"masuk mbak, silahkan dilihat dulu kamarnya" kata Bu Unida pemilik rumah yang akan Ara tempati. Nyaman, itulah kata yang akan terlintas disetiap orang jika melihat suasana rumah ini. Bukan, Ara bukan ingin membeli atau mengotrak rumah. Ia akan tinggal di kos.
Bukan seperti kos kebanyakan, kos Bu Unida lebih suka menyewakan bangunan yang seperti rumah. Katanya, biar gak kangen rumah.
"sebelumnya yang nempatin juga anak kampus sini bu?" Tanya Ara
"ini baru selesai dibangun mbak Ara. Sebelumnya ini Cuma lahan kosong, rumputnya tinggi-tinggi. Takut ada ularnya. Jadi sekalian aja dibuat kos-kosan"
"oh begitu ya bu. Saya mungkin mulai pindahan nanti siang bu. Jadi gerbang depan biar dibuka dulu aja ya bu"
"eh, iya sama kayak adik adikmu nanti. Mereka katanya juga mau pindahan hari kok. Ibu titip ke kamu ya nduk, soalnya ibu habis ini ada acara"
Ah, rupanya nanti penghuni kos yang lain datang juga. Ara bersyukur karena tidak harus membersihkan rumah ini dulu karena Bu Unida sudah membersihkannya sebelum dia datang. Setelah Ibu kosnya pergi, ia segera membawa barang barangnya yang ada di teras untuk dibawa masuk ke kamar yang sudah ada nama dirinya di pintu.
***
'Bener kok ini rumahnya' ucap gadis itu dalam hati. Zia melihat rumah satu lantai dengan gerbang yang terbuka cukup lebar. Setelah mencocokkan alamat yang ada di telepon genggam dengan tulisan yang ada di pojok kanan pagar, Zia memberanikan diri untuk masuk.
Baru saja ia menginjakkan kakinya di halaman rumah itu, Zia langsung suka dengan kos barunya. Tidak salah dia meminta tolong temannya untuk mecarikan kos yang nyaman.
Zia melihat ada 1 kardus besar di teras rumah itu, sambil menggeret kopernya ia berdoa dalam hati supaya teman kosnya tidak ada yang aneh aneh seperti ditempat kosnya dahulu.Baru saja Zia melepas sepatu ada seorang wanita cantik keluar dari rumah itu. Wanita itu sedikit kaget melihat kedatangan Zia "Eh, kaget" ucap wanita itu.
Tapi setelahnya ia buru buru berkata "aduh, maaf ya tadi saya main hp, jadi gak liat kamu didepan. Kamu juga anak kos sini?" tanyanya. Zia tersenyum kikuk, lalu menjawab "Iya kak, saya anak baru. Kakak yang punya kos?"
"oh bukan, saya juga anak kos sini kok. Kita belum kenalan. Aku Ara, kamu bisa panggil aku Mbaj Ara" katanya sambil menyodorkan tangan ke depan Zia.
Zia bersyukur dalam hati karena doanya langsung terkabul. Sambil menjabat tangan Teh Ara, zia menjawab "aku Zia Mbak"
Yang terjadi setelahnya, mereka berdua sama sama membawa barang mereka menuju pintu yang sudah tertulis namanya. Ternyata kamar mereka bersebelahan.
Mereka menata semua barang yang ada di dalam kardus dan koper untuk ditata di dalam kamar mereka yang terkesan nyaman. Selama menata barangnya sesekali mereka melempar pertanyaan. Yang Zia ingat, semua barangnya sudah selesai tertata rapi dan pintu masih terbuka saat ia mulai tertidur di kasur empuknya.
***
"Abang nanti gabisa lama lama kak, gapapa kan?" ia bertanya kepada gadis disebelahnya yang sedang memasukkan barang barangnya ke dalam tas kecil yang ia bawa.
"gapapa, nanti kakak beresin sendiri aja. Abang ini langsung berangkat?" jawabnya setelah berhasil menutup tasnya dengan rapi sambil menoleh ke kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Fanfiction[ON HOLD]Arunika memiliki arti cahaya matahari di pagi hari. Bermaksud supaya Arunika memberikan kehangatan bagi siapa saja yang tinggal di dalamnya. Menjadi tempat yang dituju saat melepas lelah, tempat untuk singgah, tempat berlindung dari panas d...