Sudah beberapa kali Naya mengecek jam di handphonenya sambil menatap langit yang agak sedikit mendung di balkon kamar. Naya merasa sedikit khawatir karena bangunan di hadapan rumahnya masih gelap gulita tidak berpenghuni padahal sudah hampir pukul 12 malam.
Apabila jalanan Jakarta Bandung tidak terlalu macet seharusnya Minhee dan gerombolannya sudah tiba pukul 10 malam di rumah Ka Bulan. Pada awalnya Naya ingin menunggu kedatangan mereka akan tetapi karena sudah terlalu malam maka Naya memilih untuk beranjak dari balkon dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Dalam hitungan detik, Naya langsung bisa terlelap begitu tubuhnya terlentang di atas ranjang.
Sementara itu, Minhee yang sekarang masih terjebak macet di jalan kemudian memberikan pesan ke pada Naya untuk tidak menunggu.
Minhee
Nay, gua kejebak macet lu tidur duluan aja ya
Minhee hanya bisa tertawa kecil karena tingkah lakunya. Dia terbangun hanya untuk mengirim pesan ke pada Naya untuk tidak menunggu. Padahal, dia sendiri tau perempuan itu pasti sudah terlelap saat ini. Minhee kemudian memasukkan kembali gawainya ke kantung celana dan kembali tertidur.
Minhee kembali terbangun ketika Mogu mengatakan bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan. Cowok itu dengan langkah lunglai berjalan keluar dari mobil dengan bingkisan di tangannya yang bertuliskan Kartika Sari.
"Bang, gua ke depan dulu ya," ucap Minhee kemudian melenggang pergi dengan kesadaran yang masih setengah-setengah. Gerombolannya hanya bisa menggelengkan kepala sembari memakinya dengan sebutan bucin. Minhee tidak merasa terganggu, karena menurut dirinya sendiri dia memang benar-benar bucin.
Minhee kemudian memanjat pagar Naya sambil bergumam di dalam hatinya. Tante dan Om orangtua Naya, Minhee mohon maaf karena telah masuk rumah dengan ilegal tapi kalau bunyiin bel malam-malam rasanya kurang sopan.
Minhee lalu menggantungkan bingkisan itu di pintu rumah Naya lalu segera berlari ke rumah Bulan karena sudah tidak kuat menahan kantuk.
Esok harinya Naya hanya bisa dibuat tertawa oleh kelakukan lelaki itu. Bingkisan yang diterima oleh Naya dilengkapi dengan pesan sebagai berikut,
Di makan ya bolen pisangnya, jangan lupa dibagi-bagi sama keluarga yang lain jangan diabisin sendiri nanti diabetes.
14 Maret 2022
-----
Dulu, waktu ayah dan ibu masih rukun kita sekeluarga sering pergi ke Bandung. Hampir setiap bulan kita selalu mampir ke Lembang untuk menginap lalu mampir ke kartika sari buat beli bolen pisang.
Bolen pisang Kartika Sari itu makanan favorit banyak orang, termasuk keluarga saya. Mungkin banyak merk lain yang menyuguhkan bolen pisang dengan rasa lebih baik. Tapi buat saya, Kartika Sari punya kenangannya sendiri, punya rasa yang tidak akan pernah saya bisa lupakan.
Untuk saya, Kartika Sari adalah sisa-sisa artefak kehamornisan keluarga saya sebelum dia pergi.
Iya, dia.
Kembaran saya terkasih, Gaeul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Defaitisme
Genç KurguKamu tidak sendiri, wahai kekasih. -semi baku (Honest Sequel) Highest Rank #110 Bulan #1 Aware #9 Honest