{Delapan} •Axel•✓

347 20 1
                                    

***

Tahukah kalian bagaimana Axel dan Maeda saling kenal? Begini ceritanya...
.
.
.
Suatu hari, di kelas X IPS 3.

"Eh si cantik, minggir-minggir. Si Jepang mau lewat" ujar Axel dengan suara lantang begitu Maeda sampai di depan kantin. Semua orang yang ada di kantin langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara.

"Bro, lu gak capek apa? Bully si Maeda terus-terusan?" Tanya Tony. Satu-satunya orang yang paling dekat dengan Axel (pada masanya).

"Gue kasian aja sih sama si Maeda. Lagian lu bercanda nya udah kelewatan juga bro. Sampe rasis segala" ceramah Tony berusaha menyadarkan sahabatnya 'kala' itu.

"Bacot banget dah lu! Seneng aja gue godain dia. Lu mending ikutan juga" kata Axel dengan nada riang. Tony hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Sorry bro. Tapi kalau becanda nya kek gini, gue gak mau ikut-ikutan" setelah Tony mengatakan nya, ia pun langsung meninggalkan Axel yang heran dengan sikap sahabat nya itu.

"Serah dah" monolog Axel. Ia pun kembali melihat Maeda yang ingin kembali ke kelas. Axel pun kembali menggoda nya.

"Hei cantik! Mau kemana? Sini aku bantu bawa-----"

BYUR.

Belum sempat Axel menyelesaikan katanya, satu minuman teh panas tumpah di baju putih milik Axel. Maeda lah yang melempar nya.

"BACOD SIALAN!!!" setelah kejadian itu, Maeda langsung pergi tanpa memperdulikan pasang mata yang tertuju padanya.

"Maeda....Satoru....Reksadana" emosi Axel benar-benar tersulut. Ia pun mengejar Maeda, tapi sayang ia kehilangan jejaknya.

Ternyata Maeda hanya berlari ke dalam kelasnya. Merasa tidak diikuti, Maeda pun merasa lega.

"Kenapa lu Mae?" Tanya Sisca, teman sekelasnya. Maeda hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

BRAK.

Pintu kelas terbanting. Axel datang dengan emosi yang memuncak di kepalanya. Datang menghampiri Maeda dengan langkah berat, nafasnya tersengal, matanya menatap tajam. Sampailah ia di hadapan Maeda. Ditariknya kerah baju Maeda, membuat Maeda sedikit gentar.

"Kenapa lari, hm? Takut? EMANG BENCONG YA LU!!!" tiba-tiba, Maeda membenturkan kepalanya ke arah dagu Axel dengan keras, dan Maeda terbebas dari cengkraman tangan Axel. Ia dengan tak segan-segan menendang 'barang' milik Axel, semakin membuat Axel kesakitan. Merasa tak puas, Maeda kembali memukul kepala Axel terus menerus.

Kini keadaan kelas sangat ricuh. Ada yang mendokumentasikan momen tersebut, ada yang berusaha melerai mereka, ada yang teriak-teriak tidak jelas, ada yang pergi melaporkan ke guru BK.

Baku hantam terus berlanjut, Axel terus berusaha menahan pukulan Maeda yang bertubi-tubi namun tidak bisa. Alhasil pertarungan di dominasi oleh Maeda.

"BERHENTI!!!" Suara teriakan itu menggelegar. Murid-murid yang lain sudah tau pasti suara ini milik siapa. Bu Yanti, guru yang terkenal killer. Datang karena mendengar keributan.
Maeda pun berhenti memberi serangan kepada Axel.

"Kalian berdua, ikut saya ke BK. Sekarang" kedua pemuda itu tak bisa menolak, akhirnya mereka berdua mengikuti guru killer itu.
.
.
.
"Coba jelaskan kronologi nya kenapa kalian bisa sampai berkelahi!" Tanya Bu Veronica selaku guru BK kelas mereka. Maeda menjelaskan semuanya dari awal, mulai dari bagaimana Axel pertama kali mengganggu nya, sampai kejadian tadi. Bu Veronica menyimak dengan seksama. Begitu pula Bu Yanti, bagaimana dengan Axel? Axel hanya bisa diam menundukkan kepalanya.

Alasanku, Maybe? (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang