❀ | Chapter 8

2.3K 193 24
                                    

***
🐾Jangan lupa tinggalkan jejak🐾

***

     "Ada masalah?"

Darwin bertanya dengan nada khawatir pada wanita di hadapannya yang sejak tadi hanya melamun.

     Kyra tersadar, "Ah? Tidak.."

     Pria itu melepas stetoskopnya dan menatap ragu, "Kau yakin?"

     "Aku baik-baik saja, Darwin."

Dokter muda itupun menunduk dan segera mengecek keadaan Kyra, hingga suasana di antara mereka kembali hening.

Pikiran wanita itu terus berkelana seolah mencari jawaban dari semua masalahnya.

Penyakitnya, hubungannya, dan sekarang, atasannya.

Flashback on

     "Kau mawarku, Kyra. Hanya milikku."

Kyra mengerjap sebelum menarik tangannya yang semula berada di genggaman Savier.

     "S-saya tidak mengerti, pak."

     Savier mendengus pelan, "Sudah kubilang, aku tidak mau ada formalitas diluar jam kerja."

     Sebelum Kyra sempat menjawab, Savier kembali bersuara, "Dan lagi, bukankah sudah jelas? Aku menyukaimu." ucapnya spontan.

     Kyra langsung menggeleng, "Saya punya kekasih."

     Sebuah seringai tipis tercetak di bibir lelaki itu, "Maksudmu pria yang berselingkuh itu?"

     Kening Kyra mengerut, "Maksud bapak?"

     Savier berdecih, "Jangan pura-pura bodoh, Kyra. Aku tahu kau juga melihatnya saat kita di kedai es krim."

     Bibir Savier semakin tertarik menyadari tubuh wanita didepannya menegang, "Benarkan?"

     Netra hazel itu lalu menatap Savier tajam, "Saya percaya dengan kekasih saya, pak."

     "Dan.." Kyra berdiri dari kursinya "Anda tidak perlu ikut campur urusan saya."

Perempuan itu kemudian berlalu meninggalkan kafe tersebut dengan perasaan campur aduk.

Lalu semenjak pertikaian itu, Kyra selalu menghindari pembicaraan yang tidak penting dengan Savier.

Dan memilih untuk menjaga jarak dengan pria itu.

Meskipun ia sendiri tahu bahwa itu mustahil, mengingat pekerjaannya.

Flashback off

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu.

Hubungan Kyra dengan Ash juga semakin dekat, membuat wanita itu merasa semua masalahnya telah selesai.

Walau kadang, sesuatu masih terasa menjanggal di sudut hatinya.

     "Apa akhir-akhir ini kau banyak pikiran?"

Kyra menatap Darwin yang sedang mengalungkan kembali stetoskopnya.

     "Tidak, memangnya kenapa?" dustanya.

     Pria itu menghembuskan nafas berat, "Tekanan darahmu semakin rendah."

     "Benarkah? Tapi aku selalu rutin meminum vitamin yang kau berikan." sangkalnya.

     Darwin menggeleng, "Sudah kubilang, ini bukan masalah obatmu, tapi soal mentalmu. Kau tidak boleh banyak pikiran atau itu akan berdampak buruk."

Mr Billionaire's RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang