_☆_☆_☆_
"Untuk Haruto, aku tidak tahu apa yang tepat untuk menggambarkan dirimu. Yang ku tahu hanyalah kamu yang mampu menenggelamkanku ke dalam pesonamu seperti lautan yang luas."
_☆_☆_☆_Aku Han Ji Hu si antagonis yang dibenci banyak orang. Aku tidak tahu alasan pastinya kenapa aku begitu dibenci. Yang ku tahu hanyalah karena situasi, kondisi dan timing lah yang membuatku terlihat sangat jahat di mata orang lain. Ini bukan drama, tapi aku menganggapnya begitu.
"Hah." Aku mengelah napas frustasi karena aku mendapatkan bangku paling belakang baris kedua dari jendela.
"Apa lo!" Siswi yang menatapku dengan tatapan kasihan itu segera berbalik menghadap kedepan.
"Hai Jihu, bangku kita berdekatan."
Nah, jika aku adalah antagonis maka gadis yang menyapaku ini adalah protagonisnya.
Jang Wonyoung
Sosok gadis idaman yang cantik dan baik hati. Tapi aku tidak mau berdekatan dengannya.
Alasannya simpel, aku akan terlihat jahat jika bersamanya. Tidak masuk akal bukan? Tapi faktanya begitu.
"Woi lo disapa tuh sama Wonyoung. Songong amat lo gak mau jawab. Setidaknya senyum kek!" Aku mendelik ke arah Hina yang menatapku dengan sinis.
"Gue baru mau ngomong tapi tuh mulut mercon lo nyerocos duluan." Aku balas menatap Hina dengan sinis.
'Kan? Gue napas aja gak tenang njir.'
"Kalian jangan berantem dong. Hari pertama di semester baru seharusnya jadi lebih baik. Ini masih aja kayak bocah." Itu Monday si ketua kelas, aku hanya merotasikan bola mataku lalu menelungsupkan kepala ke lipatan tanganku.
Aku menggerakkan kepala ke sisi kiri hendak melihat langit.
"Mending gue liat langit daripada liat muka dakjal lo pada," gerutuku.
Tanpa sadar tatapanku beralih ke sosok siswa yang tepat berada di samping tempat dudukku yang juga sedang menatap langit yang cerah. Aku menatapnya dalam diam.
Namanya Haruto, siswa tertampan di kelas XI IPA 2 atau di sekolah? Ah, tampan itu realtif. Dia tipe yang sangat pendiam dan dingin. Aku sudah satu setengah tahun sekelas denganya dan baru beberapa aku mendengarnya berbicara lebih dari satu kata, itupun karena situasinya memang memaksanya untuk berbicara. Tapi dia tidak bernasib sepertiku, dengan sifat dan sikapnya itu malah menjadi kesan plus dimata para siswi.
"Aneh," gerutuku sembari memasang earphone milikku.
Aku dapat melihat Haruto menoleh ka arahku dari ujung mataku. Aku tidak tahu apa yang akan dia pikirkan tentangku nantinya. Toh, aku juga akan dianggap manusia terjahat di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬 | 𝙷𝚊𝚛𝚞𝚝𝚘
Fanfiction"𝐓𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒅𝒖𝒍𝒊 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒑𝒎𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒔𝒐𝒔𝒐𝒌 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒈𝒐𝒏𝒊𝒔. 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒌𝒖, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒊𝒔𝒂𝒉 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖." -𝐇𝐚𝐫𝐮�...