DELAPAN

67 42 4
                                    


Semilir angin menghampiri dua insan yang sedang mengeluarkan keluh kesah nya, lebih tepatnya seorang gadis yang sedang meluapkan kesedihannya kepada cowo yang duduk di sampingnya.

Ya, mereka sekarang berada di taman belakang sekolah, karena teriakan Syila tadi guru penjaga menegurnya dan berakhir di tempat damai ini.

"Sebenarnya Papa lo itu sayang sama lo sayang banget malah, orang tua manasih yang ngga sayang sama anak nya"

"Kalo dia sayang kenapa dia nikah lagi tanpa persetujuan gue"

"Semua orang punya alasan, termasuk papa lo, mungkin kalo lo coba buat lembutin hati lo sedikit aja untuk berdamai dengan papa lo, semua pasti bakal terjawab"

"Dengerin penjelasan Papa lo dulu, mungkin disitu lo bisa ngerti kenapa dia ngelakuin itu"

"Trus kenapa dia selalu bentak gue, banding bandingin gue dengan adek tiri gue, pilih kasih, acuhin gue padahal gue anak kandung nya??"

"Kalo lo mengalah sama keadaan, lo pasti tau jawabannya"

"Gue ngga suka punya Mama tiri, ngga ada mama tiri yang baik"

"Korban film lo ya?" Tanya Geffa sambil tertawa.

"Gue serius"

"Syila, ngga semua yang namanya tiri itu buruk, atau selama lo tinggal sama mereka lo di kasarin?"

"Mereka ngga pernah kasarin gue, justru sebalik nya" ucap Syila pelan ketika mengingat sikap kasarnya kepada keluarga tiri nya itu.

"Nah berarti disini yang jahat nya lo, ngga mau di jahatin sama keluarga tiri tapi lo yang jahatin mereka, apa yang lo takutin udah mereka alamin karna lo"

"Gue sayang sama mama, gue ngga mau mama di gantiin sama siapapun"

"Mama lo pasti bakal sayang sama lo kalo lo berbuat baik sama keluarga lo"

"Jadi gue harus gimana?" Ucap nya sambil menatap manik mata Geffa.

"Berdamai" ucap Geffa membalas tatapan itu sambil tersenyum.

***

"Eh Qil, kok ada bau bau PDKT ya?"  Ujar Dita menyindir ketika Syila dan Geffa menghampiri mereka di kantin.

"Iyanih kek ada bau bau es mencair"

Syila yang mendengar sindiran teman teman nya itu hanya bisa membola mata sambil mendengus malas.

Sedangkan Geffa, cowo itu hanya geleng geleng sambil tersenyum melihat kelakuan temannya Syila itu.

"Dari mana aja mbak, mentang mentang dah dapet gebetan kita kita yang cuman  remahan rengginang ini ditinggalin" ujar Qila mendramatisir.

"Lebay lo sapa juga yang punya gebetan"

"Sadboi"

"Tertolak"

"Yang sabar ya Gef" ujar Qila dengan muka yang dibuat sekasihan mungkin.

"Kampret lo emang" ujar Geffa sambil melempar keripik kentang yang entah punya siapa ke mereka berdua.

***

"Assalamualaikum" ujar Syila pelan ketika membuka pintu rumahnya.

Melihat rumah nya yang sepi, Syila perlahan berjalan menuju kamarnya di lantai atas untuk membersihkan diri.

"Kok sepi ya, pada kemana?" Ujar Syila bingung pada dirinya sendiri.

Setelah selesai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, Syila turun melewati tangga mencoba mencari makhluk penghuni rumah yang lain.

Ketika sampai di dapur, terlihat sosok wanita yang sedang sibuk dengan tugasnya tanpa sadar ada yang memperhatikannya dari belakang.

Seketika aku rindu mama.
Syila segera menepis pikiran itu dan perlahan mendekati wanita yang sibuk dengan dunianya itu.

"Tante lagi ngapain"

"Syi.. Syila?" Ujar Riska terkejut, sebuah keajaiban baginya ketika Syila menyapanya meski masih dengan sebutan Tante tapi Riska sangat senang mendengarnya.
"Syila udah pulang?, kapan kok tadi Mama ngga denger pas Syila masuk, apa mungkin Mama terlalu asyik di dapur kali ya" ujar Riska antusias.

"Barusan pulang" ujarnya kaku, mencoba mengalihkan kecanggungan Syila mencoba mengambil alat makan kotor yang belum sempat di cuci Riska tadi.

"Eh ngga usah, biar mama aja yang nyuci kamu belum makan kan makan dulu sana ntar sakit perutnya kalau telat makan" ujar Riska

Syila yang mendengar itu terharu, kembali merasakan rasanya di perhatikan oleh seorang ibu, jujur Syila sangat kangen dengan mamanya. Namun Syila akan coba mengiklaskannya dan mencoba menerima mama barunya yang selama ini dia acuhkan.

Syila menggerakkan mulutnya seolah terlihat mengatakan kata "maaf".
Riska yang melihat itu tersenyum seolah mengerti apa maksud Syila.

***

Tinggalkan jejak:v
Vote and Coment

Salam author

Mnktv_art

                      Padang, 21 Juni 2020

Minggu           

VERLETZT(hurt)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang