Author's Pov
"Hyung, mianhae... Jebal... Mianhaeyo hyung... Mianhae..." Jungkook terus meminta maaf dalam tangisnya. Suaranya lirih dan tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Yoongi masih tak merespon pelukan Jungkook. Dia hanya diam, membiarkan Jungkook menggenggam erat punggungnya. Meneteskan air matanya menimpa bahu tegap Yoongi. Hati Yoongi tak tergetar sama sekali. Masih angkuh dan kaku untuk dilunakkan.
Jungkook terus menangis dalam pelukannya. Ia bahkan menguras seluruh tenanganya hanya untuk namja angkuh itu. Dia melepas habis air matanya hingga kering. Meluruhkan seluruh kepedihan hidupnya bersama Yoongi.
Perlahan Jungkook terlihat semakin melemahkan pelukannya. Dekapannya kini tak seerat semula. Jungkook sesenggukan. Nafasnya mulai terengal-engal dan pendek. Dia merasakan susah sekali walau hanya mengambil nafas. Seolah nafasnya terhimpit oleh benda keras.
Nyeri dada kembali datang mengambil alih perhatian Jungkook. Jungkook mencoba menahan sekuat tenaga, menyembunyikannya dari Yoongi. Namun itu tak semulus rencananya. Detak jantungnya kini memburu. Jelas itu dirasa oleh dada Yoongi pula. Lemas kini merajai tubuh Jungkook. Tenaganya mulai hilang sedikit demi sedikit.
Yoongi menyadari irama jantung Jungkook semakin cepat. Tak lupa pula dengan nafas Jungkook yang semakin memburu. Suara mengi dari hidung Jungkook pun datang mengisi kekosongan malam ini. Perlahan pelukannya melunak. Kakinya semakin tak kuat menopang berat tubuhnya. Dan Jungkook merasakan sebuah kegelapan menyerbu dirinya.
Bruk
Seketika tubuh Jungkook luruh ke lantai. Tanpa balasan pelukan dari Yoongi membuat Jungkook ambruk. Dia tumbang tak sadarkan diri.
"Yak bocah, kau kenapa? Ada apa denganmu? Sadarlah! Jangan bermain-main denganku. Yak Jungkook-ah! Kim Jung Kook!"
Yoongi segera menggoyang-goyangkan tubuh Jungkook yang terkulai lemas. Ia terkejut mendapati Jungkook kini tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari hidungnya. Yoongi kalangkabut. Tak pernah ia melihat Jungkook seperti ini. Dia bingung akan melakukan apa untuk mengembalikan kesadaran Jungkook.
"Bangunlah Jungkook-ah." Tanpa sadar Yoongi mendekap erat tubuh Jungkook yang tergeletak. Dia memeluknya erat seraya memohon.
"Sadarlah, saeng." Yoongi terus menepuk pipi Jungkook. Mencoba menyadarkan namja kecil itu. Mendekapkan lebih erat wajah dongsaengnya yang kini terlihat pucat. Matanya tertutup damai menuju alam yang tak bisa Yoongi datangi.
Tak ada respon apa-apa, Yoongi segera menggendong Jungkook keatas punggungnya. Dia berlari sempoyongan menyusuri lorong rumah ini. Tubuh Jungkook yang tak seberapa berat berhasil membuat langkahnya secepat kuda. Belum pernah ia menyentuh tubuh dongsaengnya itu, apalagi menggendongnya. Malam ini adalah kali pertama Yoongi merasakan suhu badan Jungkook menempel di lapisan kulitnya. Pastinya rasanya panas karena Jungkook diserang demam.
"Astaga, Tuan Jungkook. Tuan kenapa? Ada apa dengan Tuan Jungkook?" Park ahjumma yang akan mengecek pintu utama tak sengaja melihat Yoongi yang menggendong Jungkook. Ia kaget, pandangannya menatap lekat wajah tuan mudanya itu yang tak sadarkan diri dengan darah mengucur dari hidungnya. Hingga cairan merah kental berbau anyir itu menetesi baju Yoongi dan membuat banyak bercak disana. Yoongi tak peduli, ia masih fokus pada pelariannya. Dia bahkan tak melirik Park ahjumma.
Langkah Yoongi semakin cepat. Keringatnya yang bercucuran tak ia indahkan. Perasaannya semakin panik ketika ia merasakan detak jantung Jungkook melambat.
"Bertahanlah, Jungkook-ah."
Kini Yoongi sudah sampai digarasi. Ia segera membaringkan tubuh Jungkook dikursi belakang. Tanpa basa basi, namja yang lebih tua itu segera menginjak pedal gas dan melaju meninggalkan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongmal, Jeoseonghabnida Hyung
Fanfiction"Hyung, Mianhae..." - Kim Jung kook . . . "Ani..." - Kim Yoon Gi Kim Jungkook adalah adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Jalan hidupnya yg berbeda dari ketiga kakak-kakaknya membuatnya selalu mendapat perlakuan tak enak dari mereka. Hidup...