Manusia Dingin

125 7 0
                                    

Kak Setya kembali mengendarai mobil sport milik nya menuju hotel yang telah ia siapkan untuk menghabiskan waktu bersama adik nya, setelah satu jam lamanya mereka berdua pun akhirnya tiba di hotel yang telah di pesan .

Dengan segera Alil melepas kan sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya dan keluar dari dalam mobil yang di ikuti oleh Kakaknya. Namun ekspresi Alil terlihat begitu datar setelah mengetahui bahwa hotel yang di pesan oleh Kakaknya ternyata adalah tempat dimana dirinya sering menghabiskan waktu bersama dengan para sahabatnya.

"Kamu enggak suka sama pilihan Kakak ya,Dek?". –Tanya Kak Setya sambil merangkul Alil.

"Please deh,Kak...Alil diem tuh bukan berarti kagak suka ya".

"Kakak cuman takut kalau kamu enggak suka, soalnya Kakak lihatin daritadi ekspresi kamu datar banget". –Sahut Kak Setya dengan cemberut.

"Alil suka ko, masa iya pilihan dari Kakak ku tersayang Alil kagak suka".

"Kakak dengar kalimat itu ko malah enek ya". –Ucap Kak Setya sambil menutupi kedua telinga nya dengan tangan.

"Lu adalah orang kedua setelah si putra yang kagak suka sama ucapan Alil yang satu ini,Kak".

"Maaf kalau Kakak terlalu jujur". –Ucap Kak Setya sambil tersenyum.

"Hahahahaha ko lu bisa ngelucu sih,Kak". –Sahut Alil dengan tertawa lepas.

"Menurut kamu hotelnya keren enggak ?". –Tanya Kak Setya sambil memegangi dagunya.

"Selama itu di bayarin semua hal pasti jadi terlihat keren hahahaha". –Jawab Alil dengan tertawa.

"Ternyata kamu doyan gratisan juga ya,Dek". –Sahut Kak Setya sambil mengacak-ngacak rambut alil.

"Btw kapan kita masuk ke hotelnya,Kak ??... Gua udah garing nih kena sinar matahari".

"Sering di marahin sama bapak ternyata enggak bisa buat kamu jadi kebal terkena sinar matahari ya,Dek". –Ledek Kak Setya kepada Alil.

"Oh jadi Kakak udah berani ngeledekin adiknya yang ganteng ini, kalau begitu rasakan ini". –Ucap Alil sambil terus menggelitiki pinggang Kak Setya.

"Hahahaha,Dek...Udah dong Kakak geli".–Sahut Kak Setya sambil berteriak geli karena Alil menggelitikinya berkali kali.

"Gimana rasanya dapat kelitikan dari orang ganteng ?...Hahaha".–Tanya Alil yang tak bisa berhenti tertawa melihat ekspresi Kak Setya.

"Rasanya enggak enak,Dek...Udah dong berhenti Hahahaha". –Ucap Kak Setya dengan reflek menarik kerah baju seragam Alil hingga tersungkur di jalan.

"Awwww...Gila ternyata Kakak gua tenaganya besar juga".

"Maaf-maaf tadi Kakak reflek, habisnya kamu enggak berhenti ngelikitinnya". –Sahut Kak Setya sambil membantu Alil untuk berdiri kembali.

"Kalem aja,Kak...Lagian adik kakak yang ganteng ini udah terbiasa jatuh",

"Yaudah yuk masuk panas nih".–Ajak Alil sambil membersihkan celana seragamnya yang sobek.

Kak Setya pun menuruti permintaan dari Alil dan mereka berdua beranjak pergi meninggalkan halaman hotel tersebut untuk segera check in di dalam hotel . Sesampainya di loby hotel Alil hanya menunggu kakaknya dari kejauhan,sementara Kak Setya sibuk mengurusi kebutuhan yang akan mereka nikmati. Setelah semua urusan telah selesai kemudian Kak Setya mengajak Alil menuju kamar yang telah di pesan oleh dirinya.

Alil dengan segera membuka pintu kamar tersebut setelah dirinya bersama Kak Setya harus menaiki enam kali lift, Alil terkaget setelah langkah kakinya berhasil memasuki ke dalam kamar tersebut karena Kakaknya ternyata memesan kamar swiss exclusive king room. Dimana fasilitas di kamar tersebut memiliki luas 30m² dan di lengkapi oleh fasilitas minibar, ac , brankas , lantai berkarpet , alat pembersih ruangan , lemari es , mesin kopi , ruang karoke, ruang kebugaran , meja kerja , tv , telepon , tv layar datar , tv kabel , peralatan lengkap untuk memasak , dan layanan untuk membangun kan seseorang dari tidur nya.

TAKDIR  |  PILIHAN (SLOW UPDATE 🙏 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang