JANGAN LUPA VOTE!
•
•
•
Kaisan berada ditengah-tengah temannya yang sedang menyanyikan lagu. Ia menutup telinganya mendengar genjrengan gitar dari tangan Catra. Ia sudah mentoleri suara tak enak itu beberapa menit, kini ia tak bisa lagi mendengar aksi Catra. Permainan gitar lelaki itu benar-benar tak ada kemajuan sedikitpun."Stop Cat." Kaisan merebut gitar dari tangan Catra.
"Gy, lo gak ajarin Catra gitar?" Tanya Lanuel.
Bragy berdecih sambil melirik Catra. "Gue selalu ajak dia belajar. Catra nya aja yang malas."
Catra hanya memilih diam. Ia ingin bisa bermain gitar, seperti kelima sahabatnya. Ah, hanya saja sudah terlalu malas.
Kaisan mengetes lebih dulu kemampuan gitarnya, masih sama. Kaisan sudah lama belajar gitar, makanya ia cukup lihai dalam memainkan alat musik itu. Hanya saja, kemampuan Bragy masih ada diatasnya.
"Request Kas. Virus, Slank." Ucap Sagara.
"Terlalu manis aja Kas." Saran dari Bragy.
"Virus aja, gue setuju sama Sagara."
"Apasih lo Lam gak solid sama gue." Protes Bragy.
"Terlalu pahit." Saran Sheo.
"Oke. Terlalu pahit." Ucap Kaisan. Tangannya mulai memetik gitar dengan indah. Mereka adalah penggemar berat dari band Slank. Semua dari mereka, tak terkecuali.
"Kau kini bukan milikku lagi, tapi rasa ini tak juga pergi. Ku tahu cinta tak harus menguasai. Ku tak cinta tak harus memiliki. Tapi terlalu pahit, untuk dikenang, kisah itu selalu tetap terbayang." Sheo mengeluarkan suara emasnya. Kaisan menatap Sheo, lalu mengulas senyum kecil. Sheo terlalu menghayati untuk lagu itu.
"Galau amat She." Ucap Sagara setengah tertawa kecil.
"Emang pahit sih She." Celetuk Bragy.
"Kalau jadi lo, udah gue hancurin dunia." Imbuh Sagara.
"Lebay." Cibir Catra.
Lamuel menatap ke arah Catra yang memandang Sheo sinis. "Tenang Cat, Sheo udah move on kok."
"Santai Cat." Ucap Sheo, lalu meneguk air mineral sampai habis dan meremas botolnya.
"Bodoh." Umpat Catra.
Sheo hanya tertawa kecil tapi menyimpan rasa sakit disana ketika mendengar Catra mengumpat. Catra masih membenci tentang hubungan asmaranya dengan mantannya yang terakhir.
Bragy bergidik. "Ganti lagu Kas, gue takut Sheo diterkam Catra."
Kaisan berdecak. "Lama-lama kaku, ganti lo aja Gy."
Mereka memutuskan untuk berganti lagu demi menjaga suasana. Kaisan menyandarkan tubuhnya dan hanya diam melamun tanpa ikut menyanyi bersama teman-temannya. Jujur ia masih dihantui dengan informasi yang ia dapat dari Aji kemarin sore.
Kaisan merogoh sakunya. Mengeluarkan sebuah permen kaki yang dibelinya dengan harga murah meriah.
"Kas permennya masih gak?" Tanya Lamuel.
"Masih."
"Gue minta sa--"
"Ehem." Suara seseorang terdengar.
Mereka semua berhenti bersuara, ucapan Lamuel juga ikut terpotong. Tidak ada lagi gitar yang di petik. Keenam dari mereka menatap pada satu sosok yang sama, pada seorang gadis yang tiba-tiba datang dengan wajah tenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAN ; s e r a p h i c
Teen Fiction[SUDAH GANTI JUDUL] Ini adalah cinta yang datang tanpa butuh waktu yang benar-benar lama. Munculnya memang singkat, tapi jalannya sangat berat. Kisah ini bukan hanya tentang bunga cinta yang tumbuh perlahan di halaman rumah yang bernama "perasaan ci...