Malam itu Kihyun meninggalkan Gereja bersama Hyunwoo, menyisakan Hyungwon, Minhyuk, Jooheon, Hoseok dan Changkyun yang masih menetap di bangunan itu. Sedangkan Hyunjin memutuskan untuk kembali ke rumah, berjaga-jaga jika rekan-rekannya pulang.
Menyelinap dalam gelapnya malam itu, Kihyun berhasil sampai di rumah Hyunwoo dengan selamat melalui pintu belakang. Hyunwoo segera memeriksa rumahnya, mencari keberadaan sang ayah yang ternyata belum pulang. Setelah sempat memeriksa keadaan di depan rumahnya, Hyunwoo kembali menghampiri Kihyun yang sebelumnya ia tinggalkan di dapur.
"Ayahku belum pulang, mungkin sebentar lagi. Duduklah dulu."
Kihyun menarik tempat duduk di dekat meja makan dan mendudukinya, begitupun dengan Hyunwoo yang mengambil tempat duduk berseberangan dengan Kihyun.
"Kau sudah makan?"
Kihyun mengangguk. "Bagaimana perkembangan Distrik seminggu ini?"
Hyunwoo mengendikkan bahunya. "Tidak ada yang baik-baik saja. Tapi, bisa kau jelaskan padaku tentang hubunganmu dengan para perwira itu?"
"Mark Tuan, dia mengatakan bahwa kedatangannya ke sini hanya untuk berbalas budi."
"Berbalas budi?"
Kihyun mengangguk. "Ayahnya adalah pasukan angkatan darat Amerika yang ditugaskan pada masa perang Korea Selatan dan Korea Utara. Ayahnya tersesat di Distrik 9 dan saat itu kakekku lah yang menolongnya."
"Jadi, bisa dikatakan bahwa ayah perwira asing itu berteman dengan kakekmu."
"Itulah yang dia katakan padaku."
"Lalu, sebenarnya kau dari mana dengan pakaian seperti itu?"
"Aku hanya memakai apa yang mereka berikan padaku."
"Kau serius dengan hal itu?"
"Jangan menaruh kecurigaan padaku, aku benar-benar menjadi pecundang sejak meninggalkan Distrik 1."
Hyunwoo lantas sedikit mengurangi kecurigaannya. "Tapi, apakah Sohye benar baik-baik saja?"
"Perwira asing itu, beberapa hari sekali dia ke Distrik 1 untuk melihat keadaan Sohye."
"Seberapa jauh hubungan kalian? Apa kau yakin mereka bisa dipercaya?"
"Tidak semua orang bisa dipercaya. Tapi jika itu Mark, aku akan mencoba menaruh sedikit kepercayaanku."
Hyunwoo menepuk pahanya beberapa kali sembari menghela napas. "Semua terasa berat akhir-akhir ini. Tapi omong-omong, apa yang ingin kau bicarakan pada ayahku?"
"Kita tunggu sampai paman datang."
"Apakah ada sesuatu yang penting?"
"Tidak ada hubungannya dengan distrik, hanya sedikit masalah pribadi."
"Kau selalu berhasil membuatku penasaran."
Perhatian keduanya teralihkan oleh suara pintu depan yang dibuka.
"Kau tunggu di sini," ucap Hyunwoo yang segera beranjak dari duduknya lalu bergegas ke depan.
"Ayah," tegur Hyunwoo dan berjalan menghampiri sang ayah.
"Kau sudah pulang?"
"Ayah datang sendiri?"
Ayah Hyunwoo terlihat bingung. "Ada apa? Apa ada masalah?"
"Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Ayah."
"Siapa?"
Ayah Hyunwoo memandang ke arah putranya datang sebelumnya dan sedikit tekejut ketika melihat Kihyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historische Romane1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...