17. Sekolah

1.6K 238 43
                                    

Sekolah benar benar sangat heboh karena kedatangan mobil mewah Chenle. Yah, kalau dipikirkan pun, bagaimana mungkin mereka tidak heboh jika para cogan sekolah keluar dari satu bis yang sama.

Para murid cewek sudah berjajar rapi di sana. Berteriak kegirangan karena melihat pujaan hati masing-masing di pagi hari.

Haechan sudah tebar pesona, mengibaskan rambut basahnya yang baru saja di cuci setelah dua minggu lamanya tidak keramas. "Hello girls."

Dan semua berteriak.

Chenle cuma bisa geleng geleng kepala saja, sesekali matanya melirik ke sebelah kiri sambil mengatur barisan para siswa yang mengantri uang jajan. "Ayo yang paling rapi dapet seratus ribu."

Dan semua bersorak.

"Le gue juga mau." - Jaemin dan Lucas yang sudah ikut mengantri.

Berbeda dengan rombongan Jeno dan Renjun serta anak alim lainnya. Mereka sudah berlari kabur ke kelas karena keadaan yang tidak kondusif. Bagaimana tidak, baju mereka sudah compang camping karena ditarik. Sungguh pagi yang melelahkan bagi mereka semua.

"Jen! Jeno!" Salah satu siswi memanggil Jeno dari jendela, membuat cowok kelahiran 2000 tersebut langsung menoleh. "WOY JENO NOLEH KE GUE WOY, FIX DIA SUKA SAMA GUE!"

Oke, sepertinya Jeno harus mengeluarkan earphone nya lagi hari ini.

"Eh sapa tuh, cogan baru ya." - ciwi 1

"Eh iya njir cakep banget." - ciwi 2

"Dia lagi napas, fix dia suami gue." - ciwi 3

Renjun hanya menghela napas. Aura kelas ini terasa sangat berbeda. Iya, aura mistis dari para siswi yang sudah menempel pada jendela sambil berdesak-desakan.


























"Lian, aku anter ke ruang kepsek ya." Jaehyun tersenyum lembut, mengulurkan tangannya untuk membantu Lian turun dari bis.

Baru saja Lian ingin menggapai nya. Tangan Jaehyun sudah terhempas.

Iya

Pelakunya Taeyong.

"Masih pagi udah mau megang-megang anak orang aja." Taeyong berdecih. "Pegang pundak gue aja."

Ini jadi maksudnya jadi gua gitu yang megang anak orang pagi pagi - Lian

"Nggak usah, bisa sendiri kok."

Gedubrak!

Asw - Lian

"Ya ampun dek, nggak apa apa kan?" Jaehyun tentu saja sangat kaget saat melihat Lian tersungkur di dekat kakinya. Jarak dari tangga bus ke tanah lumayan jauh, dan Lian terjun bebas dari sana dengan posisi telungkup.

Aku benar benar malu, ya udah pura-pura pingsan aja kali ya. - Lian

"Lian! Bangun!" Jaehyun makin kaget saat melihat Lian yang tak sadarkan diri.

Taeyong yang tadinya hanya diam pun langsung buru-buru menengok keadaan Lian. "Gara-gara lo sih anjeng!"

"Nggak usah nyalahin orang ya! Lo duluan yang mulai!" sahut Jaehyun tak kalah emosi.

Woy berantemnya entar aja ngapa. Ini makin rame loh, tolongin dulu kek ಥ⌣ಥ - Lian yang masih dalam keadaan telungkup.

Tapi tak berapa lama, Lian merasa tubuhnya di angkat. Sampai akhirnya Lian mendarat di tempat yang empuk.

"Udah, nggak usah pura-pura pingsan lagi. Udah aman."

Lian mengernyit, batinnya seakan memaki dirinya sendiri karena benar-benar merasa malu. Membuka salah satu matanya, ia melirik ke depan. Mendapati seorang pria tamvan sedang duduk di hadapannya. Bersandar pada bantal yang di tumpuk tinggi.

 Bersandar pada bantal yang di tumpuk tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue Hendery."

Tapi kan gue nggak nanya.

"Oke makasih."

"Yuk lah gue anter ke tempat kepsek."

Lian hanya mengangguk saja. Mengikuti cowok bernama Hendery tersebut ke arah ruang kepala sekolah.

"Cepet masuk, gue balik ke UKS dulu."

Lian mengernyit heran, padahal sekarang sudah bel masuk.

"Mau tidur," jawabnya seakan tau jalan pikiran Lian.

Tok tok tok

Lian membuka pintu perlahan setelah mendengar suara seseorang yang mempersilakan masuk. Seorang pria yang sepertinya masih muda menyambutnya hangat.

"Lian ya? Siwon kemarin menelfon ku dan katanya anak perempuannya akan masuk ke sini."

Lian mengangguk sopan, matanya melirik ke arah name tag yang dipakai pria tersebut.

Kim Heechul

"Papa sering cerita tentang bapak."

"Cerita apa? Yang baik atau buruk?" tanyanya penasaran. Dia menuangkan isi teko ke dalam cangkir lalu meletakkannya ke hadapan Lian.

"Ehh nggak usah pak."

"Udah nggak apa apa santai aja. Ini sekolah punya saya kok hahaha."

Renyah banget ketawanya. Hehe

"Oh iya pak."

"Hmm... Lain kali kalo berdua gini panggil om aja ya, lagian saya temen papa kamu."

"Oh iya om."

Lian meraih cangkir di hadapannya, menyesap isinya. Sebuah tata Krama yang diajarkan oleh keluarga. Harus menghabiskan minuman yang diberikan oleh tuan rumah. "Kalau begitu saya permisi ya om."

"Ohh tunggu bentar, biar saya panggilin wakil ketua OSIS buat anter kamu. Berhubung ketua OSIS masih ada hukuman. Jadi biar dia yang anter kamu keliling sekolah ya."

Rasanya Lian sedikit menyesal karena tidak melerai pertengkaran Jaehyun dan Taeyong tadi. Sepertinya mereka berdua terlibat masalah sekarang.

"Tolong panggilkan wakil ketua OSIS ke sini ya."

Tak berapa lama, seorang cowok masuk ke dalam. Ganteng sih, tapi judes.

Ini kenapa ketos sama waketos mukanya sama sama judes gini ya.

"Ini Doyoung, wakil ketua OSIS di sini. Doy tolong anterin Lian keliling sekolah."

"Baik pak." Doyoung mengalihkan perhatian lalu tersenyum manis. "Ayo."

Wih horor.[]

Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang