Pijat Manja

Sani seorang pemuda berusia 22 tahun, dia adalah seorang pemuda keturunan Chinese yang sedang berasal dari Medan dan berkuliah di Jakarta serta mempunyai hobi refleksi di panti pijat. Bermula dari pijat-pijat refleksi kaki, lama kelamaan pijat seluruh badan, hingga pijat plus plus pada akhirnya dia coba. Kebiasaan dipijatnya sudah berlangsung sejak Sani berusia 18 tahun ketika seorang teman dari kampusnya mengajak Sani untuk mencoba tempat panti pijat yang baru buka di dekat rumahnya tersebut. Pijat sudah menjadi sesuatu yang wajib dilakukan oleh Sani setiap minggunya dan pada hari Minggu dia selalu pergi ke panti pijat langganannya untuk dipijat plus plus.

Pijat Manja adalah nama tempat dari panti pijat langganan Sani. Pemilik dari panti pijat 'Pijat Manja' adalah seorang wanita berusia 49 tahun bernama Elva. Walaupun Elva sudah berusia cukup tua, tapi penampilannya terlihat seperti wanita pada usia 30tahunan, ditambah dengan kemolekan badannya yang tetap terjaga sexy dan kulitnya yang kencang, tak terlihat ada keriput di bagian wajahnya sama sekali. Elva biasa dipanggil dengan panggilan "Mami" oleh para pegawai dan langganan di panti pijatnya.

Dari luar Pijat Manja terlihat sebagai tempat pijat refleksi biasa, tapi pada kenyataannya Mami menyediakan tempat untuk pijat plus plus di ruangan bawah tanah tempat pijat tersebut yang hanya diketahui oleh para langganan VIP-nya, termasuk Sani. Sani menjadi seorang pelanggan VIP karena dia adalah anak dari seorang pengusaha rumah makan padang 'Sederhorny' yang cabangnya ada di seluruh penjuru Indonesia.

Pada hari Minggu pagi, seperti biasanya Sani pergi ke Pijat Manja. Sani pergi dengan hati yang gembira karena mendapatkan kabar dari Mami bahwa ada seorang gadis baru di panti pijatnya. Gadis baru itu memiliki paras yang cantik oriental, kulit yang mulus dan putih seputih susu, dan juga badan yang mungil tetapi memiliki ukuran payudara 38B. Ukuran yang sangat besar bagi tubuhnya yang kecil mungil.

"Selamat datang di Pijat Manja, unchh.." seru Noni seorang gadis resepsionis Pijat Manja menyambut Sani sebagai pelanggan yang masuk ke dalam tempat panti pijat tersebut.
"Hai Noni, Mami mana nih?" tanya Sani pada Noni.
"Mami ada di belakang, bentar yah aku panggil.." jawab Noni yang segera pergi ke ruangan belakang memanggil Mami.

Noni pun datang kembali bersama Mami dan seorang gadis baru di ceritakan oleh Mami. Gadis baru tersebut terlihat lebih cantik dan sexy dibandingkan dengan foto yang dikirimkan oleh Mami. Terkagum melihat kemolekan wajah cantik dan badan sexy gadis baru tersebut, tanpa sadar kemaluan Sani berereksi membesar. Di benak pikiran Sani terlintas bayangan bagaimana nantinya ketika sedang di servis pijat plus plus oleh gadis baru tersebut. Sani membayangkan tangan kecil mulus putih gadis baru tersebut mengocok-ngocok kemaluannya, lalu mengemutnya dengan bibirnya yang kecil itu. Ketika Sani sedang berada di bagian klimaks dari bayangannya tersebut, Mami mencolek Sani dan berbisik.

"Gimana San, suka enggak sama anak baru Mami?" bisik Mami dengan suara seksinya di telinga Sani.
"Suka Mi.. Kapan nih bisa dimulai permainannya.. Sani udah enggak sabar... Mami memang yang terbaik.." bisik Sani.
"Caca.. Ini Sani, tamu VIP Pijat Manja.. Tolong dibawa ke ruang VIP dan layani dia.." seru Mami menyuruh gadis baru cantik itu.

Caca membawa Sani menuju ruangan bawah tanah, ruangan VIP Pijat Manja. Sesampainya di dalam ruangan bilik panti pijat, Sani langsung mendorong Caca ke atas kasur. Dicumbulah bibir kecil Caca dengan liar oleh Sani. Tak puas hanya mencumbu bibirnya, Sani semakin liar mencium leher Caca, perlahan-lahan semakin menurun mencium payudara Caca yang sangat besar. Kemeja ketat yang dipakai Caca dibuka paksa oleh Sani, terlihat BH berwarna pink menutupi payudara Caca yang besar. Melihat BH Caca, birahi Sani semakin tak dapat ditahan. Sani mencium aroma BH Caca, tercium aroma manis yang membuatnya ketagihan. Lalu BH Caca dilepas, dan puting Caca yang sudah mengeras diemut dan dicium-cium oleh Sani. Caca yang dicium-cium oleh Sani hanya bisa terdiam mendesah-desah keenakan.