" dibenci atas kesalahan yang sama sekali tidak aku mengerti ,disiksa ,dicaci dan dimaki seakan aku tak memiliki hati yang bisa tersakiti"
#Cindykristina
“mama…mama,liat ni ma cici nemu tembak mainan dilaci papa,cici mau main pelang-pelangan cama mama”-cerocos Cindy kecil berumur 4 tahun
“iya Cici sayang,mama buatin susu dulu buat Cici”-Sahut LARAS ADMADIJAYA(mama Cindy) dari dapur
“nih ma mainan balu Cici,mama pula-pula pingcan ya pas Cici tembak,bial kek film-film itu lo ma”-Heboh Cindy dan mengarahkan tembakanya pada mamanya yang baru keluar dari dapur dengan nampan beeisi secangkir susu coklat di tangannya.
“dor…..prangg…..”-bunyi suara tembakan dipadu suara nampan dan gelas pecah menggelegar di dalam ruang bermain Cindy,seketika darah segar merembes deras dari perut Laras
“akh….ci..ci,itu bu..bukan tem..bak mainan… itu pistol pa..pahh”-ucap Laras terbata memegangi perutnya yang berlumur darah.
“hikss…mama…hiks..kok mama berdarah hiks…,maafin Cici ma”-Tangis Cici berlari menghampiri mamanya dan membuang pistol Papanya
“Cici ha..rus sel..lalu sayang sa..ma Pa…pa dan ja..di anakh..yang bisa..dibanggakan yah..nakh..,ma..ma sa..yang Cici”-ucap Laras terbata disusul mata yang tertutup rapat
“mama…..bangun ma…Cici janji bakal cayang papa dan jadi anak pintal,tapi mama bangun dulu ya ma”-Tangis Cici semakin menjadi mendapati mamanya yang tak kunjung bangun.
“Cici sayang papa pulang”-Teriak papa Cindy di depan pintu,mendapati tak ada yang membuka pintu ,Pras pun membuka pintu yang ternyata tak di kunci.
“papa..hiks…Cici takut pa hiks...mama hiks..gak mau bangun”-Ucap Cindy sesengukan
“baju Cici kok berdarah?mama di mana Ci ?”-tanya Pras cemas merasa ada yang tidak beres
”mama diruang main Cici”-ucapnya menunduk.Pras berjalan cepat menuju ruang bermain Cindy.
“ras….Laras bangun sayang”-Teriak Pras, melihat istrinya yang tergeletak di lantai dan berlumur darah serta pistol yang tergeletak tak jauh dari Laras,Pras mengecek nadi ditangan Istrinya yang ternyata sudah tak berdenyut lagi.
“mama kamu meninggal Ci”Pukul 18.00
Acara pemakaman selesai dan semua tamu pun sudah pulang,menyisakan Cici,papa Pras,oma rici(ibu Laras),opa Rama(ayah Laras),Nenek Lusi (Ibu Pras) serta paman Ken(adik ipar laras) dan Bibi Rini (adik kandung Laras)
Keterangan:nenek panggilan untuk Ibu Pras dan oma panggilan untuk ibu Laras
“Cici ceritakan ke kami semua apa yang terjadi sama mama”- pinta Pras datar dengan wajah sembabnya,Melihat itu Cindy amat takut karna baru kali ini dia melihat Papanya dengan ekspresi seperti itu.
“sini Cindy sama oma”-ujar oma Rici yang menyadari ketakutan Cindy,lalu Cindy duduk dipangkuan Oma.Cindy menceritakan semua kejadian yang dialaminya bersama sang mama,semua keluarga Cindy mendengarkan dengan baik meski dengan ekspresi yang berbeda-beda,belum selesai Cindy kecil menceritakan yang terjadi tiba-tiba…
“pembunuh…kau pembunuh,”-bentak Nenek marah sambil berdiri dari duduknya
Cindy terlonjak kaget mendengar bentakkan nenek yang dulu begitu manis padanya.“cici bukan pem…bunuh hiks..cici bu..kan pembunuh,”ucap Cindy gemeta
“sini kamu”-ujar Pras dingin, Cindy yang mendengar itu mengeratkan pelukannya pada Omanya.
“saya bilang sini!!!”-Ujar Pras lebih dingin,akhirnya Cindy pun mendekat pada sang Papa
“plakk…”-Satu tamparan mendarat di pipi chuby Cindy.
“Pras…apa yang kamu lakukan, Cindy masih kecil dan dia tidak tau apa yang dia lakukan”-teriak Oma histeris dan hendak menarik Cindy kepelukannya namun ditahan oleh Opa Rama.
“dia pantas mendapatkan itu,tamparan itu tidak sebanding dengan nyawa anak sulung kita”-ujar Opa tegas
“hiks…sakit pa,pipi Cici panas dan pelih,”-Sambil mengelus pipi kirinya.
“ikut saya”-Perintah Pras menarik tangan Cindy menuju gudang sedangkan yang lain hanya mengikuti dari belakang,sesampainya digudang Pras membawa Cindy masuk dan mengunci pintunya.
“Plak…”-Satu tamparan kuat mendarat di pipi kanan Cindy membuat Cindy kecil terhempas ke lantai
“pipi Cici cakit Pah,”-sendu Cindy
“sakit??,asal kamu tau anak nakal,rasa sakitmu tidak sebanding dengan rasa sakit hati saya kehilangan wanita yang saya sayangi untuk selamanya”-bentak Pras tanpa iba“tamparan pertama karna kamu sudah lancang menyetuh barangku,tamparan kedua karna kamu membuat Istri saya meninggal,dan yang ketiga kamu akan di kunci digudang dan tidak akan diberi makan 2 hari,saya berharap kamu mati kelaparan disini,karna saya benci melihat wajahmu”-Sarkas Pras yang hendak keluar dari gudang.
“Pa…ampun hiks.. jangan kunci hiks…Cici digudang pa hiks..Cici takut,”-Memegangi kaki Pras
“tidak ada ampun untuk pembunuh seperti dirimu,”-Pras menghempaskan Cindy dengan kakinya membuat Cindy terhempas lagi.
“Pras…kamu jangan kejam begitu sama Cindy dia masih kecil”-ujar Oma yang menangis mendengar tamparan dan hukuman yang diberikan menantunya pada sang cucu,namun Pras yang dilanda emosi mengabaikan ucapan mertuanya.
“dia pantas untuk itu Rici,”-sahut Nenek yang berjalan masuk kedalam gudang.
“apa lagi yang mau kau lakukan Lusi?,”-tanya Oma“sedikit menghibur cucu kesayangn kita yang telah membunuh menantu kesayanganku,”-Dengan senyum jahat di wajahnya.
“nenek…hiks…tolong Cici nek hiks…Cici takut nek ,”-Tangis Cindy pecah melihat kehadiran Neneknya dan berharap mendapat pertolongan.
“pembunuh kecil sepertimu bisa takut juga?,”-Tanya Nenek mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.
“nenek…ma..mau apa,”- Cindy beringsut mundur sampai tembok gudang menahan tubuhnya.
“hanya sedikit bermain-main dengan kamu,”-Nenek mendekat dan menggores tangan kanan Cindy dengan pisau lipat.
“auu..cakit nek hiks..,”-Ringis Cindy,melihat kulitnya yang mengelurkan darah segar yang menimbulakan rasa perih.
"Bagaimana malaikat kecil pembunuh?,apa rasanya nikmat?-Seringai menyeramkan terukir di bibir sang Nenek
"Am hiks...punh hiks.... nekh.."'-Ucap Cindy kecil menahan perih sayatan itu.
"Itu belum cukup anak nakal,nikmati hiburanmu,"Plakkkk....plakkk..plakk..."-Tiga pukulan rotan mendarat di punggung kecil Cindy.Sayatan pisau ditangan dan pukulan dipunggungnya membuat bocah 4 tahun itu tergeletak tak berdaya dengan darah segar dan tubuh lebam membiru ditubuhnya.
"Mamaaaaaaa....."-Teriak Cindy bangun dari Tidurnya.
"Huh...huh..."-Cindy mengumpulkan pasokan oksigen yang serasa hampir habis,setelah sedikit tenang dan lega Cindy pun menangis dengan kencang,untung kamarnya kedap suara,jika tidak Satpam rumahnya akan berlari ke kamar Cindy.
"Hiks...hiks...mama Cici takut hiks...mimpi itu buat Cici teringat sama kejahatan Papa sama Nenek,cuma Oma dan Bibi yang sayang sama Cici ma hiks...,rasanya Cici mau pergi dari tempat ini ma hiks...hiks..."-Cindy meraung-raung dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Poor Life(On-Going)
Teen Fictionkisah seorang gadis yang hidup penuh dengan sepi bahkan tak ada kata Tawa dalam kamus hidupnya,gadis itu bernama CINDY CRISTINA ADMADIJAYA sampai kehadiran seorang gadis bawel yang menujukkan pada Cindy makna hidup yang sebenarnya dan mengajarkan...