"Tenanglah..."
Hyungwon terus mengusap dengan lembut punggung sahabatnya yang kini tengah menangis dalam pelukannya.
Beberapa jam yang lalu. Kihyun meminta Hyungwon untuk mengantarnya ke suatu tempat. Memang, tidak selamanya kita harus menuruti rasa penasaran dalam fikiran kita. Hal itulah yang tengah Kihyun sesali saat ini. Karena di saat ia menuruti rasa keingintahuannya, hal menyakitkan justru datang dan menjadi akhir dari segalanya.
Kihyun melihat langsung dengan mata kepalanya. Hyunwoo yang tengah memeluk seorang wanita di taman.
"Kalian perlu bicarakan masalah ini, Ki"
Kihyun memukul-mukul dadanya yang terasa semakin sesak. Nafas nya kini seakan berhenti, seperti ada sebuah batu yang menghimpit jalur pernafasannya. Kihyun sangat ingin mengakhiri hidupnya.
"Apa salah ku, Chae?"
Hyungwon menatap iba sahabatnya itu. "Kau tidak pernah salah, Ki"
"Aku membenci diriku, Chae!!"
Hyungwon menahan tangan Kihyun yang terangkat untuk memukul perutnya. Hyungwon kembali menarik Kihyun masuk ke dalam pelukannya.
"Jangan sakiti bayimu. Dia tidak mengerti apapun, Ki" ujar Hyungwon yang tengah berusaha menahan Kihyun yang memberontak dalam pelukannya. "Tenanglah..."
Hyungwon menutupi tubuh Kihyun yang sudah tertidur dengan selimut. Hyungwon membiarkan Kihyun menginap di apartemen nya malam ini, karena baru saja ia melihat pesan Hyunwoo pada ponsel Kihyun yang memberitahu jika malam ini laki-laki itu tidak pulang. Benar-benar, Hyunwoo.
Hyungwon meraih ponselnya guna berselancar pada media sosial miliknya dan melihat beberapa hal menarik yang mungkin bisa memperbaiki suasana hatinya.
Bukan hal manis yang Hyungwon lihat. Ia justru mendapati foto yang baru saja Minhye posting di media sosial pribadinya. Sebuah foto yang menampakkan dirinya berbalut sebuah gaun dalam sebuah pemotretan bersama seorang laki-laki yang Hyungwon yakini adalah Hyunwoo.
Hyungwon mendecih kemudian melemparkan ponselnya sembarang. "Jika bukan karena Kihyun. Kau sudah hilang, Hyunwoo-ssi" ujarnya dalam hati.
Hyungwon menikmati teh yang baru saja ia buat guna merelaksasikan fikirannya. Kepala nya kini terasa sangat nyeri, seakan ada batu besar yang baru saja menghantamnya dengan sangat kuat."Apa anda baik-baik saja, Tuan?"
Hyungwon menyandarkan tubuhnya di sofa. "Apa harus ku lakukan. Tapi, bagaimana dengan nya?"
"Apa maksud anda, Tuan?"
"Paman. Jika ada seseorang yang menyakitiku, apa yang akan Paman lakukan?"
Laki-laki berusia seperempat abad itu terdiam. "Tentu saja saya akan melakukan apa yang biasa saya lakukan untuk anda, Tuan" ujarnya. "Orang itu akan menghilang esok hari setelah dia menyakiti anda"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness For You [Son Family]🌸
Ficção AdolescentePerpisahan bukanlah penghalang untuk menggapai kebahagiaan. Jika Tuhan telah berkehendak dan didukung dengan usaha, maka kebahagiaan itu akan mudah digapai. ▪BxB ▪MPreg ▪Be wise p.s: ⚠️ kamu tidak boleh baca kalau belum 17 tahun 7 April 2020 - 12 No...