42.

24.2K 1.4K 82
                                    

Sudah dua hari berlalu sejak Abbey sadar, tak dipungkiri Arlington sangat senang meski hingga hari ini perempuan itu tidak mau berbicara dengan Arlington.

Perempuan itu hanya menggumam sebagai jawaban untuk Arlington. Ia tidak tau apa yang membuat Abbey mengacuhkannya tetapi melihat Abbey yang sudah pulih, itu sudah cukup.

"Hari ini kamu sudah diperbolehkan untuk pulang bukan?" tanya Arlington kepada Abbey yang sudah melepas infusnya. Perempuan itu hanya mengangguk kecil tanpa menatap kearah Arlington.

Arlington sedang membereskan barang-barang Abbey, ia langsung menghampiri Abbey ketika melihat perempuan itu akan turun dari ranjangnya, "Bagaimana keadaanmu hari ini? kamu baik-baik saja bukan?"

"Hm,"

"Kamu ingin berbicara dengan Keine?" Abbey kembali mengangguk. Seperti itulah cara Arlington dan Abbey berkomunikasi, perempuan itu benar-benar tidak memberinya kesempatan untuk mendengar suaranya.

"Tunggu disini, aku akan memanggil Keine." Arlington segera keluar dari kamar inap Abbey untuk memanggil Keine. Tak lama dokter dengan rambut pirang tersebut masuk.

"Kau tampak jauh lebih baik hari ini, suamimu benar-benar menjagamu. Dia tidur disini, mengawasimu 24 jam, kau beruntung." tutur Keine panjang lebar sembari meneliti beberapa lembaran kertas yang sedang ia pegang.

"Kau pulih lebih cepat, aku sedikit terkejut padahal dua hari yang lalu kau seperti mayat hidup," gumam Keine kecil, "Hari ini kau boleh pulang. Tolong jangan sampai aku mendengar kau tenggelam di dalam bathup lagi karena itu sangat menyusahkan."

Abbey tersenyum kecil, ia tidak bisa mengatakan banyak hal kepada Keine. "Suamimu hampir mati melihatmu terbujur kaku."

"Dia seperti itu? Aku kira dia tidak akan peduli jika aku mati. Mungkin dia akan menikah lagi."

Keine memutar bola matanya jengah, "Jangan coba-coba Abbey, dia seperti pria yang kehilangan akal. Dia bahkan hampir meremas kemejaku seperti ini." Keine memperagakan kembali bagaimana Arlington yang tampak marah dan seakan ingin menelannya.

"Jangan berikan aku levothyroxine lagi, ganti saja dengan obat lain."

"Kenapa? ada yang salah dengan levothyroxine, aku rasa kau tidak ada riwayat alergi dan juga hipotiroid mu sudah jauh membaik."

"Sepertinya tidak cocok padaku, aku tidak mendapatkan datang bulanku,"

"Itu hal yang wajar, seseorang yang mengalami hipotiroid memiliki kemungkinan untuk terlambat datang bulan. Sebaiknya kau banyak berolahraga, besok lusa aku akan mengambil sampel darahmu untuk melakukan tes darah."

Abbey hanya mengangguk kecil, ia mengerti dengan baik perkataan Keine. Setelah Keine selesai dengan tugasnya, pria itu langsung bergegas keluar. Bertepatan dengan itu Luigene masuk untuk membawa barang-barang Abbey tetapi perempuan itu justru menahannya disana.

Luigene tidak tau apa yang membuat Abbey menahannya, tapi keheningan yang tercipta disini membuat Luigene sedikit canggung. "Bagaimana jika aku membawa barang-barangmu keluar terlebih dahulu lalu kau bisa__"

"Aku tidak berusaha untuk bunuh diri, Lujin." potong Abbey dengan cepat hingga Luigene menatapnya.

Tampak Luigene tersenyum samar, "Sebaiknya kau istirahat, kita akan membicarakan itu setelah kau pulang, bagaimana?"

ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang