darah Tiongkok. Hidungnya terbilang mancung dibanding aku. Bibirnya tebal, kata temanku Kissable.

Apalagi ya? OH IYA, dia punya lesung pipi dia kedua pipinya. Katanya dulu, "Waktu kecil, Nenek hampir mau tusuk pipi aku pake cabai. Katanya biar punya lesung pipi. Eh, terus aku ketawa. Nenek ga jadi deh tusuk pipiku." Dia tertawa setelahnya.

Lesung pipi kirinya lebih dalam dibanding lesung pipi kanannya. Terkadang aku akan memintanya tersenyum, aku suka melihat lesung pipinya. Dan, senyum manisnya juga!



Sudah dulu ya, akan ku lanjut di lembar kedua. Sampai jumpa! 

• Aksara •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang