"Ini minum dulu," Dimas memberikan segelas airputih pada Getha yang kini masih terbaring lemas dan pucat di atas kasur empuk Rumah Sakit Swasta.
Getha mengerutkan kening, raut wajahnya terlihat bingung. Matanya memperhatikan sekeliling dengan penuh tanya. "Ini dirumah sakit?"
"Iya." jawab Dimas singkat.
"Gue sakit?"
"Iya," Dimas menganggukan kepala.
"Sakit apa?"
"Cuma kecapekan aja kok."
Getha bergumam pelan sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Lalu wanita itu berusaha mengambil posisi duduk diatas brankar.
"Sini," pinta Getha pada gelas yang Dimas pegang, dia merasa haus.
"Habis itu minum obat." ucap Dimas sambil menyerahkan segelas airputih yang tadi dipegangnya pada Getha.
"Nggak mau," tolak Getha cepat.
"Obatnya enggak banyak kok, rasanya juga enggak pahit."
"Gue tetap enggak mau."
"Gini aja deh---"
"Nggak mau!" potong Getha cepat.
Dimas menghela nafas, "Yaudah."
"Kapan gue boleh pulang?"
"Memang lo mau pulang kapan?"
"Ya kalo bisa sih sekarang."
"Oke, nanti gue tanya dulu sama dokternya, ya. Tunggu sebentar."
Getha mengangguk. Kedua matanya memperhatikan Dimas yang kini sudah melangkah keluar dari ruangannya. Getha meneguk air putih tadi hingga tersisa setengah gelas.
Selama kurang lebih lima menit Dimas keluar, kini pria itu sudah kembali. Dimas masuk ke dalam ruangan Getha, pria itu nampak telaten memasukan beberapa barang ke dalam tas Getha. Seperti Suplemen, tissue dan beberapa cemilan sehat.
Setelah mendapat izin dari dokter bahwa Getha sudah diperbolehkan untuk pulang, kini Dimas membantu sang sahabat beranjak turun dari brankar rumah sakit yang membosankan itu. Membantu Getha berdiri serta membantu merapihkan rambut Getha yang mulai kusut karena tidak terurus selama beberapa jam belakangan. Dimas dengan penuh perhatian membantu Getha menguncir rambut panjangnya hingga rapi dan enak dipandang.
"Mau gue gendong?" Dimas dengan tulus menawarkan bantuan.
Getha menggeleng, "Gue berat."
Dimas terkekeh. "Yaudah deh, gue bantu pegang bahu lo aja, ya?"
Kali ini Getha menganggukan kepalanya. Lalu mereka berdua melangkah keluar menuju tempat parkir rumah sakit dengan Dimas yang terus merangkul bahu Getha.
Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil dengan Dimas yang mengambil alih kemudi. "Mau makan dulu, nggak?" tanya Dimas sambil melajukan mobilnya meninggalkan halaman depan rumah sakit swasta.
"Lo lapar?" tanya Getha dengan sebelah alis terangkat.
Dimas menyengir lebar. "Ya lumayan, abisnya lo lama banget sih sadarnya."
Dahi Getha berkerut, "Memang gue pingsan berapa lama?" tanyanya.
"Delapan jam." Dimas jujur.
Getha menganggukan kepalanya. "Selama delapan jam itu lo nungguin gue, Dim?" Getha menatap Dimas, membuat pria itu bergerak salah tingkah dan kehilangan fokus menyetir, Dimas bahkan hampir menyerempet pendendara motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...