•••EPILOGUE•••

3.2K 606 158
                                    

Lai Guanlin terancam dipenjara seumur hidup karena bersedia menjadi kaki tangan tindakan pembunuhan yang di rencanakan ayahnya sendiri.

Jung Jaehyun, dia juga sama. Tertangkap dua jam setelah insiden pembakaran dua rumah kemarin malam. Beruntung kebakaran rumah itu tidak memakan korban. Hanya menewaskan anjing milik Haechan dan juga anjing milik Soobin.

Sementara Lai Young Min, dia terancam dihukum mati, karena telah membunuh dan menjadikan orang-orang sebagai tumbal. Pria tua itu hanya tinggal menunggu ekskusi hukuman matinya. Tetapi, ajalnya lebih dulu datang menjemput sebab ia gagal memberikan tumbal sebanyak enam orang untuk setan-setan suruhannya.

Ah, lupakan Youngmin. Mungkin dia memang pantas mendapatkan balasan seperti itu.

Disinilah Baejin sekarang, di koridor rumah sakit. Dia sedang berjalan beriringan bersama Soobin dan juga Jeno. Hendak menjenguk Felix, Haechan, Renjun, Jeongin juga Yeonjun yang kemarin terluka.

Mereka semua bersyukur, karena semua ini telah berakhir dengan sempurna.

Bagi mereka, ini adalah sebuah pelajaran hidup. Tidak semua teman pantas disebut teman. Tidak semua orang yang terlihat baik adalah orang yang baik. Tidak ada yang bisa menepis fakta, bahwa banyak sekali manusia bermuka dua di bumi ini. Banyak sekali penjahat, pengkhianat dan lain-lainnya.

Dunia ini begitu berbahaya.

Dan karena itulah, kita semua harus waspada.

Terlebih kepada orang baik.

Karena kita tidak pernah tau, kapan orang baik berubah menjadi jahat.

Ruang rawat pertama yang ingin mereka kunjungi adalah ruang rawatnya Felix.

Tiga anak adam itu berhenti di depan pintu bernomor 203 itu, Baejin menghela pelan sebelum memutar knop dan melangkah masuk.

Di atas bangsalnya, terdapat Felix yang sedang berkutat dengan ponselnya. Dia benar-benar terlihat seperti orang yang baik-baik saja, padahal kepalanya di perban karena terluka akibat timpukan kayu kemarin.

"Heh, bukannya istirahat lo," kata Jeno, melangkah mendekati Felix.

"Nanggung, biar ranked gue naik."

"Perasaan dulu ada yang bilang ngga tertarik sama game, ya?" Baejin berucap sembari mendudukan diri di atas kursi yang terletak di sebelah bangsal Felix.

"Sekarang mah udah beda. No game, no music, sama dengan no life." Balas Felix tanpa mengalihkan pandangannya.

"Btw, lix, lo pindah ke sekolah mana?" tanya Soobin.

Felix mengangkat kepalanya, "kepo lo."

"Wailah, gue cuma nanya."

"Gue mau balik ke Australia. Lo semua baik-baik disini ya."

Mendecih, "pasti."

Felix meletakkan ponselnya, "sebelumnya gue mau minta maaf. Seharusnya gue ga bersikap egois. Seharusnya gue ga khianatin kalian."

"Udahlah,"

"Gue pantes ga sih di hukum?" tanyanya, menaikkan sebelah alis.

Restricted site? ;; Ft. 00Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang