"aku senang mempunyai sahabat:) yang mengkhawatirkan ku"
'Iva'"Bunda apa ini Bunda?"
"Iya nak ini Bunda"
Seorang ibu mengecup kening anaknya"Ini ayah Iva"
Mereka bertiga tersenyum
"Abang mana Bun?"
"Abang lagi beli cemilan buat kamu sayang"
'toktoktok'
"Assalamualaikum"
Vin berjalan masuk rumah."Eh abang, waalaikumsalam,mana bang cemilannya katanya Abang beli cemilan buat Iva"
Iva meminta cemilan itu dengan manjanya."Siapa bilang ,Abang beli cemilan buat bunda ,ayah,Ama Abang tau bukan buat kamu"
Ucap Vin sambil tersenyum jail membuat adiknya itu manyun
"Abang bercanda kok ini"
Ucap Vin sambil memberikan cemilan kesukaan Iva"Makasih Abang ,Abang ganteng deh Iva sayang Abang"
Mereka semua tertawa bahagia.
"Huaaaa..."
Gadis itu menguap."Cuma mimpi ya"
Ucap Iva masih dengan suara khas bangun tidur."Bunda,,ayah Iva kangen "
"Abang,,Iva kangen Abang yang dulu,Iva kangen Abang yang perhatian,ngekhawatirin Iva,manjain Iva..."
Tess,seketika air mata Iva menetes"Eughh..mengingat itu malah membuat gue tambah sakit hati dan kangen"
Iva berjalan menuju pintu kamar untuk pergi ke kamar mandi.
.
.
.
CEKLEK" Yah telur abis.makan apa ya hari ini"
Dengan terpaksa Iva kendita gadis SMA itu berangkat tanpa mengisi perutnya terlebih dahulu.
Iva tinggal sendiri di rumahnya, ayah dan ibunya telah tiada.dia hanya memiliki seorang kakak laki laki nya yang bernama Vin.dan kakaknya sedang bekerja diluar kota.
.
.
.
.
*Kelas"Hei sahabat gue yang paling lucknut seduniaa" kacang.
"Hei Lo gak denger apa sahabatlo yang paling cantik ini udah Dateng !"bibir Iva yang tadinya senyum bahagia sekarang sudah berubah monyong kedepan alias manyun.
"Brisik lu va orang gue lagi push rank juga."
Gerutu Silvi kesal.
"Iya Lo va brisik!."Yah cuma game doank juga,nanti juga bisa diulang."kesal Iva sambil mengambil hp Silvi dan Dinda.
"Woy!!Anj*nk lu va,bentar lagi menang juga!!"
"Kejar cook"
Iva tersenyum jail kemudian berlari melewati koridor sekolah.
Brukk..
"Ahh..."
"Woy kalo jalan liat ² dong!!"
Bentak Iva."Bukanya Lo yang lari² an dikoridor?"
Jawab lelaki itu dengan wajah datar.Silvi dan Dinda yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Iva.
Silvi dan Dinda melongo melihat siapa yang Iva tabrak.