11

38 4 1
                                    

Jika air mata dirasa bisa sedikit menenangkan,  maka menangislah. Jika air mata dirasa bisa memberikan ketenangan maka menangislah. Menangis bukan berarti lemah, tapi dengan menangis kita bisa mencoba untuk kuat atas segala hal yang menimpa. Tuhan tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan hambanya,  jangan lupa dengan tuhan karna tuhan sutradara yang sesunggugnya. Kita hanya aktor yang mempunyai peran didalam suatu laga. Bahagialah,  dan jangan lupa bersyukur. Karna dengan bersyukur kita bisa merasakan bahagia yang sebenarnya :)
***

Hari sudah sangat larut, Senja sudah merasa tenang,  ntah sudah berapa jam ia menangis dalam diam dikamar mandi ini,
Saar Senja keluar,  ternyata sahabat-sahabatnya ini sudah terlelap.

Karna belum merasakan kantuk,  Senjapun turun kebawah ntuk melohat Bagas dan Bi Ori, 
Ya,  ternyata sudah selesai mereka bermain PS nya.
Saat melihat jam ternyata sudah pukul 24.24 menit,  menarik sekali.

Senja mendudukan dirinya di atas karpet yang ada di ruang keluarga sendirian,  hanya menatapi ponselnya berharap seseorang yang ia tunggu-tunggu akan menelponnya.

Satu kata yang ada dibenaknya 'Rindu'
Seseorang itu yang selalu ada untuk Senja yang paling sayang dengan Senja,  yang tidak akan membiarkan Senja sedih apalagi sendiri, tapi sekarang waktu sudah mengubah semuanya.

Senja harus bisa bertahan demi mereka, karna Senja tau semua ini pasti punya alasan dan tuhan tidak akan memberikan ujian diatas kemampuan hambanya,
Senja tersenyum miris sendiri.

Dan tanpa Senja duga,  ada seseorang yang memperhatikannya saat melamun dari awal duduk di ruang keluarga hingga Senja tersenyum miris hingga 2 sungai mengalir dipipinya.

Seseorang itu bingung harus bagaimana,  kemudian seseorang itu merekam kejadian tadi dari semua kegiatan Senja. Dan langsung dikirim ke seseorang yang ia anggap bisa mengurangi beban cewek kuat didepannya ini.

Saat Senja membuka mata,  ia dikejutkan dengan adanya makhluk yang tanpa dosa dengan cengiran khas nya,

"Eh, ada kak Bagas,  belum tidur kak?  Udah larut banged lho kak" Ucap Senja sembari menghapus air matanya yang jatuh tanpa di suruh.

"Gue tadi mau tidur,  eh liat lo jalan kek orang gila, mana makek pakean gitu lagi tengah malam gini" Ucap Bagas yang berusaha mencari alasan.

Senja langsung melihat pakaian yang ia gunakan yang dimaksudkan oleh Bagas,  Senja memakai daster putih dan rambut terurai, bisa dibilang seperti mba kunti tepatnya.

Senja tertawa melihat keadaannya sekarang,

"kok lo ketawa sih?  Demi apa jangan buat gue tambah takut,  lo Senja kan?" Tanya Bagas yang pura-pura takut.

"Aku?  Siapa?  Kamu siapa? " Senja kembali tertawa.
"Ya aku Senjalah kak,  siapa lagi,  ya kali mba kunti kak.  Di rumah ini tu orangnya baik-baik jadi mereka ga bakalan ganggu" lanjut Senja.

"Ya kali kan,  ngeri sih lo. Mereka? Emang ada?  Tau dari mana lo? " Tandas Bagas yang penasaran.

"aku punya sepupu anak indi kak,  ya paham kan maksud ku kak? " Ucap Senja menakut-nakuti.

Kali ini Bagas benar-benar dibuat takut,  bukan pura-pura lagi.

"Apasih lo Ja ngomong kek gitu,  eeh tapi kok lo manggil gue kakak sih?  Biasanya Gas, Bagas" Ucap Bagas terkekeh.

Senja untuk FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang