Chapter-14 [ Second Lead Couple]

94 22 126
                                    

Second Lead Couple

Han Sona
Revan Albert Lehmann

—————

Triangle Love

H–7 Ujian Tengah Semester

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H–7 Ujian Tengah Semester.

Seperti itu kurang lebih yang ditulis Bu Kirana sebagai penutup pelajaran sebelum jam istirahat kedua. Sona mendesah lelah, pasalnya  belakangan ini ia cukup sibuk. Cafe Cendana, tempat ia bekerja sangat ramai pengunjung. Belum lagi sekolah dari pagi hingga menjelang petang, membuat otak Sona stuck untuk berfikir lebih. 

Satu-satunya orang yang bisa menolongnya saat ini hanya Lily.

Lima buku sama tebalnya Sona ambil dari perpustakaan untuk bahan referensi. Menggebrak meja kantin lantai dua menyalurkan rasa pening dikepala hingga membuat Lily sedikit terjingkat dari duduknya.
Wajah Lily terlihat pucat, sepertinya manusia satu ini sedang ada masalah.

Ketika ditanya hanya tersenyum dan mengangguk, terserah. Tiga bulan lebih berteman dengan Lily, membuat Sona sudah terbiasa dengan sifatnya yang terkadang enggan berbicara.

Masih ada waktu tiga puluh menit untuk merangkum bahan yang menurutnya ia perlukan. "Cukup pahami bagian rumus maka kamu akan mengerti  dan lebih cepat menemukan jawaban," Lily menggaris bawahi yang perlu Sona catat. Beberapa kali Lily menjelaskan secara singkat namun bisa ditanggapi oleh Sona dengan mudah.

Sona kembali mencatat beberapa yang menurutnya penting, sedangkan Lily membaca buku scienes yang menurut Lily terlihat menarik.

Pergerakan tangan Sona terhenti, ia menatap beberapa gadis yang sedang berjalan kearah mejanya. Bolpoin mengendur dan berakhir jatuh. Ada rasa takut disudut hati kecilnya. Tidak salah lagi, Revan adalah perkara utamanya.

Tatapan sinis adalah hal pertama yang Sona dapatkan. Gadis dengan warna rambut yang berbeda diantara keempat lainnya adalah yang paling terlihat kalem duduk tepat dihadapan Sona.

Decihan membumbung dari mulut gadis bernama Alexia, "Jadi ini jalangnya Revan."

Sona masih diam. Enggan merespon atau ia tidak ingin mencari perkara lebih. Lagi pula bukan Alexia yang memiliki masalah dengannya, melainkan Finka.

Gadis itu masih diam, namun sorot matanya terlihat begitu jelas bahwa Finka tidak suka dengan Sona.

Tangan Finka bergerak mengambil minuman Sona yang masih penuh. Memberikan ludah disana dan mengaduknya. Kembali menyodorkan ke Sona. Finka menyandarkan bahunya pada kursi dan melipat tangan dibawah dada, menunggu Sona meminumnya.

"Minumlah! Kayaknya lo kehausan," pemilik rambut merah–Alexia yang duduk disebelah Finka memerintah lengkap dengan sudut bibir menyeringai.

Sona tidak menjawab, bergeming. Sorot mata Sona hanya terfokus pada Finka. Lama, hingga Finka bosan, pasalnya berhadapan dengan Sona membuatnya sangat muak.

Lily [Completed] TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang